in

Mengintip Dapur Kediaman Wabup Solok

Meski Ada Pembantu, Sang Istri tetap Turun Tangan 

Menjadi pejabat publik tak lantas mengubah menu dan selera makan Wakil Bupati Solok, Yulfadri Nurdin. Paling tidak, gulai ayam kampung campur kemumu dan telur mata sapi nyaris wajib hadir di meja makan mantan anggota DPRD Sumbar itu.

Sebagai Wakil Bupati, tentunya publik membayangkan hidangan di meja makan rumah Dinas Wabup Solok itu penuh dengan deretan menu. Namun, tak begitu realitanya yang terjadi di kediaman Yulfadri Nurdin. Justru, makan di rumah orang nomor II di Kabupaten Solok itu tak ubahnya seperti makan di rumah masyarakat biasa.

Kehadiran pembantu memasak juga tidak terlalu berfungsi dalam pembuatan menu makan pasangan Bupati Gusmal itu. Sebab, setiap santapan yang akan disajikan, mesti melalui sajian dan takaran pembuatan sang istri tercinta Ny Dahliar Yulfadri Nurdin.

“Sejak dulunya, sampai tinggal di rumah dinas Wabup ini, ibuk yang selalu memasak untuk Bapak,” sebut Dahliar, kemarin, (14/1).

Dahliar mengisahkan, sejak memulai berumah tangga dengan Wabup sekitar 32 tahun lalu, selera Yulfadri tidak pernah berubah dan itu ke itu saja. Paling tidak, karena faktor usia dan kesehatan, Dahliar membatasi kesukaan Wabup.

Yulfadri sendiri paling suka dengan gulai ayam kampung dicampur kemumu. Itu adalah menu terfavorit yang dulunya wajib ada setiap kali makan. “Tapi sekarang tidak lagi setiap hari. Karena tensi Bapak sering naik, dibatasi di waktu-waktu tertentu saja,” kata Dahliar yang dipersunting Wabup tahun 1985 silam.

Saat ini, yang wajib hadir di setiap hidangan makan adalah gulai ikan. Wabup pun tak memilih, ikan laut (ikan padang), ikan air tawar. Terpenting ada gulai ikan. Lalu, telur mata sapi yang khusus telur bebek. “Kalau telur ayam bras, bapak tidak mau,” sebut Dahliar.

Di samping itu, Yulfadri juga doyan menyantap goreng bada. Makanan khas lainnya seperti petai, jengkol juga digemari Wakil Bupati periode 2016-2021 itu. “Dari dulu, bapak kurang suka makan daging. Begitu juga tempe dan tahu, tak pernah beliau makan,” sebut Dahliar.

Hanya saja, lanjut Dahliar, setiap kali lapar, suaminya wajib makan. Ini dampak dari  penyakit mag yang dialami Yulfadri. “Ada atau tidaknya sambal, kalau lapar makan dulu. Dengan nasi campur garam dan cabai saja juga tak masalah,” terang ibu 7 orang anak itu.

Selama menjadi Ny Wakil Bupati, Dahliar mengaku selalu memantau menu dan jadwal makan Yulfadri. Paling tidak, kalaupun tidak langsung memasak, Dahliar wajib turun ke dapur untuk menunjukkan takaran pembuatan sebuah menu makanan. Seperti gulai, goreng dan sebagainya.

“Tukang masak ada. Tapi, saya yang tetap membuatkan menu makan untuk Bapak,” terang guru Bimbingan Konsling SMAN 1 Kubung itu.

Di sisi lain, Wakil Bupati Solok, Yulfadri Nurdin tak menampik, jika memang menu terbaik untuk santapannya hadir melalui racikan sang istri. Bahkan, tak jarang ketika bertugas, Yulfadri menyempatkan makan di rumah.

“Masakan istri saya itu mengalahkan menu makan seluruh rumah makan. Makanya, saya selalu kangen masakan istri,” sebut putra ke-5 dari 9 bersaudara itu.

Menurutnya, menu masakan istrinya tidak berbeda dengan menu masakan-masakan orang maupun juru masak di restoran. Hanya saja, racikannya ditambah bumbu keikhlasan, ketulusan dan kasih sayang. “Ini yang menambah nikmat masakan di rumah,” sebut pria penggila buah durian itu.

Bahkan, kalau boleh dan tidak janggal seorang Wabup membawa nasi ke setiap acara, Yulfadri mau membungkus nasi dan sambal buatan istrinya ke mana pergi. “Tapi, nanti di kira pula Wabup pelit dan tidak mau makan di rumah makan,” seloroh Wabup.

Soal menu sambal, Wabup mengaku tidak memiliki pantangan. Sebab, setiap kali lapar, apa saja akan terasa enak. “Rasullullah telah mengajarkan, makanlah sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang. Kalau sudah lapar, tidak ada menu-menu khusus itu,” canda Yulfadri. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Bisa Bertambah Dua Kursi Wakil Ketua

DPR Minta Tekan Angka Golput