in

Mantan Bos Tersangka Kasus Suap, Saham Garuda Anjlok 2,26%

Harga saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) anjlok 2,26 persen di level Rp346 per saham pada penutupan perdagangan kemarin (19/1) setelah bergerak dalam rentang harga Rp346-Rp362 per saham. Merosotnya harga saham Garuda terjadi ditengah maraknya pemberitaan penetapan tersangka terhadap mantan Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan suap pengadaan mesin pesawat Rolls-Royce.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Heldy Arifien menyebut, kejadian yang menimpa Emirsyah kemarin menjadi sentimen negatif tambahan bagi laju saham Garuda Indonesia yang memang bergerak datar (sideways). “Secara teknikal sendiri Garuda Indonesia memang belum ada indikasi kenaikan yang signifikan, ditambah berita itu jadi sentimen negatif tambahan saja,” ujar Heldy, Jumat (20/1), dilansir dari CNN Indonesia.

Tekanan harga saham Garuda Indonesia, lanjut Heldy, sebenarnya juga imbas dari kondisi pasar modal secara keseluruhan yang memang masih bergerak datar. Pelaku pasar tengah menunggu (wait and see) terhadap pidato Donald Trump dalam inaugurasinya malam ini. Sehingga, tak banyak transaksi yang dilakukan di pasar modal. “Jadi pelaku pasar juga masih hit and run,” imbuh Heldy.

Sementara, Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menyebut penatapan tersangka kepada mantan orang nomor satu di Garuda Indonesia kemarin bukan penyebab pelemahan harga saham maskapai flag carrier. Ia menilai, koreksi yang terjadi pada saham Garuda Indonesia lebih disebabkan oleh antisipasi pelaku pasar terhadap laporan keuangan tahunan. “Ini tidak ada kaitannya, karena sekarang kan sudah direksi baru. Ini lebih karena kinerja keuangan dan pasar modal secara umum yang masih bergerak datar,” ungkap Edwin. 

Hold Garuda

Namun, bukan berarti kasus ini tidak berpengaruh terhadap laju harga saham Garuda Indonesia selanjutnya. Menurut Edwin, pasar menantikan penjelasan detil dari KPK terkait kasus dugaan suap yang diterima Emirsyah. “Ini apakah karena Emirsyah lebih memilih satu perusahaan atau ada fee dibalik itu, ini juga kan berarti masuk laporan keuangannya Garuda Indonesia. Pasar masih meraba sebenarnya,” papar Edwin.

Heldy sendiri tidak merekomendasikan untuk melakukan aksi beli pada saham Garuda Indonesia untuk sementara waktu, disebabkan belum adanya sentimen positif bagi perusahaan pelat merah tersebut untuk berbalik arah positif. “Sementara hold dulu untuk Garuda Indonesia, kondisi pasar juga masih wait and see,” katanya.

Sekadar informasi, Emirsyah menjabat sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia pada periode 2005-2014. Ia diduga menerima suap dalam bentuk uang dan barang senilai lebih Rp20 miliar. Salah satu barang yang diterima Emirsyah yakni, kondominium yang disewakan di Singapura. Selain itu, KPK menyatakan adanya keterlibatan produsen mesin jet pesawat Rolls-Royce dalam kasus Emirsyah. Pihak Rolls-Royce pun telah mengakui dan telah meminta maaf atas suap berupa mobil mewah dan jutaan poundsterling kepada beberapa pihak di enam negara, termasuk Indonesia.

Mengutip The Guardian, penyelidikan yang dilakukan pihak berwenang di Inggris menemukan Rolls-Royce memberi suap US$2,25 juta dan mobil Rolls-Royce Silver Spirit kepada salah satu individu untuk mengubah dan mempengaruhi kontrak dengan Rolls-Royce terkait penyediaan mesin jet Trent 700 bagi Garuda Indonesia. Perusahaan asal Inggris tersebut, diberitakan telah mempengaruhi Garuda Indonesia untuk membeli mesin Trent 700 buatan mereka yang digunakan pada pesawat Airbus tipe A330. 

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Mi Samyang Diduga Kandung Enzim Babi

Kekayaan Emirsyah Satar Melonjak 144 Persen