in

Manfaatkan Aplikasi Nabuang Sarok, PPS Bungus dan Semen Padang Jalin Kerja Sama

Analis Pengelola Keuangan, Bayu Eko Wibowo, mewakili Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bungus, dan Kepala Departemen Perencanaan & Pengendalian Produksi PT Semen Padang Juke Ismara.

PADEK.CO– PT Semen Padang kembali melakukan Perjanjian Kerja Sama Pengelolaan Sampah di Wilayah Laut dan Pesisir Kota Padang melalui Aplikasi Nabuang Sarok.

Penandatanganan PKS dilakukan oleh Kepala Departemen Perencanaan & Pengendalian Produksi PT Semen Padang Juke Ismara dan Analis Pengelola Keuangan, Bayu Eko Wibowo, mewakili Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bungus.

Bayu Eko Wibowo mengatakan PKS Program Pengelolaan Sampah di Wilayah Laut dan Pesisir Kota Padang ini juga sejalan dengan program KKP, yaitu Bulan Cinta Laut (BCL).

Pada program BCL, sampah di laut diambil nelayan untuk dikompensasi menjadi uang. Program ini berlangsung selama 1 bulan lamanya. Namun, Kepala PPS Bungus yang ketika itu selaku Koordinator BCL di Sumbar, menginginkan bagaimana agar nelayan terus mengambil sampah laut.

“Alhamdulillah, aplikasi Nabuang Sarok milik Semen Padang menjadi solusi bagi kami. Karena, Semen Padang mau menerima sampah laut untuk dijadikan bahan bakar alternatif yang dapat mensubstitusi batubara. Karena itulah penandatanganan PKS dengan Semen Padang ini kami lakukan,” katanya.

Bagi PPS Bungus, sebutnya, PKS dengan PT Semen Padang merupakan bagian dari upaya mengantisipasi kerusakan laut yang disebabkan oleh sampah plastik.

Sampah plastik yang larut/mikroplastik akan dimakan oleh ikan-ikan kecil, dan ikan-ikan kecil itu juga akan dimakan oleh ikan-ikan besar.

“Nah, ketika ikan itu kita makan, maka mikroplastik yang ada di ikan ini secara akumulatif terkumpul dan terakumulasi di dalam perut kita. Inilah yang dapat menyebabkan karsinogen atau penyebab kanker. Kemudian bagi kesehatan laut, sampah plastik sangat mengganggu ekosistem ikan. Bahkan bagi Penyu, sampah plastik dianggap sebagai ubur-ubur. Ketika plastik itu dimakan Penyu, maka Penyu akan mati,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, sampah plastik yang hanyut atau masuk ke dalam laut juga akan menutupi karang yang tentunya dapat menyebabkan karang menjadi mati.

“Kalau karang mati, maka ekosistem di dalam laut tidak sehat dan pada akhirnya ikan menjadi tidak ada. Untuk itu, kepada masyarakat Kota Padang dan masyarakat pesisir pantai di Sumbar pada umumnya, jangan buang sampah sembarangan, termasuk ke sungai dan ke laut,” katanya.

PPS Bungus sendiri, tambahnya, sejauh ini telah berupaya menjaga kesehatan laut dari sampah. KKP pun juga telah menekankan bahwa nelayan tidak boleh membuang sampah di laut. Bahkan, KKP dengan tegas meminta setiap nelayan untuk membawa pulang sampah makanannya.

“Kalau sampai tidak ada sampahnya, KKP akan menunda pembuatan atau pengurusan dokumen-dokumen terkait kelayakan kapal,” pungkas Bayu.(*)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Sutan Riska Lepas 227 CJH Dharmasraya Bertolak ke Tanah Suci

Genius Nonton Langsung Darak Badarak Tampil di IGT RCTI: Tak Ada Siswa yang Dikeluarkan