in

Menakar Janji Politik Mah-Em

Hampir berumur tiga tahun kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang mengemban amanat rakyat Kota Padang, tepatnya pada 13 Mei 2017 mendatang. Sepuluh program aksi yang menjadi unggulan ketika berkampanye Mahyeldi-Emzalmi (Mah-Em) menjadi kekhawatiran dan harapan bagi masyarakat Kota Padang. Mengelola Kota Padang yang merupakan ibu kota Provinsi Sumatera Barat ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dampak gempa besar Padang tahun 2009 jadi kendala merealisasikan 10 program unggulan Mah-Em. Belum lagi pendapatan asli daerah Kota Padang hanya mengandalkan pajak dan retribusi daerah.

Adapun 10 program unggulan Mah-Em yang dikenal dengan 10 M; satu, melakukan pengaspalan dan betonisasi jalan lingkungan, perbaikan trotoar serta pengendalian banjir dan genangan air. Pengaspalan jalan terutamanya di daerah-daerah yang padat penduduk menjadi prioritas Mah-Em. Fakta di lapangan banyak pembangunan jalan lingkungan di Kota Padang namun bukan bentonisasi melainkan semenisasi. Dalam semenisasi tersebut ada juga sumbangan masyarakat yang berpartisipasi dalam pembangunan jalan lingkungan tersebut.

Dua, menyelenggarakan pendidikan, pesantren Ramadhan, kegiatan keagamaan, seni budaya dan olahraga yang lebih berkualitas serta gratis pendidikan SD, SMP, SMA dan SMK negeri dan pemberian beasiswa bagi semua pelajar dan mahasiswa berprestasi dari keluarga miskin. Gratis pendidikan di sekolah negeri menjadi polemik tersendiri bagi pemerintahan Mah-Em. Berdasarkan laporan tahunan Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Barat sejak dari tahun 2014 sampai dengan 2016, pendidikan adalah substansi tertinggi pertama dilaporkan. Mulai dari pungutan yang berkedok sumbangan hingga secarut-rupa pungutan lainnya. 
Ketiga, Menyediakan terminal angkutan kota dan terminal bus dalam dua tahun serta penataan transportasi kota yang lebih baik. Fakta di lapangan, batas waktu dijanjikan Mah-Em hanya ada terminal angkot yang dibangun. Terminal Bus layaknya Terminal Andalas yang dahulu, tak berbaun tunjuk juga sampai saat ini walaupun belakangan direncanakan di Anakaia, Lubukbuaya. 

Empat, merehab 1.000 unit rumah tidak layak huni per tahun dan pelayanan kesehatan gratis di puskesmas dan RSUD serta ambulan gratis bagi warga miskin. 1.000 unit rumah akan direhab, berarti seharusnya sudah hampir 3.000 unit rumah yang telah dibedah oleh Mah-Em. Pelayanan kesehatan gratis di puskesmas dan RSUD, realitasnya masyarakat Kota Padang masih banyak mengeluhkan pelayanan kesehatan di Kota Padang. Belum lagi rumitnya birokrasi layanan kesehatan menjadi caci-maki warga Kota Padang kepada penyelenggara hampir tiap harinya. 

Lima, membangun Pasar Raya Padang dalam dua tahun dan revitalisasi pasar-pasar pembantu. Masyarakat Kota Padang dapat mengukur sendiri bagaimana pembangunan Pasar Raya Padang yang menjadi Ikon Pusat Perekonomian Kota Padang dahulunya. Hanya Pasar Lubukbuaya dan Pasar Alai dilakukan penataan. Sedangkan pasar-pasar pembantu lainnya masih belum berubah. 

Enam, meningkatkan dana operasional kecamatan, kelurahan, RW dan RT serta guru TPQ/TQA/MDA menjadi 200%. Konon sudah cukup baik terutama dalam peningkatan tunjangan kinerja bagi aparatur sipil di kelurahan dan kecamatan. Tujuh, Memberikan santunan kematian Rp 1 juta bagi warga Kota Padang. Kemudian program ini bertransformasi hanya dikhususkan kepada warga ber-KTP Padang yang kurang beruntung dengan pengesahan oleh kantor kelurahan, lalu program ini sudah tidak jelas lagi rimbanya.

Delapan, mendorong pertumbuhan ekonomi, mencetak 10.000 wirausahawan baru dan pengembangan ekonomi kreatif, UMKM serta pemberdayaan masyarakat petani dan nelayan. Seharusnya tercetak hampir 6.000 wirausahawan baru di Kota Padang jika per tahunnya dihitung berkisar 2.000 pelaku usaha saat ini. Kemudian pemberdayaan masyarakat petani yang belum signifikan dan pemberdayaan bagi nelayan di Kota Padang juga sedemikian rupanya.

Sembilan, merevitalisasi objek wisata Kota Padang menjadi wisata keluarga dan konvensi yang layak dan ramah. Danau Cimpago dan Lapau Panjang Cimpago (LPC) sebagai maskot pariwisata baru Kota Padang. Patut diberikan pujian khusus kepada Mah-Em dalam pengelolaan wisata maritim. Maskot tersebut terhubung dengan Gunung Padang, Jembatan Siti Nurbaya, kota tua dan Pantai Air Manis. Sepuluh, Menyediakan anggaran untuk tunjangan daerah bagi aparatur sipil negara (ASN). Mah-Em telah menyediakan anggaran untuk tunjangan daerah bagi ASN.

Tidak pula dipungkiri, hampir 3 tahun duet Mah-Em puluhan prestasi juga telah diraih di segala bidangnya, terakhir menurut opini media sosial bahwa wali kota Padang menjadi walikota/bupati terpopuler ke-7 se-Indonesia yang jadi perbincangan menurut lembaga survei Indonesia Indicator. Sisa kurang lebih 2,5 tahun kepemimpinan walikota dan wakil wali kota Padang, tidak sedikit masyarakat meragukan 10 program unggulan tersebut tidak akan sempurna untuk dilaksanakan. Belum lagi terhembus juga komunikasi politik duet Mah-Em menjadi tantangan dalam mengimplementasikan 10 program unggulan tersebut sampai dipenghujung masa jabatan. 

Sebagai warga Kota Padang, tertitipkan sebuah harapan dari warga Kota Padang kepada Mah-Em untuk merealisasikan 10 program unggulan tersebut. Kekhawatiran masyarakat terhadap 10 program unggulan tersebut akan menjadi sandungan kepercayaan publik Kota Padang pada masa akan datang. Semoga perhatian masyarakat masih baik dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemko Padang yang baru saja dilantik dapat bekerja sesuai dengan 10 program unggulan tersebut sebagaimana mestinya. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Pemprov Ajukan Anggaran 300 Sampan Bantuan

Amerika tanpa Obama