Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, dan masyarakat (Dewi, 2020).
Pendidikan berperanan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa (Hakim et al., 2021). UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan tujuan Pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Insani & Sunarti, 2018).
Tujuan Pendidikan dapat dicapai dengan melakukan pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lingkungan belajar.
Dalam proses pembelajaran hendaknya tercipta suasana belajar yang mampu membangkitkan minat, perhatian, dan motivasi belajar siswa (Hakim et al., 2021). Kegiatan pembelajaran sebaiknya tidak hanya berfokus pada guru, tetapi juga harus melibatkan siswa untuk menggali dan menemukan pengetahuannya sendiri (Fajri, 2019). Pembelajaran seperti ini cocok diterapkan pada pembelajaran fisika.
Fisika adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang gejala maupun peristiwa yang terjadi di alam baik dari segi materi maupun energi (Dewanti & Retnowati, 2021).
Dalam konteks pembelajaran, Fisika merupakan mata pelajaran yang berisi teori dan rumus, tidak hanya itu fisika juga memerlukan penjelasan dan pemahaman konsep tentang proses terbentuknya pengetahuan melalui suatu penemuan dan penyajian data (Indrawati et al., 2019).
Pembelajaran fisika yang baik harus memenuhi 3 hakikat fisika yaitu fisika sebagai produk, fisika sebagai proses, dan fisika sebagai sikap (Nasution, 2018). Dalam pelaksanaan pembelajaran fisika disekolah terdapat permasalahan yang ditemukan salah satunya adalah rendahnya hasil belajar siswa.
Masih banyak guru dalam melakukan kegiatan belajar-mengajar dikelas menggunakan metode konvensional yang menyebabkan siswa cenderung pasif dan statis, menerima pelajaran apa adanya dari guru, pembelajaran menjadi tidak menarik, membosankan dan sedikitnya jumlah peserta didik yang tuntas dalam belajar (Sarjono, 2020).
Hasil belajar siswa rendah disebabkan karena sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari dan memahami konsep fisika (Paudi, 2019). Untuk mengatasi permasalah tersebut maka diterapkan pendekatan SETS (Science, Environment, Technologi, Society) dalam pembelajaran fisika.
Pendekatan SETS dipilih karena sangat cocok dengan pembelajaran fisika. Pendekatan SETS merupakan proses pembelajaran di mana peserta didik diajak untuk mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan peristiwa sederhana yang terjadi pada lingkungan, teknologi, dan masyarakat (Dewanti & Retnowati, 2021).
Menurut Khasanah dalam Umar et al., (2020) pendekatan SETS dapat memberikan wawasan luas bagi siswa. Hasil penelitian Kim & Roth dalam Jusriana & Ibrahim (2021) menunjukkan SETS membentuk sikap peserta didik lebih peduli terhadap lingkungan. Pendekatan SETS juga dapat meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik (Sarjono, 2020).
Pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan materi dengan menerapkan konsep-konsep kedalam unsur kehidupan sehari-hari, yaitu sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat, sehingga memudahkan peserta didik untuk memahami materi (Azzahra et al., 2022).
Pendekatan SETS bertujuan memberi pembelajaran sains secara kontekstual. Ciri pembelajaran SETS yaitu konsep sains yang dibelajarkan tidak sekedar diperkenalkan sebagai konsep sains murni akan tetapi dikaitkan dengan unsur lain dari SETS (Kalsum et al., 2019).
Zahro dalam Sumarno (2021) menyatakan Pendekatan SETS memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme (Construktivim), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection) dan penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment).
National Science Teachers Asssociation mengungkapkan bahwa langkah-langkah dalam melaksanakan pendekatan SETS antara lain: 1) Tahap invitasi; 2) Tahap eksplorasi; 3) Tahap solusi; 4) Tahap aplikasi (Dona, 2022).
Yulistiana menyebutkan bahwa keunggulan pendekatan SETS adalah pendekatan ini selalu menghubungkan kejadian nyata yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual) dan komprehensif (terintegrasi antara keempat komponen SETS) (Dona, 2022). Pendekatan SETS dapat mengembangkan keterampilan berfikir peserta didik, dan juga dapat mengembangkan keterampilan sosial peserta didik.
Sedangkan kekurangan pendekatan SETS antara lain: 1) menghabiskan waktu lebih lama; 2) Bagi pendidik tidak mudah untuk mencari isu atau masalah yang terkait dengan topik yang dibahas atau dikaji; 3) Pendidik perlu menguasai materi yang terkait dengan konsep dan proses sains yang dikaji selama pembelajaran (Poedjiadi, 2010).
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Fisika dengan Menggunakan Pendekatan SETS (Science, Environment, Technologi, Society).
Penelitian pertama yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sarjono (2020) tentang Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Pembelajaran SETS (Science Environment Technology and Society).
Hasil dari penelitian yang dilakukan salah satunya adalah model pembelajaran SETS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran fisika. Penelitian kedua yaitu penelitian yang dilakukan Dewanti & Retnowati (2021) tentang Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Power Point Berbasis Science, Environment, Technology, and Society untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Ranah Kognitif Peserta Didik SMA.
Salah satu hasil dari penelitiannya adalah media pembelajaran fisika power point berbasis science, environment, technology, and society mampu meningkatkan hasil belajar ranah kognitif peserta didik.
Penelitian ketiga yaitu penelitian yang dilakukan Jusriana & Ibrahim (2021) tentang Efektivitas Model Bertukar Pasangan dengan Pendekatan SETS (Sciense, Enviroment, Teknohlogy And Society) terhadap Hasil Belajar Fisika. Hasil dari penelitian ini adalah model pembelajaran bertukar pasangan dengan pendekatan SETS efektif terhadap peningkatan hasil belajar.
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan SETS dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika. Pendekatan SETS ini juga cocok digunakan dalam pembelajaran fisika, dikarenakan fisika merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam yang terjadi di lingkungan sekitar kita.
Sedangkan pendekatan SETS disini merupakan pendekatan yang menghubungkan kejadian nyata yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual) dan komprehensif dengan keempat komponen SETS (Science, Environment, Technologi, Society).
Dalam penerapannya pendekatan SETS dapat dikombinasikan dengan beberapa model pembelajaran dan bahan ajar untuk membuat materi yang dijelaskan lebih mudah dipahami oleh siswa. pendekatan SETS juga dapat mengembangkan keterampilan sosial.(***)