Jakarta (ANTARA News) – Lifter putri andalan Indonesia, Sri Wahyuni, tidak akan mengurangi porsi latihan selama puasa Ramadhan demi mempertahankan performa guna menghadapi kejuaraan internasional yang telah terprogram.
“Mungkin hanya waktu latihan saja yang diubah menjadi lebih sore. Untuk program latihan, saya akan menjalankan instruksi pelatih,” kata Sri Wahyuni di sela pemberian bonus peraih medali emas Islamic Solidarity Games (ISG) 2017 oleh PB PABBSI di Grand Kemang Hotel, Jakarta, Jumat.
“Kalau disuruh angkat beban oleh pelatih ya saya siap. Pelatih pasti
sudah mempersiapkan program latihan terutama saat puasa,” kata Sri, yang lahir di Bandung pada 13 Agustus 1994.
Peraih emas ISG 2017 dari kelas 48 kg itu memang termasuk atlet yang disiplin dan kedisiplinan latihan telah membawanya meraih medali perak Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.
Peraih medali perak Asian Games Incheon itu mengatakan latihan rutin wajib dilakukan karena jika sampai lalai latihan kemampuan bisa menurun, sementara mengembalikan performa akan butuh waktu lama.
“Kuncinya disiplin. Puasa jangan dijadikan beban. Kita harus tetap berlatih sesuai dengan program saja,” kata Sri, yang menilai latihan rutin dua jam cukup untuk menggembleng kemampuan.
Pelatih Sri Wahyuni, Supeni, mengatakan selama bulan puasa dia menyiapkan program latihan khusus, berbeda dengan latihan rutin biasa.
“Kami juga memperhatian pola makan atlet. Jenis makanan juga diganti
dengan yang mudah dicerna,” katanya.
Sri tidak bisa turun di SEA Games 2017 di Malaysia, namun akan menghadapi beberapa kejuaraan internasional, termasuk Universiade dan kejuaraan dunia angkat besi di Amerika Serikat.
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2017