in

Mengajar Bersahaja di Era Merdeka Belajar

Pengertian merdeka belajar menurut menteri pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim adalah istilah yang tepat digunakan sebagai filosofi perubahan dari suatu metode pembelajaran yang dilakukan selama ini di tanah air.

Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan kemandirian dan kemerdekaan bagi pelaku pendidikan untuk menemukan cara yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan belajar masing-masing.

Penerapan konsep merdeka belajar diharapkan mengangkat nilai edukasi bagi generasi dan kaum terpelajar secara keseluruhan. Konsep awal merdeka belajar adalah bersumber dari filsafat Ki Hajar Dewantara; Bapak Pendidikan Indonesia, yaitu Kemerdekaan dan Kemandirian.

Strategi mengajar efektif adalah merupakan pola-pola umum kegiatan guru siswa dalam perwujudan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi sebagai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Hal ini merupakan tanggung jawab mutlak seorang pendidik atau guru di tingkat pendidikan tertentu. Pada pendidikan menengah terutama SMA, guru harus bisa menempatkan diri sesuai dengan tuntutan pembelajaran di sekolah menengah atas.

Agar strategi mengajar lebih efektif pada era merdeka belajar, seorang guru harus membekali diri dengan kiat-kiat khusus sehingga pembelajaran yang dilakukan akan tepat sasaran.

Di era ini, pada kegiatan pembelajaran intra kurikuler, kegiatan pembelajaran reguler untuk setiap mata pelajaran mengarah pada capaian pembelajaran dan profil pelajar Pancasila.
Di era merdeka belajar ini, sekolah, guru, dan siswa memiliki kebebasan untuk berinovasi, belajar dengan mandiri dan kreatif. (Pidato Mendikbud pada HGN 2019).

Inovasi yang dimaksudkan bisa tumbuh dari guru dan siswa yang kreatif dan terlatih sehingga cara mengajar dan materi yang disajikan guru tersambung aktif kepada siswa sebagai objek ajar.

Konsep yang diterapkan dalam kebijakan merdeka belajar akan menjadi gebrakan baru dalam dunia pendidikan. Dikarenakan alasan itu jugalah maka menteri pendidikan dan kebudayaan memfasilitasi guru dengan kriteria tertentu untuk menjadi guru penggerak.

Proses seleksi dan pelatihan untuk guru penggerak ini sudah dilakukan secara bertahap dan diharapkan mencapai 250.000 sampai 300.000 guru penggerak se-Indonesia. Harapan ini akan tercapai bila seluruh pihak memberikan dukungan maksimal sesuai dengan posisi masing-masing.

Secara umum pemahaman tentang merdeka belajar masih abu-abu bagi sebagian masyarakat, tenaga pendidik/guru dan juga siswa karena ini merupakan terobosan baru Mas Menteri untuk membuka langkah maju unia pendidikan agar lebih cemerlang. Untuk menyikapi situasi ini, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan agar tujuan pendidikan dapat tercapai, diantaranya:

1.Tingkatkan pemahaman tentang silabus, kurikulum merdeka dan tujuan pendidikan.
Sebagai pendidik/guru maka kita harus punya wawasan yang luas terkait silabus dan kurikulm serta paham akan tujuan pendidikan agar proses pendidikan tidak terhambat. Hal ini penting karena ada beberapa kebijakan pemerintah yang perlu ditindak lanjuti.

Berdasarkan kebijakan merdeka belajar maka Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) diserahkan ke pihak sekolah, Ujian Nasional (UN) ditiadakan dan diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disederhanakan, serta penyederhanaan pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Dengan memahami situasi ini diharapkan guru bisa mengemban tugas mengajar dengan baik. Disamping itu mampu menginternalisasikan program dalam diri dan menumbuhkan karakteristik profil pelajar Pancasila.

