in

KPPU: Aneh Harga Ayam , Daging Di Medan Melambung

Kepala Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Perwakilan Daerah (KPD) Medan Abdul Hakim Pasaribu (kiri) berbincang dengan pedagang ayam di Pasar Petisah Medan Jumat (13/1). ( Berita Sore/Hj Laswie Wakid )

MEDAN (Berita): Kepala Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Perwakilan Daerah (KPD) Medan Abdul Hakim Pasaribu merasa aneh melihat kenyataan masih bertahan melambungnya harga daging ayam dan daging sapi di pasaran Medan.
“Saya merasa aneh saja kok tetap bertahan mahal, sedangkan kata pedagang stok lancar, tak ada masalah. Hal ini akan kami laporkan ke KPPU Pusat dan mau dicari permalasahannya apa,” kata Abdul Hakim kepada wartawan di Pasar Petisah Medan Jumat (13/1).

Dia didampingi stafnya Betty Siahaan meninjau Pasar Petisah Jumat (13/1) untuk mengetahui perkembangan harga daging, juga harga cabe merah yang bulan lalu harganya melambung tinggi di Sumatera Utara, khususnya Medan. Hakim mendatangi salah seorang pedagang ayam di sana bernama Hamzah, juga Alil, pedagang daging dari Anjar Family.

Hamzah mengatakan stok ayam sangat cukup, tiap hari ada tiga agen mengantarkan ayam dalam jumlah banyak ke Petisah. Namun harga ayam menjelang akhir tahun hingga sekarang terus mengalami kenaikan rata-rata Rp1.000 per kg tiap hari. Sebelum tahun baru harga ayam Rp26.000 – Rp27.000 per kg, namun sekarang mencapai Rp38.000 per kg.

“Kami pedagang saja merasa aneh kenapa harga pembelian di agen terus mengalami kenaikan tiap hari. Sedangkan pembeli relatif biasa saja, tidak melonjak,” jelas Hamzah kepada Hakim. Hal senada jg diungkapkan Alil, salah seorang pedagang daging yang menyebutkan harga daging Rp110.000-Rp120.000 per kg. “Pembeli biasa saja, namun harga tetap bertahan mahal,” kata Alil.

Namun ketika Hakim menanyakan adanya impor daging sapi beku dan kerbau, apakah mampu menurunkan harga, Alil mengatakan impor daging tidak mempengaruhi harga sapi lokal. “Walau daging impor banyak masuk, namun harga sapi lokal tetap bertahan mahal,” jelas Alil.

Sebab pola kebiasaan masyarakat Sumut yang mau daging segar, apalagi dari sapi yang baru dipotong. “Pembeli lebih mau membeli biar agak mahal tapi dagingnya segar daripada daging impor yang sudah beku,” katanya.

Alil dan pedagang lainnya mengakui kalaupun masuk daging impor, tapi mereka tak berani mencampurnya dengan daging lokal. “Kalau daging impor, agak lama diletakkan bisa berubah warna kehitaman atau pucat,” katanya.

Alil dan kawan-kawan pedagang daging senang-senang saja kalau ada daging impor yang harganya lebih murah dari daging sapi lokal. “Kalau harga murah, kan banyak yang beli. Tapi ini tidak, justru masyarakat tetap ingin daging segar,” katanya.

Kepada KPPU yang sudah menemuinya, Alil berharap melalui KPPU keluhan mereka dengan daging yang mahal ini bisa dicari apa penyebab. “Sebab kalau mahal, pembeli pun tak banyak,” jelas Alil.

Hakim juga menanyai sejumlah pedagang sayur mayur di Petisah. Kenyataannya kalau harga cabe merah terus menerus mengalami penurunan dari Rp80.000-Rp60.000 per kg menjadi Rp40.000 per kg. Harga cabe rawit dari Rp60.000 per kg turun jadi Rp25.000 per kg. Yang naik harga tomat jadi Rp13.000-Rp16.000 per kg dan harga cabe hijau dari Rp8.000 per kg jadi Rp20.000 per kg. Untuk bawang merah juga turun dari Rp32.000-Rp38.000 per kg turun jadi Rp25.000 per kg.

“Harganya terus menerus turun Pak dalam tiga hari ini. Harga sayur jatuh semua,” kata Nur, salah seorang pedagang sayur di sana kepada Hakim. M Pasaribu, pedagang sayur lainnya di sana juga mengakui kalau penurunan itu karena stok banyak. Kalau dulu stok sedikit dan petani banyak tanam. Sekarang panen semua jadi stok berlimpah dan harga cabe merah dan cabe rawit jatuh.

Menanggapi info harga daging dan cabe tersebut, Hakim mengatakan untuk harga daging ayam yang melambung, KPPU akan menyelidiki apa penyebabnya. “Apakah ini ada dampak dari pemusnahan bibit ayam kemarin sehingga harganya tak normal. Ini akan kita selidiki,” tegas Hakim.
Sedangkan harga daging sapi yang bertahan mahal, Hakim mengatakan juga akan menyelidiki apa penyebabnya.

Sebab menurut pedagang, stok cukup dan konsumsi masyarakat terhadap daging sapi juga turun. “Kemungkinan juga karena impor sapi indukan turun dan ini berdampak pada masyarakat,” katanya.

Sebab kalau harga tetap melambung di tingkat konsumen maka jangka pendek harga bisa memicu inflasi. Selain itu, akan menambah kuota dimana tahun 2014 kuota sapi bertambah, namun sejak tahun 2015 kuota impor turun sampai sekarang. “KPPU juga minta ke pemerintah apakah sistem kuota masih diterapkan karena daging kerbau dan sapi beku yang diimpor pemerintah belum direspon masyarakat,” kata Hakim. (wie)

What do you think?

Written by virgo

Pemkot Jakpus Sosialisaikan MPM

5 Lagu Anak Masa Kini Yang Mengandung Pelajaran Buruk