in

Kebersamaan dan Toleransi Tumbuh di Tabanan Bali

Keberagaman di Ponpes Bina Insani ini bukan merupakan suatu penghalang, justru dianggap sebagai sebuah keindahan.

TABANAN. – Delegasi Forum Demokrasi Bali IX atau Bali Democracy Forum IX dengan antusias mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Bina Insani, di Tabanan, Bali. Pemerintah Indonesia sengaja membawa delegasi BDF ini ke Ponpes Bina Insani untuk melihat secara langsung bagaimana kebersamaan dan toleransi itu berjalan di masyarakat yang majemuk.

“Kita memang sengaja mengambil program ini untuk memperlihatkan di lapangan pada level masyarakat, bagaimana kebersamaan toleransi itu berjalan. Seperti yang saya sampaikan kemarin, di tengah-tengah masyarakat Hindu Tabanan ada satu pondok pesantren yang hidup dengan nyaman dan bisa berinteraksi tanpa gangguan apapun dengan masyarakat sekitar yang mayoritasnya non- Muslim,” ucap Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi di Tabanan, Bali, Jumat (9/12)

. Tidak hanya tempat berdirinya, keunikan lain dari Ponpes ini adalah deretan staf pengajar. Sekitar separuh dari guru di Ponpes Bina Insani ini beragama Hindu.

“Jadi ini betulbetul satu contoh bagaimana perbedaan bisa diselebrasi. Ini merupakan modal untuk membangun,” tutur Menlu Retno. Sesuai dengan namanya, Ponpes Bina Insani fokus membina insan-insan muda untuk menjadi manusia berintegritas. Keberagaman di ponpes ini bukan merupakan suatu penghalang, justru dianggap sebagai sebuah keindahan.

Terdapat 341 santri dan santriwati di Ponpes Bina Insani ini, dengan 16 staf pengajar yang separuhynya beragama Hindu dan separuhnya lagi Islam. “Peserta BDF antusias, bagaimana mungkin sebuah pondok pesantren bisa hidup dengan baik di tengah masyarakat Hindu,” kata Menlu Retno.

Diplomat kelahiran Jawa Tengah itu tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bupati Ni Putu Eka Wiryastuti dan pada seluruh pihak ponpes yang membantu kelancaran jalannya acara.

Para delegasi mancanegara yang menghadiri BDF ini juga memberikan apresiasi tinggi tatkala menyaksikan pertunjukan seni tari dan salawat yang dilantunkan para santri.

Antusiasme berlanjut saat dipertemukan dengan Ketua Yayasan Bina Insani, Haji Ketut Imaduddin Jamal. Mereka mengajukan sejumlah pertanyaan untuk memenuhi rasa penasaran tentang kerukunan beragama yang bisa tercipta di Tanah Air.

Salah satu yang paling antusias adalah Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama Mohammed al Shuibi.

Saking puasnya, Osama memutuskan menyumbang uang senilai 50 ribu dollar AS untuk ponpes tersebut. Bagi Ketut Imaduddin Jamal, pluralisme yang ada di Ponpes Bina Insani ini adalah sebuah rahmat yang datangnya dari Allah SWT.

Ditutup Wamenlu

Sementara itu, pelaksanaan Bali Democracy Forum ini ditutup secara resmi oleh Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Abdurrahman Mohammad Fachir, di Nusa Dua, Bali, Jumat. Forum ini berlangsung selama dua hari, 8-9 Desember 2016.

Forum yang mengusung tema “Religion, Democracy and Pluralism” itu berhasil menghasilkan tiga kesimpulan. “Pertama, pemerintah dan pemimpin berperan besar dan bersinergi dalam mempromosikan demokrasi, menampilkan toleransi, dan penghormatan keberagaman,” ujar Fachir Kedua, lanjutnya, memelihara dan menyuburkan demokrasi, toleransi, serta tata kelola pemerintahan yang baik perlu melalui pendidikan, terutama pemanfaatan sosial media.

“Ketiga, terus melakukan berbagai upaya berbagi mengenai isu-isu yang dibahas melalui forum internasional,” ujar diplomat karir Kementerian Luar Negeri tersebut. Fachir mengatakan semua pihak meyakini dan memiliki kontribusi untuk memajukan demokrasi untuk menampilkan toleransi moderasi termasuk menghormati keberagaman.

“Masing-masing punya pengalaman dalam menjalankan kegiatan nasional sendiri,” ujarnya. BDF Ke-9 ini dihadiri oleh 95 negara dan enam organisasi internasional, serta sejumlah tokoh internasional, seperti Kofi Annan (Sesjen PBB 1997- 2006), Surin Pitsuwan (Sesjen ASEAN 2008-2012) dan Ouided Bouchamaoui (Pemenang Nobel Perdamaian 2015 dari Tunisia) yang sekaligus menjadi pembicara utama dalam forum itu.

Sesjen Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) Ban Ki-moon dan Presiden Sidang Majelis Umum PBB ke-71 Peter Thomson menyampaikan pesan melalui video konferensi. BDF tahun ini juga menyelenggarakan dua diskusi panel, masing-masing bertema.

“Promoting Democracy and Religious Religious Harmony in Responding to the Challengers of Pluralism” dan “Sharing Best Practices and Key Lessons in Fostering Religious Harmony and Countering Violent Extremism and Discriminatiom through Democratic Responses”.  Ant/P-4

What do you think?

Written by virgo

Presiden Teken PP tentang Ormas

Belum Bebas Teror