2. Mampu menerapkan manajemen waktu yang baik. Bagian yang tak kalah penting dalam proses mengajar pada era merdeka belajar adalah mengatur waktu seefektif dan sebaik mungkin. Semakin baik penataan waktu akan semakin maksimal hasil yang dicapai karena pada era merdeka belajar siswa lebih diarahkan pada peningkatan ketrampilan dan rasa percaya diri yang tinggi.

Harus ada agenda yang tersusun rapi untuk mengatasi waktu yang terbuang sia-sia. Dapatkan hasil yang maksimal meski dengan keterbatasan waktu. 3. Mampu memanfaatkan teknologi (ICT)

Kemampuan mengoperasikan alat bantu/teknologi yang baik merupakan keharusan bagi setiap guru yang mengajar di era merdeka belajar. Bagaimana kita bisa membuat siswa mampu menganalisis informasi secara digital bila kita sendiri gaptek (gagap teknologi).

Saat ini kita telah memasuki era industri 4.0 dimana hampir 90% aktivitas pendidikan dilakukan secara komputerisasi dan aplikasi yang menggunakan internet dan jaringan. Sehingga rendahnya kemampuan teknologi menjadi pembatas ruang gerak kebijakan merdeka belajar.

Sumber daya manusia; pendidik dan peserta didik harus harus mampu bersaing di era globalisasi industri yang sarat dengan aplikasi dalam pengembangan teknologi. ICT (Information and Communication Technology) sangat penting dalam proses belajar, penilaian dan untuk media yang sesuai dengan capaian kompetensi peserta didik dan situasi alam di lingkungan belajar.

Untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, guru harus berusaha menciptakan media ICT yang menarik bagi peserta didik.

4. Cintai profesi setulusnya, mengajar dengan hati Terutama pada era merdeka belajar yang menuntut berbagai aktifitas sesuai keinginan siswa dan situasi sekolah maka guru harus mengajar dengan hati.

Guru harus kreatif, inovatif, kalau perlu superlatif, tetapi penuh keikhlasan sehingga tujuan pendidikan bisa tercapai. Guru adalah pengabdi masyarakat, pahlawan tanpa tanda jasa, yang mengukir tonggak sejarah kemajuan bangsa. Profesi sebagai guru adalah profesi yang sangat mulia dan akan lebih bermakna bila dilakukan dengan cinta dan keikhlasan.

Pendidikan yang diberikan kepada siswa tidak terbatas oleh ruang dan waktu sehingga guru diharapkan mendidik siswanya dengan tulus ikhlas sepanjang waktu. Beri kebebasan yang berkarakter kepada siswa dengan harapan mereka dapat menyerap ilmu tanpa keterpaksaan. Mendidik dengan hati merupakan solusi untuk melahirkan generasi yang baik, bermoral, dan berkarakter.

5. Guru harus mampu berpikir kritis. Menurut Wikipedia, berpikir kritis adalah cara berpikir manusia untuk merespons seseorang dengan menganalisis fakta untuk membentuk penilaian dan pemahaman tentanganalisis rasional, skeptis, tidak bias, atau evaluasi bukti faktual. Pada dasarnya, bentuk berpikir kritis adalah pemikiran mandiri, pendisiplinan diri, pemantauan diri, dan koreksi diri.

Pada penerapan konsep merdeka belajar, peserta didik harus mampu berpikir kritis. Jadi logikanya, kalau siswa dituntut mampu berpikir kritis tentunya guru terlebih dahulu harus mampu berpikir kritis.

Pendidikan tidak lagi berorientasi pada angka dan nilai di buku laporan siswa, tetapi mengoptimalkan talenta siswa, pembentukan karakter dan melatih skill mereka semaksimal mungkin sebagai calon generasi emas yang akan membawa kemajuan bangsa ke depannya. Menjadi guru di era merdeka belajar harus berani menghadapi tantangan untuk meningkatkan cara berpikir lebih kritis. (*)(Azma, Guru SMA NEGERI 1 PARIAMAN)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Petani Tambak Ini Menanggung Kesedihan Yang Kedua Kali Akibat Banjir Bandang

Matematika Menyenangkan di Era Merdeka Belajar