Palembang, BP
Rumah Limas Kemas H Abdul Aziz Hamid yang terletak di Jalan Demang Lebar Daun No 51, Palembang depan Rumah Sakit Bunda , Palembang ini tampak begitu megah dan terawat.
Rumah limas ini nampak bernuansa tradisional yang didominasi dengan interior kayu lengkap dengan ukiran khas Palembang berwarna keemasan.
Meskipun begitu, sisi dalam rumah ini tidak panas seperti rumah kuno berusia seabad, namun terasa sejuk karena memang sudah didesain sedemikian rupa dan dilengkapi pendingin ruangan.
Saat mengunjungi Rumah Limas ini, nilai budaya Palembang bisa sangat terasa kental yang terlihat dari ornamen ukiran pada pintu dan dindingnya.
Rumah Limas ini sendiri memiliki tiga tingkatan yang disebut kijing. Hal ini menjadi simbol atas jenjang kehidupan bermasyarakat yaitu usia, jenis, bakat, pangkat dan martabat.
Tingkatan yang dimiliki Rumah Limas menandakan garis keturunan atau kedudukan seseorang yaitu Kiagus, Kemas, dan Masagus.
Kemudian yang pertama diperuntukkan bagi golongan tertinggi yaitu kaum Raden.
Dari segi arsitektur, rumah lima terdiri dari ruang persegi dan persegi panjang yang menghadap ke arah Timur dan Barat.
Rumah Limas juga disebut sebagai rumah panggung karena bagian bawah Rumah Limas terdapat kolong rumah. Kolong rumah yang terbuka ini biasa digunakan untuk kegiatan sehari-hari, mulai dari tempat berkumpul keluarga atau tetangga, hingga aktivitas lainnya. Rumah Limas ini memiliki dua buah tangga di samping kiri dan kanan depan rumah. Tinggi Rumah Limas bisa sampai sekitar tiga meter.
Ketika memasuki Rumah Limas, kita disuguhi beberapa jenis ukiran yang memiliki simbol. Seperti di atap rumah, terdapat ukiran simbar atau tanduk pada bagian atas atap, ukiran guci lukis di lemari kayu, ukiran kulit kerang di meja kayu/giwang yang terbuat dari kayu jati.
Furniture khas Palembang juga menghiasi rumah adat ini, seperti diantaranya kursi antik dari kayu jati dan tembesu, meja giwang, lemari rak dan lemari mato yang terbuat dari kayu tembesu dan lampu stolp.
Ada juga kamar tidur yang disebut Pangken Penganten yang lengkap dengan perabot kamar. Bentuk pintu kamar tidur seperti dampar atau kotak, bisa juga digunakan sebagai tempat menyimpan peralatan rumah tangga.
Tempat tidurnya masih menggunakan kain bermotif songket dan bantal persegi panjang. Ada juga kamar khusus bayi dan anak kecil seperti zaman dulu.
Rumah Limas ini kini terbuka masyarakat umum, termasuk wisatawan asing. Bahkan tersedia Timbang Adat, yaitu pakaian pernikahan khas Palembang yang bisa digunakan untuk berfoto.
Ada pula Ambenan, yakni kursi pelaminan pengantin, yang bisa juga sebagai tempat berfoto para pengunjung.
Selain itu dibawah rumah limas ini ada lokasi penjualan oleh-oleh khas Palembang atau suvenir khas Palembang seperti songket, jumputan, blongsong, tempat tissue, gantungan kunci dan lain-lain.
Dan bagian belakang rumah limas ini ada convention center yang bisa digunakan untuk pernikahan, pertemuan maupun acara-acara lainnya. Untuk jam operasional buka mulai pukul 09.00 hingga 17.00. Informasi lebih lanjut bisa menghubungi 0711 410572 atau 0711 411395.
Nah, untuk mengunjungi Rumah Limas ini biayanya terjangkau, hanya Rp 10.000 per orang. Sedangkan kalau mau berfoto pakai baju tradisional, harganya Rp 150.000 per orang, sudah termasuk sewa baju, aksesoris, makeup, tata rambut dan cetak foto 1 lembar ukuran 4R.
Menurut Pengelola Rumah Limas Kemas H Abdul Aziz, Angel Eva Christine, Rumah limas ini mulai dibangun
tahun 1989 dan selesai tahun 1991.
Sebagian interiornya masih otentik seperti rumah limas di masa lampau, terbuat dari kayu dan barang-barang antik yang masih terawat.
“Rumah limas ini berisi koleksi-koleksi mertua saya bapak Aziz dan tadinya tidak dibuka untuk umum, tapi tiga tahun belakangan ini dibuka untuk umum, karena ternyata melihat perkembangan rumah limas itu sendiri sudah hampir punah dan bagaimana visi dan misinya bagaimana kita melestarikan budaya kita sendiri yaitu budaya Palembang dan memperkenalkan tentang budaya Palembang ke orang banyak bukan hanya di Palembang tapi nasional , bahkan kita pengen sampai ke internasional,” katanya, Sabtu (18/1).
Menurutnya sejauh ini sudah banyak wisatawan mancanegara yang mengunjungi rumah limas ini terutama dari Amerika Serikat, Inggris, Australia. Wisatawan mancanegara ini menurutnya sampai terkagum-kagum dengan rumah limas ini terutama ornamen rumah limas ini.
“ Kedepan harapannya orang Indonesia khususnya orang Palembang sendiri lebih mengenal budayanya sendiri dan mengapresiasi dan bisa bangga dengan budayanya,” katanya.
Kepala perwakilan BI Sumsel selanjutnya akan dijabat Hari Widodo yang berkesempatan mengunjungi rumah limas tersebut mengaku rumah limas ini adalah tempat yang bagus untuk dikunjungi dan merupakan salah satu ikon pariwisata kota Palembang.
“ Kita harus mengcreate tempat-tempat seperti ini agar bisa menjadi alternatif tempat pariwisata di kota Palembang, dan kami melihat bahwa ini adalah warisan yang harus kita pelihara secara budaya Palembang memiliki kekayaan arsitektural yang patut dilestarikan dan ini merupakan salah satu bentuk arsitektur rumah adat Sumsel atau Palembang menurut saya kalau ini terus di jaga akan menjadi salah satuidentitas budaya Sumsel , kita harus harus mengembangkan tempat wisata seperti ini sehingga bisa menarik wisatawan baik dari nusantara dan mancanegara,” katanya.
Untuk itu menurutnya perlu membranding bahwa Sumsel atau Palembang menjadi salah satu destinasi wisata yang pantas dikunjungi di Indonesia.#Dudy Oskandar
Keterangan:
• Nama : Rumah Limas
• Pemilik : Kemas H. Abdul Aziz Hamid
• Alamat : Jalan Demang Lebar Daun, nomor 51
• Kota : Palembang
• Provinsi : Sumatera Selatan
• Telepon : 0711 410572 atau 0711 411395
• Instagram : rumahlimaspalembang