in

Kisah Para Pendaki yang Terjebak di Gunung Marapi

Erupsi Ketiga, Terlihat seperti Sambaran Petir 

Niat hati yang semula ingin berfoto-foto di puncak Marapi, tiba-tiba berubah menjadi kepanikan saat erupsi terjadi pada kawah Marapi, Minggu (4/6) pagi sekitar pukul 09.45.

Ke-16 pendaki saat itu berada di puncak, kalang kabut berhamburan menyelamatkan diri dari erupasi. Dari 16 orang tersebut, satu orang hingga kemarin (5/6) sore masih belum ditemukan.

Aktivitas di Posko Pendakian Marapi Jalur Kotobaru, dua hari terakhir terlihat berbeda. Tepatnya, pascaerupsi di Puncak Gunung Marapi terjadi. Rocky, 20, karyawan swasta yang berasal dari Rumbai Pesisir Kota Pekan Baru yang ditemui di halaman mushala Posko Pendakian Marapi kemarin menceritakan, awalnya, dia bersama 15 temannya yang lain berniat mengisi liburan dengan mendaki Gunung Marapi.

Meski tak seorangpun dari ke-16 orang tersebut berpengalaman mendaki Gunung Marapi, namun mereka bertekad tetap melakukan pendakian. Kesepakatan itu disepakatinya, bersama Roby, 23, warga Rumbai Pesisir Kota Pekan Baru, Tander, 24, warga Rumbai Pesisir Kota Pekan Baru, Irwandi, 24, Rumbai Pesisir Kota Pekan Baru, Dwi Puspita, 25 warga Rumbai Pesisir Kota Pekan Baru, Ahmad Afis, 25 warga Rumbai Pesisir Kota Pekan Baru, Agus Riadi, 24, warga Pulau Inggu Kuansing. 

Lalu, Agus Salim, 24 warga Benai Kuansing, Sarul, 17 warga  Pulau Inggu Benai Kuansing, Yusuf, 22 warga Rumbai Pesisir Kota Pekan Baru, Nanda, 23, warga Payakumbuh, Rahmat, 23 warga Payakumbuh, Rolen, 17 Pulau Inggu Benai Kuansing, Herman, 40, warga Pulau Inggu Benai Kuansing, Abdul Mukni, 24 warga Rumbai Pesisir Kota Pekan Baru, dan Yandri, 15 pelajar SMP, warga Pulau Inggu Benai Kuansing. Mereka berangkat dari Kota Pekanbaru pada Kamis siang (1/6).

”Jadi kami berangkatnya enggak bareng dengan yang dari Kuansing, kami duluan dari mereka. Bahkan, kami nginap dahulu di Payakumbuh. Barulah Jumat pagi, mereka juga sampai,” ujar Rocky.

Saat sampai di Posko Pendakian Gunung Marapi di kawasan Kotobaru, menurut Roky, petugas posko menanyakan keinginan rombongan. Serasa mendapat izin, rombongan pun mulai merangkak naik menuju puncak Marapi pada Jumat sore setelah sempat beristirahat dan Shalat Jumat. ”Awalnya, memang hanya semalam di atas, dan Minggu sudah pulang,” jelas Rocky

Singkat cerita, sebut Rocky, Minggu pagi, sebelum turun beberapa temannya mencari air sembari berfoto-foto menuju puncak. ”Kami mendirikan tenda di kawasan cadas, dan kebetulan saat itu hanya kami bertiga tinggal di tenda, sedangkan 13 lainnya menuju puncak,” ujar Rocky.

Selain 13 temannya menuju puncak, sebut Rocky, juga ada 3 pendaki lain berada di puncak. Artinya, total pendaki di puncak saat kawah Marapi erupsi ada 16 orang. Sekitar pukul 09.45, menurut dia, terdengar dentuman dari arah kawah.

”Jadi setelah dentuman itu, asapnya belum keluar. Tetapi, seperti ada tarikan ke dalam. Saat itu, teman-teman yang lain memang sudah cemas. Benar saja, tak lama setelah itu barulah keluar kepulan asap,” ujarnya.

Pas erupsi ketiga, sebut Rocky, terlihat seperti sambaran petir mengeluarkan api. ”Erupsi keempat, puncak sudah penuh dengan kepulan asap, jalan mulai tidak terlihat. Saat itulah teman-teman berusaha menyelamatkan diri. Ada yang berkumpul dua hingga tiga orang, ada pula lari berhamburan begitu saja tanpa tahu arah,” terangnya.

Rocky bersama dua rekannya yang berada di cadas, juga panik. Rocky bersama dua temannya dibantu tiga orang dari rombongan yang kebetulan sudah berada di cadas, langsung berkemas-kemas  menuju ke bawah.

“Khusus rombongan kami, hanya kami bertiga lebih dahulu turun ke bawah. Disusul empat orang lainnya. Sedangkan delapan lagi berpisah tempat dan masih berada di atas. Satu lagi bernama Yandri, hingga sore ini masih belum tahu kabarnya,” beber Rocky.

Untuk sementara waktu, dia bersama rekannya akan bertahan di mushala dekat Posko Pendakian Kotobaru. ”Kami tidak akan meninggalkan teman kami yang masih belum diketahui nasibnya. Jika masih hidup, kami ingin bertemu dahulu. Jikapun nasib berkata lain, kami harus melihat dahulu jenazahnya,” beber Rocky.

Atas kejadian itu, Polres Padangpanjang dipimpin Kabag Ops Res Kompol Arifin Daulay didampingi Kapolsek X Koto AKP Yuhendri, serta pihak BPBD dan Kesbangpol Padangpanjang melakukan pencarian. Mereka juga didukung personel gabungan personel Brimob Sumbar, PMI Bukittinggi, serta relawan guna melakukan evakuasi.

Evakuasi dibagi dalam beberapa kelompok. Atas perintah Kabag Ops Res Padangpanjang, tim pertama berjumlah 23 orang berangkat lebih dahulu. Sekitar pukul 01.30, tim berisitirahat dekat cadas, dan memutuskan pencarian kemarin pagi.

Tepat pukul 09.00 kemarin pagi, delapan pendaki yang terjebak di Hutan Pandan Berduri berhasil ditemukan. Pendaki ini langsung dievakuasi menuju jalur Simabua, Tanahdatar dalam kondisi lemas, lelah, dan dehidrasi. Para pendaki lalu dibawa ke Puskesmas Pariangan untuk mendapatkan perawatan. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Lelang Hewan di Balai Lelang

Persiapan Lebaran