Untuk mengatasinya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) langsung menyusun langkah antisipasinya.
Untuk mengetahui lebih jauh terkait penanganan yang akan dilakukan untuk mengatasi kemacetan tersebut, berikut perbincangan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dengan Koran Jakarta, Senin (23/12), di Jakarta.
Tanggapan Anda terkait kemacetan kemarin?
Menurut saya, rasa penasaran masyarakat membuat banyak yang akhirnya mencoba Tol Layang Japek II. Rasa penasaran masyarakat inilah yang kemudian membuat volume kendaraan yang melintas di Tol Layang Japek meningkat. Dalam kondisi normal, jumlah kendaraan melintas mencapai 75 kendaraan/menit, sedangkan untuk kondisi padat dapat mencapai 100 kendaraan/menit.
Kalau ada yang mengatakan upaya pemerintah gagal bagaimana?
Seperti yang saya katakan, kemacetan di Tol Layang Japek II kemarin disebabkan oleh euforia dari pengguna karena ingin menjajal tol baru. Sehingga proyek tol yang baru dibuka untuk mengatasi kemacetan tersebut tidak bisa dibilang gagal. Kayak contoh saya jual martabak, martabaknya enak, saya promosiin terus pada dateng. Baru satu jam habis, masa dibilang gagal? Kan enggak.
Selain meningkatkan volume kendaraan ada penyebab lain?
Dari laporan yang saya terima, ada penyempitan lajur dari enam lajur menjadi empat lajur. Selain itu, 500 meter sebelum pintu tol layang banyak bus dan truk yang mengambil di lajur 1 sehingga menghambat kendaraan golongan 1 yang akan masuk ke tol layang. Selain itu, di Km 50 ada rest area kecil kapasitas terbatas dan masyarakat banyak yang ingin masuk rest area sehingga terjadi perlambatan di bahu jalan.
Lalu, antisipasi yang dilakukan?
Untuk mencegah kemacetan di Tol Layang Japek, ke depan akan dibatasi kendaraan yang lewat tol tersebut, sehingga tidak terjadi penumpukan kendaraan di atas. Dan pihaknya juga akan melakukan evaluasi dalam waktu dekat ini, dan diharapkan tiga bulan ke depan kekurangan yang terjadi saat ini dapat dibenahi.
Imbauan kepada pengguna jalan?
Kami mengimbau masyarakat untuk tidak memaksa untuk melaluinya. Kami juga minta bagi para pengguna jalan memastikan kondisi kendaraannya dalam keadaan prima dan bensin masih mencukupi. Kami telah berkoordinasi dengan Jasa Marga selaku operator untuk melakukan patroli di tol layang mengenai persediaan BBM darurat bagi masyarakat yang kehabisan bensin saat berada di atas jalan tol layang.
Lalu, untuk pengelola jalan tol apakah diminta membuat langkah perbaikan?
Tentu, kemarin saat mendapatkan laporan kemacetan, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Bapak Budi Setiyadi, langsung meninjau ke lokasi dan merumuskan langkah-langkah antisipasi serta upaya perbaikan.
Apa saja?
Kami mengusulkan beberapa hal yang perlu diperbaiki yakni posisi Rambu Pendahulu Petunjuk Jurusan (RPPJ) agar diatur supaya lebih jelas terbaca oleh pengemudi dan agar disediakan juga RPPJ yang disertai lampu penerangan jalan agar terbaca dengan jelas di malam hari. Lalu, marka lama agar dihapus supaya tidak tumpang tindih dengan marka baru di area menuju akses masuk jalan tol layang di Km 10. muhammad Zaki Alatas/AR-3