Kepolisian Indonesia mencatat angka kecelakaan mudik tahun ini mencapai lebih 1500 kejadian. Jumlah itu turun 14 persen dibanding tahun lalu. Sayangnya penurunan jumlah korban meninggal hanya 1 persen. Angkanya masih lebih dari 290 jiwa. Penurunan tertinggi terjadi pada korban luka berat yang mencapai 26 persen atau lebih 350 orang.
Dalam evaluasi Operasi Ramadniya 2017 kepolisian juga mencatat Jawa Timur dengan jumlah kecelakaan tertinggi selama masa mudik. Setelah itu menyusul Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan. Kata polisi, sebagian kecelakaan itu terjadi lantaran pengemudi tak menjaga jarak antarkendaraan. Alhasil belasan nyawa melayang seperti yang terjadi di Jatim.
Lepas dari masih rendahnya penurunan, upaya aparatur untuk menyiapkan hajat massal mudik patut diapresiasi. Ini semua berkat persiapan yang baik dari jauh hari oleh petugas di pusat maupun daerah. Pengorbanan para petugas lapangan yang tak dapat berkumpul dengan keluarga demi kelancaran mudik, sepatutnya diganjar penghargaan. Berkat merekalah mudik tahun ini relatif lancar dan angka kecelakaan turun.
Beberapa hari ini arus balik mulai berlangsung. Capaian positif pada arus mudik itu sepatutnya dipertahankan, termasuk menurunkan angka kecelakaan. Untuk itu kampanye keselamatan berlalulintas mesti ditingkatkan. Demi memastikan kecelakaan dan korban terus turun. Supaya pemudik bisa kembali ke tempat semula dalam keadaan sehat seperti kala berangkat ke kampung halaman.