Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, tentang Unjuk Rasa di Iran
Unjuk rasa bukan hanya terjadi di jantung Kota Teheran, tetapi juga hampir di penjuru Iran. Mereka yang turun ke jalan kecewa dengan kondisi ekonomi yang terus memburuk dan maraknya korupsi di tubuh pemerintahan.
Pada Rabu (3/1), Amerika Serikat (AS) menggagas agar dilakukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB terkait hal ini. Namun, pemerintah Turki meneriakkan kecaman terhadap intervensi asing dalam penyelesaian ketegangan di Iran.
Lalu, bagaimana posisi Indonesia? Berikut petikan wawancara Koran Jakarta dengan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, pada Kamis (4/1).
Bagaimana tanggapan Anda terkait kondisi politik dan keamanan di Iran?
Yang kami ketahui sejauh ini, situasi di Iran sekarang mulai mereda. Kami ingin pemerintah Iran mengutamakan mekanisme dialog dalam penyelesaian konflik ini.
Ini kan awalnya aksi unjuk rasa damai, tetapi dengan cepat berubah menjadi ketegangan. Untungnya, situasi Iran sekarang yang kami ketahui sudah bisa dikendalikan.
Bagaimana nasib WNI yang ada di Iran menyusul gelombang unjuk rasa yang terjadi hampir di setiap kota?
Kedutaan Besar RI (KBRI) di Iran mencatat ada sektiar 320 WNI di sana dan mereka dalam kondisi aman. WNI yang ada di Iran di antaranya adalah mahasiswa, yang untungnya lokasi tempat tinggal mereka tidak di titik yang menjadi aksi-aksi protes.
KBRI sudah memberikan imbauan agar WNI jangan ikut terlibat dalam aksi protes ini. Sampai sekarang, belum ada WNI yang menjadi korban jiwa dalam unjuk rasa ini.
Ada beberapa negara yang secara terbuka mendukung aksi protes, ada pula yang memperingatkan agar jangan sampai ada intervensi asing. Bagaimana posisi Indonesia?
Ini bukan masalah berpihak atau tidak. Berunjuk rasa itu adalah hak semua warga negara untuk mengungkapkan aspirasi mereka.
Pemerintah Iran pun mengatakan unjuk rasa adalah hak masyarakat Iran asalkan dilakukan secara damai. Di Indonesia, masyarakat Indonesia berhak mengeluarkan aspirasinya secara damai melalui unjuk rasa. Ini pun berlaku sama di Iran.
Namun yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini, ada unsur-unsur yang mengakibatkan terjadinya kekerasan dan ini tidak kami dukung.
Apakah aksi protes ini murni soal kondisi ekonomi Iran?
Sampai sekarang kami belum mengetahui kenapa aksi-aksi kekerasan ini bisa sampai terjadi, sehingga kami juga belum bisa mengatakan apa dan siapa.
Kejadian ini masih baru dan secara prinsip, kami sejalan dengan yang telah dikatakan oleh pemerintah Iran bahwa rakyat bisa memberikan aspirasinya melalui unjuk rasa tersebut. suci sekarwati/AR-3