London (ANTARA News) – Mahasiswa dan Komunitas pecinta dan pegiat gamelan di Skotlandia menyambut antusias kedatangan pengajar gamelan asal Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Prasadiyanto, yang sejak lama dinantikan oleh akademisi, pegiat dan mahasiswa Royal Conservatoire of Scotland (RCS), perguruan tinggi seni terbaik ketiga di dunia.
Kehadiran Prasadiyanto di RCS sudah sejak lama dinantikan mahasiswa dan komunitas pecinta gamelan di Skotlandia, ujar Pensosbud KBRI London, Dethi Silvidah Gani kepada Antara London, Rabu.
Ia mengatakan, Prasadiyanto direncanakan akan melatih gamelan di RCS dan beberapa komunitas gamelan di Skotlandia selama tiga bulan.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London, Prof. E. Aminudin Aziz, mengatakan kedatangan pengajar gamelan di Inggris merupakan inisiatif KBRI London bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Hal ini sebagai bentuk upaya mempopulerkan kebudayaan Indonesia di Inggris”, ujar E. Aminudin Aziz, yang mengantar Prasadiyanto ke RCS.
Menurut dia, dipilihnya gamelan adalah atas pertimbangan kian banyaknya jumlah peminat gamelan di Inggris. Diperkirakan terdapat sekitar 150 set alat gamelan di Inggris dengan jumlah komunitas pecinta gamelan yang terus meningkat.
Selain melatih, Prasadiyanto juga akan membantu menyiapkan materi untuk rencana pergelaran pertunjukan gamelan di Skotlandia, dan konser gamelan pada Juni mendatang dan konser simfoni akbar pemutaran film bisu “Setan Jawa” karya Garin Nugroho dengan komposisi gamelan oleh Rahayu Supanggah di kota Glasgow. Kerja sama perhelatan kedua konser tersebut telah disepakati dengan pihak RCS yang diwakili oleh Direktur Musik RCS Gordon Monroe, ujarnya.
Dalam waktu dekat beberapa pengajar gamelan lainnya juga akan didatangkan dari Indonesia untuk melatih gamelan di sejumlah perguruan tinggi ternama di Inggris yang berlomba-lomba meminta dijadikan sebagai basis pengajaran dan pelatihan gamelan.
KBRI London bekerja sama dengan Kemdikbud juga akan mendatangkan tenaga pengajar bahasa dan budaya Indonesia untuk mengajar di sejumlah sekolah dasar dan menengah serta komunitas pecinta Indonesia di Inggris.
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2017