Kiprah Anak Tanjungpinang di Dunia Penerbangan
Bukti nyata dari kalimat ”dunia dalam genggaman” ternyata tidak hanya berlaku dalam penjelajahan virtual saja. Hal itu dibuktikan lewat kehidupan sebenarnya, seperti yang dilakukan anak Tanjungpinang yang sukses menjadi pilot drone.
Tanjungpinang – Namanya cukup diperhitungkan dalam dunia foto dan film. Tidak hanya itu saja, anak yang darahnya masih setampuk Tanjungpinang dan umur baru setahun jagung ini juga disegani di dunia penerbangan. Bukan pesawat atau helikopter, apalagi jet tempur. Dia hanya seorang pilot drone yang masih amatir, namun sudah memahat prestasi di bumi pertiwi, dalam waktu singkat.
Lelaki berkacamata ini sepintas sama dengan remaja umumnya. Gaya-gaya kekinian seperti trend kewajiban yang mesti dibuntuti. Jangan salah, dia ternyata punya cara tersendiri, dalam bersaing di ajang prestasi maupun profesi. Adalah Walgy Efriyan, alumnus SMA Negeri 1 Tanjungpinang tahun ajaran 2005-2008 ini merupakan alumnus Universitas Telkom Jurusan Ilmu Komunikasi konsentrasi Broadcasting. Tapi bukan itu yang membuatnya tenar. Justru memulai karir dari alat dengan diameter 40 x 40 centimeter itulah yang melejitkan nama-nya hingga ke langit.
Sejenak mari menyibak tentang drone, yang menurut masyarakat umum masih terdengar asing. Dalam wikipedia, drone merupakan pesawat pengintai tak ber-awak yang dijalankan dengan pusat kendali di suatu tempat dengan menggunakan komputer atau papan pengendali. Selain dapat dikendalikan, drone juga dapat di-setting sehingga dapat terbang secara otomatis.
Ya… lelaki yang tinggal di Jalan Penyengat 2 Nomor 1 Perumnas Seijang ini merupakan pilot pesawat tanpa awak. Jika umumnya pilot pesawat harus memiliki kriteria khusus dan dengan biaya pendidikan yang tidak murah. Namun, akan berbeda bagi pilot pesawat tanpa awak yang tidak perlu tinggi badan dengan ukuran sekian, atau lulus sertifikasi ini atau pun itu.
Menjadi pilot tanpa awak hanya memerlukan ketekunan dan keahlian standar. Hanya saja style khususlah yang menjadi nilai pembeda kualitas seorang pilot drone dalam kancah penerbangan.
”Bang, tau tak kenapa aku memilih drone? Karena bagi aku bisa memberikan persfektif baru dalam melihat, khususnya di dunia fotografi,” kata dia mengawali percakapan sambil tangannya membenarkan posisi kacamata yang setia menemani.
”Selama ini kita kalau mau melihat objek dari atas cuma bisa pakai pesawat, atau berdiri dari gedung yang tinggi, dan itu terbatas untuk angle fotonya. Sementara kalau kita pake drone, kita bisa melihat apa saja dari atas dengan dekat. Baik itu vertikal tegak lurus ke bawah atau horizontal secara luas seperti pandangan seekor burung, itulah kenapa aku jatuh cinta dengan drone,” jelasnya memberikan alasan.
Setelah beberapa waktu saling mengenal, Walgi memutuskan untuk fokus di drone sejak pertengahan tahun 2015. Waktu yang sangat singkat untuk membuktikan. Hanya dalam setahun, dia sudah bisa keliling melihat kota-kota di Indonesia sampai ke ujung bagian timur Indonesia – Merauke dengan gratis dan dibayar pula. Bukankah hal yang paling enak itu adalah hobi yang dibayar?
Prestasi kekinian anak Tanjungpinang ini adalah mendapatkan penghargaan cipta adilulung dari BNPB pusat.
Eits…tunggu dulu, tentu tidak semudah itu Walgy mendaki pucuk-pucuk prestasi dalam kehidupan. Aral melintang dan onak duri juga berkali-kali datang mengunjungi.
”Dukanya itu ya pas drone-nya kecelakaan, nabrak tembok atau nyemplung ke air. Biaya perbaikannya mahal bang, aku perlu nabung beberapa bulan untuk biaya service-nya,” tuturnya berkisah sembari kepalanya yang dibungkus topi hijau dongker itu menerawang kenangan.
Dari pengamatan Walgy, dia mengajak kaum muda untuk terjun di dunia drone sebab baginya, masa depan drone untuk di Indonesia apalagi di Kepri sangat menjanjikan.
Selain perkembangannya untuk wisata, ternyata teknologi drone bisa digunakan juga buat pembangunan dan pemetaan wilayah.
”Di Indonesia sendiri sudah banyak pemetaan wilayah menggunakan drone, hal ini sangat efisien sekali. Biaya lebih murah tentunya dibandingkan waktu belum adanya drone,” ujarnya.
Ternyata, di balik tubuh kecil-nya, Walgy sudah banyak menggendong perusahaan raksasa lewat kemahiran dia menunggangi drone, misalnya PT. Telkom Indonesia, PT. KAI, PT. Medco Power, PT. KSB Indonesia, Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandung, dan beberapa rumah produksi di Bandung. Semua mengaku puas dengan hasil mata lensa yang bergelayut di tubuh drone Walgy.
Sanggupkah anak muda Tanjungpinang menjiplak perjananan Walgy untuk menjadi pilot pesawat tak berawak, atau prestasi apa yang bisa disandingkan dengan hasil jerih payah pilot muda satu ini? Tepuk dada dan tanyalah selera. (Yoan S Nugraha)