Pemerintah Spanyol melunak. Kemarin (16/10) pukul 10.00 waktu setempat seharusnya jadi deadline bagi pemimpin Catalunya Carles Puigdemont untuk memberikan jawaban dari pertanyaan Perdana Menteri (PM) Spanyol Mariano Rajoy. Yaitu, apakah dia mendeklarasikan kemerdekaan atau tidak. Jawabannya cukup satu kata, ya atau tidak. Namun, Puigdemont tak menjawab. Dia malah minta negosiasi.
Wakil Perdana Menteri Spanyol Soraya Saenz de Santamaria mengungkapkan bahwa pihaknya sangat kecewa dengan sikap Puigdemont. Meski begitu, mereka masih memberikan kesempatan kedua dengan memundurkan deadline menjadi Kamis (19/10). “Puigdemont masih memiliki kesempatan untuk mulai memperbaiki situasi saat ini. Dia harus menjawab ya atau tidak atas deklarasi kemerdekaan (Catalunya),” tegas Saenz de Santamaria kemarin.
Jawaban yang harus diberikan Puigdemont memang semudah itu, ya atau tidak, tapi efeknya luar biasa. Jika menjawab ya, syarat untuk mengaktifkan pasal 155 undang-undang 1978 sudah terpenuhi. Dalam pasal itu, pemerintah Spanyol bisa langsung mengambil alih kekuasaan wilayah otonomi khusus jika mereka melanggar aturan hukum. Termasuk di antaranya Catalunya. Saat ini, Spanyol punya 17 wilayah otonomi khusus.
Jika pasal itu diberlakukan, pemerintahan di wilayah Catalunya akan dibubarkan dan Madrid akan membentuk pemerintahan yang baru. Semua diambil alih Spanyol sebelum penyelenggaraan pemilu percepatan untuk memilih pemimpin Catalunya yang baru. Saenz de Santamaria menegaskan, keputusan pemerintah Spanyol untuk mengatasi krisis di Catalunya sudah didukung penuh oleh parlemen. Tak ada tawaran negosiasi dari Spanyol.
Jika menjawab tidak, Catalunya harus kembali seperti semua. Yaitu, tetap menjadi wilayah otonomi khusus di bawah bendera Spanyol. Jika itu terjadi, Puigdemont sama saja dengan mengkhianati amanat rakyat Catalunya yang dituangkan lewat referendum 1 Oktober lalu. Puigdemont sendiri yang menyatakan bahwa 90 persen rakyat mendukung Catalunya merdeka. Saat itu dia yang begitu menggebu-gebu untuk mendeklarasikan kemerdekaan meski pengadilan menyatakan, jika referendum, hasilnya adalah ilegal.
Pascareferendum, nyali Puigdemont sepertinya memang mengecil. Itu tak lepas dari tekanan berbagai pihak. Baik lawan politik maupun para pendukungnya. Politikus 54 tahun itu tak pernah benar-benar mendeklarasikan secara lantang bahwa Catalunya merdeka. “Selama dua bulan ke depan, tujuan utama kami adalah dialog tersebut,” tulis Puigdemont dalam suratnya yang dikirim dua jam sebelum deadline kemarin.
Dia menambahkan bahwa dialog itu bisa menjadi jalan untuk menemukan solusi yang disepakati semua pihak. Institusi Spanyol, Catalunya, dan internasional bisa ikut bergabung untuk mencari kesepakatan bersama itu. “Jangan biarkan situasi kian memburuk. Dengan iktikad baik, mengetahui masalahnya dan menghadapinya, saya yakin kita akan menemukan jalan untuk mencapai solusi,” terang Puigdemont. (*)
LOGIN untuk mengomentari.