Penembak pesawat Pilatus Porter PK-BVC membawa logistik pilkada bakal segera tertangkap. Pasalnya, Polri telah mengidentifikasi kemungkinan kelompok yang menjadi pelaku penembakan. Keamanan bandara dan sekitarnya perlu ditingkatkan untuk menghindari penembakan ke pesawat terulang.
Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menuturkan, sebenarnya sudah diidentifikasi siapa kelompok yang melakukan penembakan tersebut. Namun, masih perlu untuk dilakukan pendalaman. “Perlu dicek kembali,” tuturnya.
Saat ini kelompok bersenjata di Papua itu memiliki banyak faksi. Belum bisa disebut kelompok yang mana. “Yang pasti kelompok tertentu ya,” paparnya ditemui di komplek Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Apa motif pelaku penembakan? Setyo menjelaskan, untuk sementara penembakan diduga karena kelompok bersenjata di Papua ingin melakukan aksi yang ujung-ujungnya ingin mendapatkan senjata petugas. “Brimob kan membawa senjata lengkap semua, sudah berulang kali modus petugas diserang lalu senjatanya coba untuk dirampas,” tuturnya.
Dari hasil analisa terhadap bekas tembakan pada bodi pesawat, diketahui penembak menggunakan senjata laras panjang. “Dari dua lubang tembakan jelas sekali,” papar mantan Wakabaintelkam tersebut.
Berdasar analisa petugas, diketahui kemungkinan penembakan terjadi saat pesawat akan melakukan take off. Artinya, ketinggian terbang pesawat masih rendah, belum pada ketinggian jelajah. “Maka dapat dipastikan penembakan dilakukan dari sekitar bandara,” jelasnya
Dia mengatakan, kemungkinan besar penembakan dilakukan di ujung runway atau landas pacu yang berada di luar bandara. Walau begitu, pengamanan bandara dan sekitarnya telah dilakukan. “Namun, dengan kejadian ini tentu perlu pengamanan lebih,” terangnya.
Untuk itu akan dilakukan evaluasi terhadap keamanan bandara dan sekitarnya. Terutama sepanjang runway yang pesawat menjadi terjangkau jarak tembak senjata laras panjang saat take off dan landing. “Dalam posisi itulah kelemahannya muncul,” paparnya.
Dia mengatakan, tidak hanya bandara di Distrik Lumo dan bandara Mulia yang akan dievaluasi keamanannya. Namun, semua bandara di setiap distrik yang ada. “Kan di sana banyak bandara kecil karena sulit dijangkau kendaraan darat,” ungkapnya.
Setelah kejadian tersebut, evaluasi keamanan bandara ini akan ditargetkan mencegah kejadian yang sama terulang. Sehingga, setiap penerbangan di Papua menjadi aman. “Jangan sampai terjadi lagi,” paparnya.
Sebelumnya, pesawat milik Susiair tersebut terbang dari Bandara Mulia ke Distrik Lumo pukul 08.50. pukul 09.20 pesawat tersebut kembali ke Bandara Mulia.
Saat akan mendarat itu pilot baru menyadari ada kejanggalan di roda kanana pesawat. Akhirnya, pendaratan dilakukan dengan kondisi mesin pesawat dimatikan. Setelah mendarat diketahui adanya dua bekas tembakan pada roda pesawat dan bodi bagian kanan. (*)
LOGIN untuk mengomentari.