in

Lift Hotel Mati, Katering Haji Basi

Keluhan Jamaah Selama di Madinah

Setengah bulan lebih penyelenggaraan ibadah haji, akhirnya muncul juga sejumlah pengaduan pelayanan yang buruk. Khususnya pelayanan haji di wilayah Madinah. Kementerian Agama (Kemenag) berdalih seluruh keluhan sudah tertangani.

Pengaduan layanan haji di Madinah ternyata terus bermunculan. Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid mengatakan, setidaknya ada tiga jenis pengaduan pelayanan haji yang dia terima. Laporan paling banyak terkait kondisi hotel. “Ada jamaah yang tercecer dari kloternya. Kemudian juga terpisah dengan kopernya,” katanya di Jakarta, kemarin (13/8).

Celakanya, ada jamaah yang tercecer cukup jauh. Sehingga, membutuhkan waktu sampai bisa mendapatkan kopernya lagi. Selain itu saat bersiap menuju Mekkah, jamaah yang tercecer tidak dibantu oleh petugas. Sehingga, mereka berjalan sendiri menuju titik kumpul yang telah ditetapkan.

Pengaduan yang tidak kalah banyak terkait layanan lift. Sodik mengatakan, jamaah haji berada di Madinah sekitar delapan sampai sepuluh hari. Terdapat hotel yang lift-nya baru bisa digunakan pada hari ketujuh atau ke delapan. Sehingga, selama berada di Madinah jamaah turun dan naik hingga ada yang sampai lantai tujuh.

Menurut Sodik kasus lift yang rusak sangat merugikan jamaah. Sebab banyak jamaah, khususnya yang manula, memilih berada di dalam kamar ketimbang harus turun dan naik untuk arbain. Kondisi ini jelas merugikan, karena tujuan utama jamaah berada di Madinah adalah untuk melakukan ibadah arbain atau shalat berjamaah sebanyak 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi. 

Karenanya, CJH biasanya berada di Madinah selama 8,5 hari untuk melaksanakan Arbain. Terkait dengan kondisi lift yang kerap rusak, dia berharap ada perbaikan untuk jamaah haji gelombang kedua.

Kasus yang tidak kalah fatal adalah soal penyediaan katering haji. Sodik menerima informasi sedikitnya ada tiga kali kasus katering haji yang basi saat diterima jamaah haji. Pihak katering kemudian mengganti dengan makanan baru. Tetapi makanan yang baru, ternyata diterima jamaah pukul 12 malam.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis membenarkan ada kasus pemberian katering yang sudah dalam kondisi basi. Katering itu disiapkan oleh Bahar Har. “Kejadian katering basi di antaranya diketahui petugas pada 9 Agustus malam,” jelasnya.

Mengetahui ada katering basi, Kemenag langsung meminta ganti makanan yang baru kepada perusahaan. Akhirnya baru bisa dipenuhi pada pukul 12 malam. Kemenag sudah melayangkan teguran dan nota protes kepada perusahaan itu sesuai dengan kontrak kerja.

Terkait dengan adanya fasilitas lift yang rusak, juga sudah terpantau oleh petugas haji Kemenag. Kemudian tim Kemenag telah melayangkan surat supaya pengelola hotel atau pemondokan segera memperbaiki lift yang rusak itu. Di antara kasus lift rusak terjadi di pemondokan Karam Saad.

Terkahir soal pecah kloter atau tercecer, dia mengatakan tidak mungkin terhindari sejak dahulu. Penyebabnya adalah sistem sewa pemondokan di Madinah berbeda dengan di Mekkah. Di Mekkah sistem sewa menggunakan model sewa per unit/gedung. Sementara di Madinah sistem sewa sesuai kedatangan jamaah dan ketersediaan kamar. Alasannya masa tinggal di Madinah relatif lebih singkat.

Sri Ilmah mengatakan, ketentuannya hotel di Madinah adalah berada di radius 600 atau lebih dari Masjid Nabawi. Pada kenyataannya saat ini ada hotel di Madinah yang berada di radius 1.150 meter dari Masjid Nabawi. “Intinya di manapun jamaah tinggal, panitia haji di Madinah selalu memberikan pelayanan,” tandasnya.

Laporan pelayanan yang buruk di Madinah juga sempat heboh dari postingan media sosial. Slamet, jamaah haji asal Jember yang menderita stroke dan sempat dikabarkan terlantar di Masjid Nabawi, Madinah. Setelah itu, dia juga tidak bisa maksimal menjalani ibadah arbain di Masjid Nabawi karena kondisi fisiknya lemah. Sehingga, lebih banyak berada di pemondokan.

Kabar ada jamaah yang terlantar di Masjid Nabawi itu langsung diklarifikasi oleh Kemenag. Setelah ditelusuri ternyata jamaah berusia 77 tahun itu sempat digendong saat akan menjalankan ibadah di Masjid Nabawi. Tetapi untuk hari berikutnya, Slamet memutuskan lebih baik berada di kamar karena fisiknya lemah. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Ingatlah Hiroshima

Kekalahan Diplomasi GAM