Mantan Presiden Iran Akbar Hashemi Rafsanjani wafat pada Minggu (8/1) waktu Iran, setelah terkena serangan jantung. Presiden yang berkuasa pada 1989 sampai 1997 ini wafat dalam usia 82 tahun. Sebagai tanda berkabung, saluran televisi pemerintah, Islamic Republic of Iran News Network (IRINN), menyiarkan banner hitam.
Rafsanjani adalah pendukung vokal Presiden Iran saat ini, Hassan Rouhani. Rouhani sendiri menyampaikan ucapan belasungkawa sekaligus pujiannya pada sosok yang pernah dijuluki Akbar Shah atau Raja Agung itu. “Semangat dari revolusi besar dan politik, simbol kesabaran dan resiliensi yang membubung ke langit,” begitu cuitan Rouhani, seperti dikutip CNN.
Rafsanjani dikenal sebagai tokoh penting dalam gerakan moderat di Iran. Dia gagal meneruskan kekuasaannya setelah kalah dalam pemilihan presiden melawan Mahmoud Ahmadinejad pada 2005. Selama kampanye pemilihan presiden tahun 2009, Rafsanjani adalah pengkritisi yang vokal terhadap Ahmadinejad.
“Ahmadinajad dianggap sebagai perwakilan rakyat kelas bawah, sementara basis pendukung Rafsanjani adalah kelas menengah ke atas, jadi itu adalah perbedaan kelas,” kata Mohammad Marandi, seorang associate professor Studi Amerika Utara di Tehran University.
Menurut Marandi, Rafsanjani termasuk salah satu politikus cerdas yang pernah dimiliki Iran. Aliansinya memang pernah berubah, tapi itu, kata Marandi, bukan mengindikasikan Rafsanjani sebagai sosok yang tak punya prinsip. “Dia sangat bagus dalam berpolitik,” katanya lagi.
LOGIN untuk mengomentari.
