18 July 2017 07:21:13 WIB – Sumber : Redaksi – Editor : Doni Dibaca : 192 kali
BATAM – Golf itu separo olahraga, separo lagi fun atau permainan yang menyenangkan. Bagi yang tidak hobi, memang susah menjelaskannya. Tetapi bagi yang sudah fanatik dan menemukan sensasinya, juga susah melarangnya. Yang pasti, golf itu punya penggemar dan berasal dari middle up society. Golf itu punya komunitas, perkumpulan, yang kompak di lapangan maupun di luar lapangan. “Mirip dengan Yachts, perahu pesiar, itu ada komunitasnya,” jelas Arief Yahya, Menpar. Nah, mendekati customers yang seperti ini memang harus khas juga. Seperti event Palm Springs Ladies Golf di Batam, Kepri, 15-16 Juli 2017. Kegiatan di crossborder yang didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar) itu disulap menjadi sport tourism yang fun dan super keren. “Kalau event golf pria sih biasa. Sekarang kami buat Ladies Open. Pesertanya sosialita dan ekspatriat dari Singapura,” tutur Steven Japari, General Manager Palm Springs Golf, Minggu (16/7). Menggoda kaum sosialita yang glamour memang tidak mudah. Apalagi, mereka datang dari mancanegara. Ada Singapura, Malaysia, Cina, Belgia dan Perancis. Jumlah yang dibidik tak sedikit. Angkanya menembus 150 golfer. Sekilas sepertinya ini sulit dilakukan. Apalagi, golfer wanita jarang sekali masuk radar yang digarap di wilayah crossborder. Tapi, lewat kolaborasi dan kerjasama apik antara Kementerian Pariwisata, Batam View Beach Resort dan Palm Springs Golf Batam, semua tantangan bisa dipatahkan. Sebanyak 150 golfer asal Singapura, Malaysia, Cina, Belgia dan Perancis akhirnya mau diajak berkompetisi di Bata,. Mereka digoda dengan pepatah “rumput di halaman tetangga lebih hijau.” Main golf di Batam lebih oke dan asyik bila dibandingkan dengan Malaysia, Singapura dan ekspatriat Cina, Belgia dan Perancis yang tinggal di Negeri Singa Putih. “Ternyata sangat asyik. Di Batam saya bisa main golf dengan rileks. Layanan dan harganya pun jauh lebih bagus dari Singapura,” terang Adeline Teo Ah, golfer asal Singapura. Pengakuan ini jadi cepat viral di kalangan sosialita Singapura. Bahkan Director of Golf SPGA Golf Profesional, Jason Tan, sampai berniat membangun golf camp di Batam. Murid-murid golfnya yang berasal dari Korea, Cina, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam, akan langsung digiringnya untuk berlatih golf dan menginap di Batam. “Saya sudah 18 tahun mengamati wisata golf di Batam. Di sini sangat bagus untuk golf camp. Tidak ada stress, golfer juga merasa fun,” ungkapnya. Golf coursenya dirasa sangat pas untuk men-drill kemampuan golfer-golfer muda. Caddienya sangat ramah. Ditambah lagi layanan makanan yang menakjubkan. “Saya akan bikin golf camp di Batam. Seluruh murid saya jadi bisa lebih mudah mengasah kemampuan tanpa tekanan,” ungkapnya. Di Batam, semua golfer memang disambut bak raja. Setelah even berlangsung, peserta dijamu dengan makan malam, live music dan DJ di Batam View Beach Resort. Sosialita-sosialita yang umumnya mengajak kolega dan keluarganya itu diajak merasakan keramahtamahan Indonesia dengan nuansa yang fun. “Biarkan mereka happy. Biarkan mereka pulang membawa cerita yang mengesankan tentang Batam. Kalau sudah merasa happy, mereka pasti akan balik lagi main golf di Batam,” ungkap GM Batam View Beach Resort Anddy Fong. Menteri Pariwisata Arief Yahya juga sependapat dengan Anddy Fong. Golf itu dinilai punya karakter yang sangat khas. “Saat even berlangsung, peserta masih explore sambil merasakan sensasi di destinasi golf itu. Kalau mereka happy, repeater yang datang kembali untuk wisata. Jadi golf itu mendatangkan repeater tourism,” jelas Arief Yahya. (*)
LOGIN untuk mengomentari.