Ketergantungan Sumbar terhadap produk impor suku cadang untuk peralatan mesin pertanian (alsintan) mengkhawatirkan. Sebagian besar Sumbar masih tergantung produk impor dari Taiwan, Tiongkok, dan sebagian kecil dipasok dari Jawa.
Di Sumbar sendiri, sejauh ini belum ada industri pengadaan suku cadang peralatan mesin pertanian (alsintan). Padahal, suku cadang alsintan tidak bisa diperoleh secara instan karena keterbatasan permintaan dan keunikan suku cadang terkait. Untuk mendapatkan suku cadang tersebut diperlukan waktu cukup lama (1-5 bulan), sehingga mengganggu pengoperasian alsintan.
Di sisi lain, Pemkab Dharmasraya mendapat hibah fasilitas sentra IKM Logam untuk dimanfatkan untuk menghasilkan suku cadang alsintan. Namun, akibat keterbatasan SDM dan alat bantu penunjang mesin, produksi ini belum dapat terlaksana. Makanya, Unand perlu mengambil peluang ikut serta membantu.
”Adanya SDM dan peralatan bantu tepat, maka mesin bisa digunakan untuk menghasilkan suku cadang yang diperlukan. Kegiatan tahun 2022 bagian dari kegiatan jangka panjang untuk menghidupkan sentra IKM Logam Dharmasraya,” ujar Ketua Tim Dr Aulia di Dharmasraya, baru-baru ini.
Menurut dia, pelaksanaan kegiatan ini melibatkan mitra dan insan Dikti, serta mahasiswa. Mitra berperan menyediakan fasilitas workshop yang diperlukan, sedangan Dikti menyiapkan program sesuai kerangka acuan kerja yang disepakati dengan tim Kedaireka saat verfikasi. Termasuk, menyiapkan dan membuat alat bantu dan pengadaan alat ukur dan material terkait yang diperlukan, menyiapkan modul pelatihan dan melaksanakan pelatihan.
Terakhir, insan Dikti menyiapkan desain sproket dan membuatnya bersama mitra. Mahasiswa MBKM dilibatkan dalam setiap kegiatan yang direncanakan. Mulai penyiapan dan penyusunan kegiatan, serta jadwal pelaksanaan. Lalu, melaksanakan pelatihan sebagai peserta dan pengarsipan kegiatan, ikut serta dalam pembuatan sproket dan pelaporan kegiatan.
Kegiatan matching fund ”Penerapan teknologi produksi sistem transmisi alsintan pada Sentra IKM Logam Dharmasraya untuk memenuhi kelangkaan dan substitusi suku cadang impor” ini, menjadi media penghubung kepentingan mitra dan Unand. Mitra mendapat manfaat berupa ilmu terapan mengoperasikan mesin bubut, milling dan sekrap untuk keperluan proses produksi mereka, khususnya merancang dan membuat sproket.
Khusus Unand, mengambil manfaat agar dosen yang terlibat bisa beraktivitas di luar kampus untuk menerapkan ilmu mereka di tempat mitra. Utamanya lagi, mahasiswa dapat mengambil pengalaman di lapangan sebagai bagian kegiatan MBKM untuk memenuhi kurikulum dan bekal keahlian tambahan untuk dunia kerja mereka kelak.
”Apa yang telah dilaksanakan di Sentra IKM Logam Dharmasraya dan tenaga terlatih, kelak secara tidak langsung bermanfaat bagi masyarakat dengan tumbuhnya usaha-usaha baru ataupun produk lokal untuk menggantikan produk impor. Sehingga, memudahkan masyarakat pengguna mendapatkan suku cadang,” harap Aulia. (cr7)