in

KREKI-Dinsos Sumbar Siapkan SDM Tanggap Bencana dan Situasi Darurat

Kepala Dinas Sosial Sumbar Arry Yuswandi mengimbau seluruh masyarakat Sumbar untuk mempersiapkan diri dan tanggap bencana serta situasi darurat. Pasalnya, Sumbar termasuk salah satu daerah yang berpotensi terjadi bencana.

Hal tersebut disampaikannya dalam Kuliah Umum untuk dosen, staf dan juga mahasiswa STIKes Alifah Padang dengan tajuk Peran Komunikasi Relawan dalam Penanggulangan Bencana pada Selasa, (29/11) di Aula STIKes Alifah Padang.

Arry memberikan pemahaman mengenai bencana terlebih dulu yakni peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat. Penyebabnya, bisa dari faktor alam atau non alam, bisa juga dari manusia sendiri sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Untuk menanggulangi bencana itu katanya perlu dilakukan mitigasi, yakni upaya mengurangi risiko bencana. Baik dari pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Menurutnya, mitigasi perlu dilakukan untuk mengirangi dampak yang ditumbulkan khususnya bagi warga agar masyarakat bisa hidup dan bekerja dengan aman.

“Ada beberapa yang perlu dilakukan masyarakat yakni mitigasi sebelum bencana, saat bencana, tepat setelah bencana terjadi hingga pemulihan pascabencana,” jelas dia.

Dijelaskannya, di sinilah peran Dinsos yakni menitikberatkan penyebarluasan informasi tentang kebencanaan, sosialiasi dan penyuluhan.

“Kegiatan itu seperti penyebaran informasi melalui media sosial yang dimiliki Bidang Linjamsos dan Dinsos, Taruna Siaga Bencana memberikan sosialisasi mitigasi ke sekolah-sekolah, penyuluhan di daerah bencana dengan sasaran lansia, anak-anak dan ibu hamil,” tutur dia.

Pada materi kuliah umumnya, Arry berpesan semoga mahasiswa STIKes Alifah Padang bisa turut tanggap dan aktif terhadap bencana. Selain itu pada kesempatan yang sama, ungkapan selamat juga disampaikan atas terbentuknya KREKI Wilayah Sumbar.

Pemateri kedua yakni Ketua KREKI Pusat Supriyantoro juga menyampaikan hal yang senada. Menurutnya Indonesia termasuk Sumbar adalah salah satu daerah yang berpotensi terjadinya bencana. Itulah mengapa diperlukan orang-orang yang tanggap untuk menanggulangi hal ini.

“Meskipun ada tenaga kesehatan, namun jika bencana atau kejadian terjadi, orang pertama yang dicari dan bisa menolong adalah orang terdekat seperti keluarga, tetangga dan warga di lingkungan,” jelasnya.

Namun sayang, menurutnya orang terdekat ini yang belum memiliki ilmu yang cukup untuk menolong beberapa kejadian bahkan kejadian yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Tak jarang pula terjadi kesalahan dalam melakukan pertolongan pertama.

“Sebagai contoh, karena ibu lalai, tak sadar anak tenggelam di kolam. Pada saat itu masih bisa diselamatkan dari kolam, namun karena panik di permukaan malah tidak dilakukan penanganan pertama sehingga nyawa sang anak tak tertolong,” sambung dia.

Begitupun katanya saat ada yang tersedak. Banyak yang beranggapan tersedak adalah kejadian sepele namun jika tak tahu bagaimana penanganannya, juga bisa menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Untuk itu jelasnya perlu diberikan ilmu penanganan pertama untuk masyarakat agar bisa menangani hal yang dianggap sepele padahal berisiko besar.

“Semoga selanjutnya akan diperluas ilmu penanganan ini ke semua lini hingga ke masyarakat luas,” harapnya. (cr7)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Gudang Kapuk di Karaban Di Lalap Si Jago Merah

Batang Tajongkek Pariaman Selatan Dijadikan Mini Food Estate