Secara year to date (ytd) nilai net buy investor asing telah masuk ke pasar SUN sebesar 48,6 triliun rupiah.
JAKARTA – Porsi kepemilikan asing di dalam Surat Utang Negara (SUN) masih cukup besar mengalami peningkatan. Meski investor asing sempat keluar sebesar 1,06 triliun rupiah dari pasar SUN pada 24 Maret 2017, namun hal tersebut bersifat sementara disebabkan aksi ambil untung (profit taking) semata.
Analis BNI Securities, Ariawan, mengatakan kepemilikan asing di dalam SUN tidak akan lagi terjadi penurunan. Apalagi minat investor asing khususnya ke pasar domestik masih cukup tinggi yang disebabkan oleh tekanan dari kondisi eksternal sehingga muncul optimisme terhadap kondisi perekonomian. “Paling tidak sampai akhir Maret ini masih akan ada net buy oleh investor asing,” katanya saat dihubungi, Rabu (29/3).
Menurutnya, pengurangan kepemilikan asing sebesar 1,06 triliun rupiah di dalam SUN yang terjadi pada 24 Maret 2017 terbilang masih relatif kecil, sebab pada 23 Maret 2017 saja kepemilikan asing sebesar 49,7 triliun rupiah dan turun menjadi 48,6 triliun rupiah. “Kepemilikan asing turunnya sedikit karena take profit dari investor,” ungkapnya. Ariawan mengungkapkan, selain itu, optimisme juga datang dari potensi kenaikan Fed Fund Rate (FFR) oleh Federal Reserve yang tidak terlalu agresif kenaikannya.
“Otomatis hal ini akan mendorong investor asing lebih berani masuk ke pasar emerging market termasuk Indonesia,” terangnya. Secara year to date (ytd) nilai net buy investor asing telah masuk ke pasar SUN sebesar 48,6 triliun rupiah. Angka tersebut jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu net buy asing telah masuk 47,6 triliun rupiah.
“Dari situ terlihat investor asing yang masuk tahun ini lebih banyak daripada periode sama tahun lalu,” kata Ariawan. Padahal, tahun ini saja ekspektasi kenaikan FFR lebih besar ketimbang tahun lalu. Artinya, investor asing masih memandang pasar SUN prospektif untuk berinvestasi. “Jadi, saya pikir keluarnya asing dari pasar SUN pada Jumat lalu hanya bersifat temporer (sementara).
Kalau dilihat peluang asing untuk masuk masih cukup besar,” jelasnya. Bahkan, profit taking pada Jumat lalu lebih disebabkan sentimen global. Akan tetapi, kalau dilihat pada pekan ini tekanan dari sentimen tersebut sudah mereda dan orang lebih fokus pada tanda-tanda perekonomian sehingga investor asing akan masuk lagi.
Apalagi pada saat lelang SUN yang berlangsung Senin (27/3), investor asing juga banyak yang masuk sehingga peningkatan kepemilikan asing pun masih terbuka. Adapun total kepemilikan asing per 24 Maret 2017 sebesar 714,43 triliun rupiah.
Bergerak Terbatas
Sementara itu, analis MNC Securities, I Made Adi Saputra, memperkirakan harga SUN masih akan cenderung bergerak terbatas dengan adanya peluang untuk mengalami kenaikan didukung oleh hasil positif dari pelaksanaan lelang pada hari Senin pekan ini. “Hanya saja, kenaikan harga akan semakin terbatas di tengah investor asing yang mulai terlihat melakukan penjualan SUN,” ujarnya.
Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) yang dapat diperdagangkan per 24 Maret 2017, investor asing mencatatkan penurunan kepemilikan di SBN senilai 1,06 triliun rupiah, dibandingkan dengan posisi pada 23 Maret 2017. “Dengan adanya pengurangan kepemilikan oleh investor asing tersebut, kami perkirakan akan berdampak terhadap pergerakan harga SUN di pasar sekunder,” jelasnya. Menurut Made, secara teknikal harga SUN masih bergerak pada tren kenaikan.
Hanya saja kenaikan harga secara teknikal akan dibatasi oleh faktor pergerakan harga yang juga masih berada pada area jenuh beli (overbought). Dengan kondisi tersebut, investor disarankan untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN di pasar sekunder.
yni/AR-2