in

Kurikulum Sains di Indonesia Masih Tertinggal

NUSA DUA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan memberikan pembinaan khusus kepada peserta didik yang memiliki kemampuan di bidang sains. Ini dilakukan menyikapi masih tertinggalnya kurikulum sains Indonesia dibanding negara-negara lain. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud, Hamid Muhammad mengatakan kurikulum sains di rata-rata sekolah Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara-negara lain.

Namun kurikulum nasional belum memungkinkan untuk meningkatkan, karena masih fokus pada pemerataan kualitas. “Standar kualitas kita untuk saat ini akan tetap seperti itu, tapi bagi anak-anak yang memiliki kemampuan sains lebih akan dibina secara khusus,” kata Hamid, saat penutupan International Junior Science Olympiad (IJSO) 2016, di Nusa Dua, Bali, akhir pekan lalu.

Ia mengatakan, anak-anak yang memiliki kemampuan sains akan diundang dan diseleksi dalam beberapa tahap, hingga menghasilkan juara-juara sains di setiap jenjang, baik tingkat daerah sampai nasional. Siswa siswi terbaik bidang sains itulah yang kemudian menjadi perwakilan di ajang-ajang olimpiade sains tingkat internasional setiap tahunnya.

Saat ini sekolah dan daerah ditantang untuk meningkatkan minat dan prestasi siswa di bidang sains. Menurut Hamid, hingga saat ini minat pelajar dalam mempelajari sains masih rendah. Hal tersebut terlihat saat di perguruan tinggi, jumlah program studi sains-nya hanya 30 persen, sedangkan 70 persennya bidang sosial. “Ajang seperti IJSO ini juga untuk mendorong anak-anak Indonesia untuk lebih mencintai sains,” jelas Hamid.

Medali Emas

Dalam IJSO 2016, tim pelajar Indonesia berhasil mengukir prestasi gemilang dengan meraih lima medali emas pada even IJSO ke-13 yang digelar di Nusa Dua, Bali, pada tanggal 2-10 Desember 2016. Dengan prestasi itu, target Indonesia meraih tiga emas terlampaui. Pada IJSO ke-12 di Korea Selatan tahun lalu, pelajar Indonesia meraih dua medali emas.

“Kita patut bersyukur dan mengapresiasi tim pelajar Indonesia yang berhasil meraih lima medali emas serta tujuh medali perak. Hal ini melebihi ekspektasi target tiga emas di IJSO Bali ini,” kata Hamid. Hamid mengungkapkan prestasi tersebut menempatkan posisi Indonesia di urutan ke-2. Posisi pertama ditempati Taiwan dari 48 negara peserta IJSO tahun ini.

Ia mengatakan, prestasi itu tidak lepas berkat kerja keras tim leader atau tim pembina IJSO Indonesia serta tim pelajar terpilih yang telah berjuang dengan maksimal. Sebagai tuan rumah tim Indonesia diwakili dua delegasi pelajar terpilih yang diseleksi ketat, mereka rata rata juara Olimpiade Sains Nasional atau OSN.

“Jadi di sini nampak prestasi itu dipupuk mulai dari sekolah,juga keluarga dan dinas pendidikan yang terlibat,” kata dia. Hamid mengatakan IJSO yang diinisiasi Pemerintah Indonesia sejak tahun 2004 merupakan kompetisi tahunan ajang ilmu pengetahuan alam atau sains bagi pelajar tingkat SMP. Tahun ini IJSO mengangkat tema “Science for Creative Innovation”. cit/E-3

What do you think?

Written by virgo

Jalan Pintas Mengatasi Intoleransi

Pemerintah Berkomitmen Melindungi Anak