in

Makanan Tradisional Diburu Pembeli

LARIS MANIS: Pedagang di Pasar Inpres Painan saat menjajakan makanan pabukoan, kemarin.(IST)

Bulan Ramadhan sebagai bulan penuh berkah yang hanya datang sekali dalam satu tahun ternyata juga memberikan gairah terhadap pedagang makanan di Pasar Inpres Painan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).

Tingginya minat beli masyarakat terhadap makanan yang dijual pedagang untuk berbuka puasa, membuat berbagai aneka ragam makanan tradisional juga bermunculan. Hal itu tentu memberikan keuntungan tersendiri bagi pedagang yang mampu berinovasi dalam membaca selera konsumen.

Nelly Azahra 40, pedagang makanan di Pasar Inpres Painan, mengatakan kepada Padang Ekspres kemarin (4/4) mengatakan bahwa nuansa bulan suci Ramadhan memang membawa keuntungan tersendiri terhadap usahanya sebagai pedagang makanan.

“Sebab di bulan Ramadhan ini berbagai jenis makanan dan minuman yang dijual biasanya akan laris manis. Momen ini tentu akan memberikan keuntungan lebih bila pedagang sedikit mau berinovasi dalam membaca selera konsumen,” katanya. Disampaikan, bahwa makanan yang dijual itu akan dijadikan sebagai menu berbuka.

“Karena untuk menu berbuka karena sudah seharian menahan haus dan lapar, maka pembeli akan lebih cenderung memilih makanan yang manis, dan minuman yang segar dan dingin. Namun makanan yang dipilih sebagian besarnya adalah makanan-makanan tradisional. Ini merupakan peluang bagi saya, sehingga berbagai jenis makanan dan minuman tradisional hadir di lapak daganan saya ini,” ujarnya.

Beberapa jenis makanan tradisional yang dijual diantaranya, lamang dan tape, pinukuik, lapek bugi dan lapek sagu, kacumui, mangkuak ubi, kue talam, bika, babongko, kolak pisang dan kolak campua, dan banyak lagi.

“Sedangkan minuman yang disukai dan laris manis adalah es cincau, cindua dalimo, air aka, es teh, dan lainnya. Semua jenis ini tersedia di Pasar Pabukoan Pasar Inpres Painan ini. Sebab untuk memenuhi kebutuhan konsumen saya juga bekerja sama dengan pedagang makanan lainnya,” aku Nelly.

Dia menambahkan, jika biasanya dia berjualan makanan hanya di rumah, namun khusus di bulan Ramadhan dia bersama pedagang lainnya lebih memilih pasar pabukoan. Dari segi harga, berbagai jenis makanan yang dijual itu cukup terjangkau, dan bisa dikatakan murah.

“Berbagai jenis makanan dan minuman untuk pabukoan yang saya jual ini harganya mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu satu porsi. Dan itu tentu sesuai dengan jenis ukurannya. Seperti lamang tape, satu porsi saya jual Rp 10 ribu. Namun jenis lainnya hanya Rp 5 ribu,” jelas Nelly lagi.

Nurma 52, warga Painan Timur, yang juga ikut meramaikan pusat pasar pabukoan tersebut mengatakan sangat senang dengan keberadaan pasar pabukoan tersebut. Sebab dengan adanya pasar itu, dia bisa memilih berbagai jenis makanan tradisional sesuai selera.

“Di pasar pabukoan ini, saya bisa memilih makanan pabukoan sesuai dengan selera saya dan keluarga. Saya senang karena di pasar pabukoan ini kita bisa mendapatkan berbagai jenis makanan dan minuman tradisional yang sulit bisa didapatkan pada hari-hari biasa,” akunya.

Sebagaimana biasa, dia bersama pembeli datang ke pasar pabukoan sekitar pukul 16.00 hingga pukul 17.30 setiap hari, atau di saat terik matahari mulai reda. “Jika terlambat, makanan yang kita sukai bisa saja sudah habis. Sebab yang datang ke sini bukan saja warga Painan, tapi juga dari Nagari Bungopasang, Salido dan Nagari Sago. Berbagai jenis yang disajikan pedagang harganya juga terjangkau,” timpalnya. (yon)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Sutan Riska Himbau Warga Berhati-Hati Pilih Agen Perjalanan Umrah

Atasi Sampah, Pariyanto Apresiasi Lomba Kebersihan