JAKARTA – Koalisi Persampahan Nasional (KPNas) dan Sekretaris Jenderal Perkumpulan Gerakan Aksi Persampahan Indonesia (GAPI) mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membangunan berbagai infrastruktur dan teknologi pemilahan serta pengolahan sampah skala besar di TPST Bantargebang.
“ Dengan tingkat pengolahan dan reduksi besar atau sangat besar, seperti penggunaan teknologi biogas, insinerasi, plasma gasifikasi, dll bagian dari implementasi hierarkhi pengolahan sampah dan Energy from Waste (EfW). Jadi, sampah diolah berdasarkan khierarki yang diarahkan untuk mendapat energi dan sumber daya, ujar Bagong Suyoto Ketua Koalisi Persampahan Nasional (KPNas), dalam pernyataan tertulis yang diterima Koran Jakarta, kemarin.
Bagong menegaskan, PNas dan Perkumpukan GAPI menekankan pemanfaatan multi-teknologi di TPST Bantargebang mendeskripsikan semangat dan kerja konkrit mengolah dan mereduksi sampah. Sekarang tinggal upaya mempesar infrastruktur dan penyediaan proven-technology skala besar. Composting bisa ditingkatkan kapasitas produksinya 1.500-2.000 ton per hari
Untuk membangun berbagai fasilitas tersebut, kata Bagong membutuhkan penambahan lahan setidaknya 30-40 hektare “Gubernur DKI Jakarta harus mengambil langkah progresif. Sebaiknya Pemprov DKI berkomunitasi langsung dengan warga yang lahannya akan dibebaskan, ujar Bagong.
Sehingga TPST Bantargebang akan menjadi pusat pengolahan sampah multi-teknologi paling lengkap di Indonesia. Kemudian menjadi pusat edukasi, penelitian dan karya wisata. Dalam konteks ini Pengelola UPTS/TPS Bantargebang Dinas LH Pemprov DKI harus mendapat dukungan penuh dari Gubernur dan DPRD DKI Jakarta. Juga dukungan dan kolaborasi dan sinergi dinamis dalam berbagai stakholders, dunia usaha dan masyarakat sekitar TPST.
Selain itu, KPNas dan Perkumpulan GAPI mendorong adanya green-belt dari sejumlah pepohonan yang mampu menyerap debu dari operasional TPST. Juga menciptakan lingkungan yang asri dan sejuk. Maka, kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus diperluas dengan melibatkan warga sekitar. Partisipasi masyarakat sekitar akan memperkuat suksesnya pengelolaan TPST.
TPST Bantargebang dengan luas 110,3 hektar dan luas efektif sebagai zona-zona pembuangan sampah 81,91 persen dan sekitar 18,09 persen untuk sarana dan prasarana cukup memadai. Sekarang TPST menampung sekitar 7.500-7.800 ton/hari sampah DKI Jakarta. Trend pertambahan sampah rata-rata per hari di TPST Bantargebang, yaitu 2016 sekitar 6.561,99 ton; tahun 2017 sekitar 6.875,49 ton; dan tahun 2018 sekitar 7.452,60 ton. Emh/P-5