in

Luka Senjata Tajam Banyak di Tubuh Korban Mutilasi Ogan Ilir

BP/IST-Dokter forensik rumah sakit Bhayangkara, Kompol dr Mansuri Spkf.

Palembang, BP

Tim forensik rumah sakit Bhayangkara kota Palembang telah selesai melakukan autopsi terhadap jenazah korban mutilasi di Ogan Ilir (OI), Jumat (7/6).
Kurang lebih memakan waktu selama empat jam, proses autopsi dipimpin oleh dokter forensik rumah sakit Bhayangkara, Kompol dr Mansuri Spkf.
Dokter forensik rumah sakit Bhayangkara, Kompol dr Mansuri Spkf mengatakan, dari hasil pemeriksaan ditemukan cukup banyak luka di daerah kaki dugaan karena senjata tajam.
“Tapi hasil otopsi masih akan diolah lagi untuk mengetahui apakah ada penyebab lain dari kematian korban selain dari senjata tajam,” katanya.
Termasuk kronologi mutilasi yang dialami korban, dr Mansuri juga masih belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut
“Kami belum bisa memastikan kapan korban dimutilasi. Apakah dalam kondisi masih hidup atau sudah meninggal karena itu masih akan didalami lagi,” katanya.
Pihak rumah sakit Bhayangkara juga sudah mengambil sampel darah dari jenazah mister X agar nantinya dicocokkan dengan pihak yang mengaku sebagai anggota keluarganya.
“Kalau untuk keluarga bisa kami ambil dari cairan pipi atau dari darah dari diduga istri dan diduga anak dari mister X kemudian akan dicocokkan,” katanya.
Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada pihak keluarga kandung jenazah yang datang ke rumah sakit Bhayangkara.

“Jadi bagi yang merasa sebagai keluarga jenazah, kita harapkan senin nanti untuk datang ke rumah sakit Bhayangkara agar dilakukan wawancara dan pengambilan sampel untuk DNA,” katanya.
Karoman yang ditemukan tewas dengan kondisi terkena mutilasi, dikenali pihak keluarga dari pakaian yang dikenakannya.
Selain dikenali dari baju yang dikenakan, keluarga juga mengenali korban dari tanda lahir bawaan yang ada pada korban.
Sebelumnya, penemuan mayat korban pembunuhan dan mutilasi, Kariman alias Karoman (40), mengagetkan warga Pinang Mas, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Ogan Ilir (OI).
Pihak keluarga pun mengaku tidak percaya dengan kematian korban yang dikenal tidak memiliki musuh.
“Suami saya kerjanya setiap cari nafkah dan tidak pernah ada masalah dengan siapapun. Tidak pernah,” kata Mardiah, istri korban saat ditemui di lokasi penemuan jenazah, Kamis (6/6).
Malam sebelum Karoman ditemukan tidak bernyawa, korban pamit pada istri hendak mencari ikan di telaga desa setempat.
Namun hingga larut malam, korban tak kunjung pulang hingga keesokan harinya korban ditemukan tidak bernyawa dengan kondisi kepala dan kedua tangan hilang.
“Kata anak pertama saya, suami saya tidak ada, hanya ada perahu buat cari ikan. Jam 10 dapat kabar ada mayat suami saya dekat telaga dekat sawah,” kata Mardiah.
Karoman meningal secara mengenaskan. Ia meninggalkan 5 orang anak yang masih kecil, yakni Agus Triadi (15 tahun), Ahmad Komar (11 tahun), Fitrianti (9 tahun), Nurul Usna (5 tahun) dan Miftahul Jannah (2 tahun).
Saat ini jenazah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang guna dilakukan otopsi.
“Suami saya kepala rumah tangga, kami selalu berusaha cari duit Rp 50 ribu sehari untuk menghidupi kelima anak kami,” kata Mardiah.#osk

What do you think?

Written by Julliana Elora

Keluarga SBY gelar tahlilan tujuh hari wafat Ani Yudhoyono

Dodi Reza Alex Bersama Forkopimda, OPD Muba Silaturahmi ke Forkopimda Sumsel