Anggota DPR RI Nevi Zuairina kunjungan spesifik bersama rombongan komisi VI DPR RI ke perusahaan milik negara yakni PTPN III dan PTPN VIII. Nevi meminta agar perusahaan plat merah ini berfokus pada peningkatan ketahanan pangan dan pengembangan agrowisata yang dapat menarik perhatian masyarakat lokal maupun internasional.
Nevi menjelaskan, bahwa pada rapat dengar pendapat yang dilakukan sebelumnya dengan PTPN, dia meminta agar rencana strategis yang telah disusun dapat segera diimplementasikan di lapangan.
“Pada kesempatan di RDP, kita semua di Komisi VI sudah bersepakat mendukung PTPN III Holding dan seluruh anak perusahaannya dapat meningkatkan produksi minyak goreng dan gula konsumsi untuk kebutuhan pangan nasional. Dengan meningkatkan produktivitas ini, secara tidak langsung akan terjadi peningkatan kesejahteraan petani dengan syarat tetap terjadi hubungan yang baik antara petani dan perusahaan negara ini,” tutur Nevi.
Politisi PKS ini menegaskan, bahwa dengan Perseroan saat ini menjadi pemegang saham mayoritas 13 perusahaan perkebunan yakni PTPN I sampai PTPN XIV, perusahaan di bidang pemasaran produk perkebunan yaitu PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN) serta perusahaan di bidang riset dan pengembangan komoditas perkebunan yaitu PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN).
Saat ini perseroan secara konsolidasian merupakan salah satu perusahaan perkebunan terbesar di dunia berdasarkan total lahan konsesi perkebunan. Produk komoditas Perseroan mencakup komoditas anak perusahaan cukup terdiversifikasi antara lain kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, tembakau dan kakao, serta produk hilirnya masing-masing.
“Dengan kekuatan potensi sumber daya alam yang sangat besar ini, saya berharap PTPN dapat menjadi penyangga besar dalam kontribusi ketahanan pangan nasional. Namun demikian, perkembangan usaha Agrowisata yang dijalankan PTPN VIII juga mesti dapat berkembang dan prioritas utama para wisatawan luar maupun dalam negeri untuk mengunjungi wahana yang dikelola PTPN,” pinta Nevi.
Legislator asal Sumatera Barat II ini juga mengapresiasi kenaikan keuntungan korporasi (secara konsolidasi) tahun 2021l. Naik secara fantastis 500 % sebesar Rp4,64 triliun yang sebelumnya merugi Rp1,14 triliun.
“Permasalahan klasik yang sering muncul adalah konflik masyarakat dengan pemerintah terkait lahan. Saya harap semua lahan dan aset PTPN pasca holdingisasi sudah diinventarisir dengan baik sehingga tidak ada persoalan gugatan kepemilikan lahan jika memang ada lahan yang dikelolakan ke pihak ketiga. Kita semua berharap, perusahaan negara ini dapat memberi kontribusi besar terhadap kemaslahatan negara dan masyarakat,” tutup Nevi Zuairina.