in

Katakan Dengan Emotikon

Nansiko I Taman Hati, S.Pd, M.Pd
(Kepala UPTD SMPN 1 Kecamatan Luak)

Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin canggih dewasa ini memberikan pengaruh yang luar biasa dalam kehidupan manusia.

Bagaimana tidak, dengan bantuan teknologi komunikasi tersebut manusia dapat berkomunikasi dan saling berinteraksi dengan orang yang berada di belahan dunia lainnya pada waktu bersamaan tanpa mengenal batas dan jarak.

Dunia terlihat seolah-olah hanya seluas jangkauan mata memandang dan jarak terasa sangat dekat. Salah satu bentuk komunikasi yang marak digunakan masyarakat adalah teknologi komunikasi berbasis internet.

Disebut komunikasi berbasis internet karena kita dapat melakukan komunikasi berkat berbantuan komputer dan internet. Komunikasi melalui komputer dan internet hadir dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah aplikasi chatting.

Kata chatting, jika diartikan akan memiliki makna percakapan. Namun bentuk percakapan yang dilakukan melalui media internet bukanlah percakapan yang dilakukan secara tatap muka atau pun melalui suara, melainkan melalui teks atau tulisan.

Aplikasi chatting sangat mudah dan efektif dilakukan ketimbang bercakap melalui suara. Kelebihan yang dimiliki chatting ini, membuat masyarakat semakin menggemarinya. Semakin berkembangnya kreativitas pengguna aplikasi chatting, memunculkan sebuah fenomena emotikon.

Dalam ensiklopedia bebas Wikipedia, emotikon atau emosikon diartikan sebagai sebuah simbol atau kombinasi dari simbol-simbol yang biasanya digunakan untuk menggambarkan ekspresi wajah manusia yang mengandung emosi atau perasaan dalam bentuk pesan atau tulisan.

Bentuk emotikon pun sangat beragam, mulai dari simbol senyum, marah, senang, melamun, menangis, sedih, dan lain-lain. Emotikon hadir akibat ketidakmampuan pesan tulis untuk menggambarkan ekspresi wajah, ungkapan suasana hati dan gerak tubuh penyampai pesan.

Dengan demikian, emotikon mampu mengatasi permasalahan komunikasi secara daring dengan memberikan gambaran kepada penerima pesan berupa gambar atau simbol ekspresi wajah.

Kemunculan emotikon menggambarkan adanya perubahan dalam pengiriman pesan yang sebelumnya berupa teks berubah menjadi gambar atau simbol. Fenomena emotikon memang memberikan warna baru dalam percakapan secara tulisan.

Dengan menggunakan emotikon, percakapan yang mulanya datar karena pengirim pesan tidak memberikan gambaran ekspresi wajah, kini menjadi lebih hidup.

Emotikon dapat mengungkapkan perasaan penulis pesan tanpa harus menjabarkannya dengan kalimat yang panjang lebar untuk mengungkapkan suasana hati kepada orang yang akan diberi pesan. Di satu sisi, penggunaan emotikon dalam komunikasi tulis memang memberikan kemudahan dalam penggunaannya.

Emotikon mampu menyampaikan pesan hanya dengan sebuah simbol gambar. Penggunaan emotikon dalam komunikasi tulis sebenarnya sah-sah saja, sepanjang terjalinnya komunikasi antara pengirim pesan dengan pembaca pesan serta dilakukan pada situasi yang sesuai.

Di sisi lain penggunaan emotikon secara berlebihan dalam komunikasi dapat memberikan dampak yang tidak baik terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Bayangkan saja, untuk mengungkapkan ide pikiran dan perasaan kita tidak mesti harus menulis kalimat yang panjang.

Cukup dengan memberikan sebuah simbol tertentu, ungkapan ide pikiran yang akan disampaikan terwakili sudah. Penggunaan emotikon yang berlebihan dengan pembauran dalam tulisan tentu akan merusak kaidah dan tatanan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Selain itu, tidak semua orang akan mudah memahami dan mengerti pesan yang kita sampaikan jika penggunaan bahasa tulis bercampur aduk dengan penggunaan emotikon. Hal-hal seperti ini akan menimbulkan makna ambiguitas.

Pengaruh yang tak kalah lebih berartinya dalam penggunaan emotikon secara berlebihan adalah memarginalkan kemampuan tulis-menulis. Tanpa kita sadari, kebiasaan menggunakan emotikon secara berlebihan dalam komunikasi tulisan akan melunturkan kemampuan menulis.

Kemampuan menyusun huruf, kata dan frase menjadi kalimat akan semakin hilang serta kemampuan menuangkan ide pikiran dalam bentuk bahasa yang baku, baik dan benar akan semakin menurun. Situasi seperti ini bisa saja terjadi karena sudah terbiasa mengungkapkan pemikiran-pemikiran melalui simbol.

Fenomena emotikon memang menjadi sebuah dilema dalam perkembangan bahasa Indonesia. Kita sebagai pengguna bahasa, sejatinya harus menyikapi dengan bijak fenomena emotikon dalam komunikasi tulis.

Jangan sampai kebiasaan kita dalam berkomunikasi malah merusak perkembangan bahasa kita sendiri dengan adanya penggunaan emotikon yang tidak pada tempatnya. (***)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Direktur Paten Kemenkum dan HAM Dorong Semen Padang Daftarkan Inovasinya

Tak Jera-Jera Edar Sabu, Residivis Diciduk