Seorang Bandar Ditembak Mati, Pengendali WN Malaysia
Tembak mati terhadap bandar yang melawan ternyata tidak membuat pengedar narkotika lain jera. Kemarin (3/2) Badan Narkotika Nasional (BNN) kembali mengungkap penyelundupan sabu seberat 13,5 kg dengan kapal nelayan KM Dzaki Pratama. Seorang bandar kembali ditembak mati akibat melakukan perlawanan.
Kepala BNN Komjen Budi Waseso menuturkan, awalnya ada laporan penyelundupan, karenanya petugas langsung mencari kapal tersebut. Setelah beberapa hari pencarian, kapal KM Dzaki Pratama ditemukan di perairan Teluk Jakarta. ”Petugas langsung melakukan penggeledahan dalam kapal berawak lima orang itu,” ujarnya.
Saat penggeledehan itulah diketahui terdapat dua kerdus sabu yang beratnya 13,5 kg yang diselundupkan dari Malaysia. Lima orang awak kapal itu lalu diamankan, yakni MA, ES, IS, S dan AP. ”Dari pemeriksaan kelimanya ternyata masih ada yang menunggu di pelabuhan ikan Muara Angke,” tuturnya.
Petugas langsung melakukan controlled delivery atau seakan-akan mengirim sabu itu sang penunggu. Ternyata orang yang menunggu itu percaya dan masuk dalam jebakan petugas. Sayangnya, penunggu yang belakangan diketahui bernama Alim, warga negara Malaysia itu berupaya melawan petugas. ”Melawan saat akan ditangkap, dia mencoba merampas senjata petugas,” ujarnya.
Akhirnya, petugas tidak ingin mengambil risiko dan memutuskan menembak pelaku. Buwas—panggilan akrab Budi Waseso—menjelaskan bahwa kematian pelaku ditangan petugas itu hanya karena melakukan perlawanan. ”Kami sudah peringatkan sejak dulu, tindakan tegas kalau melawan,” papar jenderal berbintang satu tersebut.
Berdasar pemeriksaan awal, ternyata sabu seberat 13,5 kg itu bukan milik Alim, pelaku yang tertembak mati. Namun, milik seorang warga negara Malaysia keturunan Tiongkok bernama Chin Yon Fah alias Achin alias Acai. ”Memang bandar satu ini sudah berulang kali,” ujarnya.
Sementara Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi menuturkan, Bea Cukai dan BNN bisa mengungkap penyeludupan tersebut setelah dilakukan monitoring pergerakan kapal di lapangan. ”Dari monitoring itu yang cocok adalah KM Dzaki Pratama dan dilakukan penindakan,” ungkapnya. (*)
LOGIN untuk mengomentari.