in

Lagi, Intervensi BI Gerus Devisa pada November

Jakarta – Jumlah cadangan devisa kembali turun pada November lalu, melanjutkan penurunan pada bulan sebelumnya. Penurunan disebabkan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan intervensi ke pasar uang demi stabilisasi rupiah.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), cadangan devisa hingga akhir November 2017 mencapai 125,97 miliar dollar AS, turun 580 juta dollar AS dibandingkan jumlah per Oktober lalu. BI mencatat penurunan cadangan devisa juga dipengaruhi merosotnya penempatan valas perbankan di BI karena kebutuhan pembayaran kewajiban valas penduduk.

Bank Sentral mengatakan akan terus menjaga kecukupan cadangan devisa agar mampu menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. “Hal tersebut didukung oleh kondisi perekonomian domestik yang membaik, kinerja ekspor yang positif, dan perkembangan pasar keuangan global yang kondusif,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Meski demikian, Agusman mengatakan jumlah cadangan hingga November tersebut cukup untuk membiayai 8,4 bulan impor atau, 8,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. “Dengan jumlah itu cadangan devisa mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan,” ujarnya.

Tekan Depresiasi

Sebelumnya, cadangan devisa negara pada Oktober lalu turun 2,9 miliar dollar AS dari bulan sebelumnya menjadi 126,5 miliar dollar AS. Penurunan itu dikarenakan penggunaan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah dan juga pembayaran utang luar negeri pemerintah. Intervensi oleh BI ke pasar uang dilakukan guna menghindari depresiasi rupiah terlalu dalam.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 1,27 persen terhadap dollar Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2017. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan terdepresiasnya nilai tukar rupiah sebesar 1,27 persen terhadap dollar AS berada pada titik sebesar 13.523,07 rupiah per dollar AS.

“Sementara berdasar provinsi, level terendah kurs tengah terjadi di Provinsi Jawa Tengah yang mencapai 13.609,38 rupiah per dollar AS pada pekan ketiga Oktober 2017,” kata Suhariyanto.

Suhariyanto mengatakan, selain terdepresiasi oleh dollar AS, rupiah juga terdepresiasi 0,05 persen terhadap yen Jepang pada Oktober 2017 dengan nilai tukar sebesar 118,91 rupiah per yen Jepang. Selain itu, rupiah terdepresiasi 0,97 persen terhadap euro pada Oktober 2017 dengan nilai tukar sebesar 15.898,83 rupiah per euro. 

mad/Ant/E-10

What do you think?

Written by Julliana Elora

Menkomingo: Wapada penyebaran kabar bohong saat Pilkada

Bank Diharapkan Berperan Optimal Dorong Perekonomian