Rabu, 15 November 2017 13:43 WIB
* Pelaku Malah Sempat Melempar Korban ke Sungai
SIGLI – Polisi terus mendalami kasus kematian lelaki renta Nurdin Amin (72) yang dibal bal tetangganya Muhammad Risyad (44), di Gampong Dayah Keumala, Kecamatan Keumala, Pidie.
Pengakuan tersangka Risyad terhitung mengejutkan, tindakan brutalnya yang berujung kematian Nurdin Amin, hanya gara gara saling ejek dua tahun silam. Artinya, saling ejeknya dua tahun lalu, baru minggu ini Kek Nurdin dibal bal hingga meninggal.
Bahkan dalam pengakuannya, Muhammad Risyad pernah melemparkan pria tua yang juga lawan tak sepadannya itu ke aliran sungai, juga gara gara saling ejek tersebut.
Kapolres Pidie, AKBP Andy Nugraha Setiawab SIK, melalui Kapolsek Keumala, Iptu Kasriono, mengakui tentang pengakuan tersangka Muhammad Risyad tersebut.
Seperti diberitakan, Risyad menganiaya kakek Nurdin di ruas jalan nasional di Gampong Rheng, Kecamatan Keumala, Sabtu (11/11) sekitar pukul 08.30 WIB. Penganiayaan itu berujung meninggalnya kakek Nurdin saat dalam perawatan medis di Rumah Sakit Umum (RSU) Tgk Syik Di Tiro Sigli.
Penganiayaan dilakukan Muhammad Risyad diawali oleh korban yang naik sepmor V-Ixxion menyerempet sepeda yang dikendarai Kek Nurdin, yang saat itu melintas di jalan nasional. Akibat serempetan sepmor, kakek Nurdin terjatuh dari sepeda.
Tersangka turun dari sepmor mengambil kayu broti dan balik menghajar korban secara berulang kali, hingga pria renta itu tergeletak tidak berdaya di tanah. “Aksi saling mengejek antara tersangka dengan korban terjadi sekitar dua tahun lalu. Bahkan, kala itu tersangka sudah pernah melempar korban ke kali saat terjadinya keributan di sawah,” kata Kapolsek Keumala, Iptu Kasriono yang dihubungi Prohaba, Senin (13/11).
Disebutkan, kasus ejek mengejek itu sudah pernah diselesaikan keuchik gampong, sehingga antara kakek Nurdin dengan Muhammad Rasyid dianggap telah selesai. Karena antara korban dan tersangka sama-sama minta maaf. “Keuchik telah mendamaikan keduanya, tapi keuchik tidak memantau lagi hubungan tersangka dengan korban. Ejek mengejek berpotensi terjadi karena letak rumah korban dengan tersangka saling berhadapan yang dipisahkan oleh lorong,” ujarnya.
Menurutnya, Muhammad Irsyad yang telah bekeluarga yang kini memiliki satu anak merupakan sosok lelaki pendiam. Pendidikannya hanya tamatan Sekolah Dasar (SD). “Kita masih mendalami motif sebenarnya dibalik penganiayaan itu dengan memeriksa saksi untuk menguatkan bukti kasus itu. Untuk sementara motif yang berhasil kita kuak hanya dendam lama, yakni keduanya saling mengejek,” pungkasnya.(naz)