in

Lima Tahun Lumpuh Total, Kepengurusan Pembina Adat Sumsel Periode 2019-2024 Resmi Dilantik

BP/IST
Kepengurusan Pembina Adat  Sumatera Selatan (Sumsel)  periode 2019-2024 yang diketuai Albar S Subari SH SU resmi dilantik di Griya Agung, Jumat (27/12) pagi oleh Gubernur Sumsel H Herman Deru.

Palembang, BP

Selama lima tahun lumpuh total, akhirnya  Kepengurusan Pembina Adat  Sumatera Selatan (Sumsel)  periode 2019-2024 yang diketuai Albar S Subari SH SU resmi dilantik di Griya Agung, Jumat (27/12) pagi oleh Gubernur Sumsel H Herman Deru.

Ketua Pembina Adat Sumsel, Albar S Subari SH SU mengatakan, pasca dilantik dirinya beserta pengurus lain akan segera melakukan konsolidasi internal. Sekaligus mensosialisasikan kepengurusan ke kabupaten/kota se Sumsel agar terjalin komunikasi yang baik.

“Selanjutnya kita akan menyusun rencana jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Salah satunya ialah membuat Perda pengakuan masyarakat adat di Sumsel,” katanya usai pelantikan.

Mengenai Bank Sumselbabel yang akan membantu tugas  Pembina Adat Sumsel ini dinilainya bagus dan sangat diharapkan.

“ Bantuan itu jangan esidentil tapi juga berlanjut, terutama dana untuk sosialisasi seperti Rakorda , rapat kita , membuat perda berapa kali rapat, itu perlu dana,” katanya.

BP/IST
Kepengurusan Pembina Adat  Sumatera Selatan (Sumsel)  periode 2019-2024 yang diketuai Albar S Subari SH SU resmi dilantik di Griya Agung, Jumat (27/12) pagi oleh Gubernur Sumsel H Herman Deru.

Untuk tugas awal, pihaknya akan melakukan konsolidasi kedalam terutama menentukan sekretariat Pembina Adat Sumsel, menyusun program kerja jangka panjang, menengah dan pendek.

“Yang panjang itu membuat perda pengakuan masyarakat adat di Sumsel, ada dua satu mau direvisi dan satu mau dibuat betul sesuai pasal 18 B (2) UUD 1945 yang berbunyi negara  mengakui kesatuan  masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya, pengakuan itu mesti di raperda, itu sudah aturan hukum positip,” katanya.

Selain itu menurutnya marga dalam arti pemerintahan menurutnya tidak usah di singgung-singgung lagi, namun harus melihat marga dalam kesatuan masyarakat adat.

“ Itu yang perlu diangkat, kalau soal marga dalam arti pemerintahan tidak bisa lagi baik hukum, baik fisik baik sosial tidak ada lagi SDMnya,” katanya.

Sedangkan Gubernur Sumsel, H Herman Deru (HD) memastikan ingin menghidupkan dan melestarikan adat istiadat wilayahnya yang perlahan tergerus arus modernisasi.

” Saya kawatir kalau ini tidak segera dibentengi, bagaimana anak cucu kita nanti bisa tahu adat istiadat mereka. Makanya hari ini saya tunjuk Bank Sumsel Babel (BSB) jadi ” Bapak Asuh” untuk Pengurus Pembina Adat ini. Apa-apa kegiatan mereka asalkan disetujui Disbudpar harus disupport,” katanya.

HD mengatakan,  selama ini persoalan adat baik itu seni, budaya dan lainnya sudah cenderung jarang diperbincangkan padahal semua itu adalah aset besar Sumsel yang tak ternilai. Karena itu pula melalui pengukuhan ini Dia berharap adat istiadat Sumsel dapat dilestarikan sampai ke generasi berikutnya.

Mestinya lanjut HD kekhawatiran ini juga dirasakan oleh Bupati dan Walikota se Sumsel. Karena melestarikan adat istiadat ini merupakan tugas bersama.

” Kemajemukan ini adalah kekayaan yang sebenarnya dan ini aset tidak ternilai. Siapa yang bertugas menjaga ini? Ya ini Saya dan kita semua bukan orang dari daerah lain,” jelasnya.

Harus diakui kata HD sepeninggal Budayawan Sumsel yang terkenal alm Djohan Hanafiah, induk organisasi ini seperti tidak ada lagi naungan. Dan inilah yang kini menjadi perhatiannya. “Artinya kita tidak bisa bergantung hanya dengan satu orang. Jadi Ketua yang dilantik sekarang sudah harus melakukan restrukturiasasi bila perlu memapankan organisasi sampai tingkat kecamatan,” jelasnya.

Menurut HD, perhatiannya yang besar pada Pembina Adat ini bukan karena Ia anak seorang pasirah, namun ini adalah bentuknya menghargai akar budaya Sumsel.

“Jadi sekali saya katakan bapak-bapak yang telah dilantik ini jangan khawatir. Tidak ada APBN kita pakai APBD kita pakai apa saja yang bisa. Kita akan mulai dari seragam dulu. Kalau belum tahu seragam masing-masing daerah silahkan cari di arsip nasional. Semua lengkap disitu,” jelasnya.

Setelah dilantik, Ia berharap tahun depan organisasi ini sudah bergerak melakukan agendanya. Menurutnya untuk menumbuhkan ketertarikan generasi muda dan maayarakat akan kekayaan budaya ini, pengurus bisa menggelar agenda-agenda berbau adat yang mudah dibuat.
“Misalnya “Ningkuk” kan bisa dilakukan dengan biaya murah. Itukan bagus. Tapi ini memang harus dimulai dulu. Dan itu kita yang memulainya,” katanya.

Sedangkan Dirut Bank Sumsel Babel, Achmad Syamsudin mengatakan,  siap menindaklanjuti arahan Gubernur Sumsel. Untuk itu mereka akan segera berkoordinasi dengan Pengurus Pembina Adat tentang kegiatan apa saja yang menjadi prioritas mereka.

” Kita akan berkoordinasi segera dengan para pengurus dan juga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Terutama untuk kegiatan yang menjadi prioritas mereka. Dan ini akan kita sesuaikan dengan core bisnis kita karena bagaimanapun kita memang adalah Bank Daerah yang harus selalu support semua untuk kepentingan kemajuan Sumsel” katanya.#osk

What do you think?

Written by Julliana Elora

Rilis Album Ali Goik “Pesan Damai Simbur Cahaya” Ramai Dihadiri Sejumlah Tokoh

Alokasi APBD Harus Tepat Sasaran agar Tak Kena OTT