in

Mensesneg: Teguran Keras Presiden Jokowi Direspons Cepat oleh Kabinet

Mensesneg bersama Menparekraf saat memberikan keterangan pers di Gedung Utama Kemensetneg, Provinsi DKI Jakarta, Senin (6/7). (Foto: BPMI)

Teguran keras yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Sidang Kabinet beberapa waktu lalu direspons cepat oleh Kabinet Indonesia Maju untuk terus berpacu dan mempercepat program Pemerintah di tengah pandemi juga penyerapan anggaran agar menjaga daya beli masyarakat.

“Dalam waktu yang relatif singkat kita melihat progres yang luar biasa di kementerian dan lembaga antara lain bisa dilihat dari serapan anggaran yang meningkat dan program-program yang telah berjalan,” ujar Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Gedung Utama Kementerian Sekretariat Negara, Provinsi DKI Jakarta, Senin (6/7).

Pratikno menjelaskan bahwa Presiden Jokowi amat memberi perhatian pada persoalan pandemi dan dampak kesehatan serta ekonomi yang ditimbulkan akibat pandemi. Karena itulah, Kepala Negara juga meminta jajarannya di kabinet untuk memiliki fokus dan perhatian yang serupa agar menjadi sebuah kerja luar biasa dalam upaya penanganan pandemi.

“Bahkan beliau juga sangat menyadari, pandemi ini jangan semata-mata kita harus segera selesaikan masalahnya. Tetapi juga sebagai momentum untuk fundamental reform. Jadi, beliau kadang mengatakan jangan sia-siakan masalah besar ini. Oleh karena itu Bapak Presiden terus-menerus mendorong semua institusi terutama sekali kabinet untuk bekerja keras,” tuturnya.

Mensesneg juga menyebut bahwa langkah reshuffle kabinet sebagaimana yang dikemukakan Presiden dimaknai sebagai sebuah lecutan bagi para jajaran di Kabinet Indonesia Maju untuk dapat bergerak dan bekerja semakin keras.

Ia juga berharap publik tak lagi disibukkan dengan isu mengenai hal tersebut. Sebaliknya, tenaga dan pikiran yang ada hendaknya digunakan untuk fokus menyelesaikan permasalahan kesehatan dan ekonomi yang kini tengah dihadapi.

“Teguran keras tersebut punya arti yang signifikan dan dilaksanakan secara cepat oleh kabinet. Tentu saja dengan progres yang bagus ini isu reshuffle tidak lagi relevan sejauh bagus terus. Sekarang ini sudah bagus dan semoga bagus terus,” tandasnya. (BPMI/EN)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Bertambah 13, Positif Covid-19 di Sumbar 775 Kasus

Rapat Terbatas mengenai Kelanjutan Kerja Sama Penurunan Emisi  Gas Rumah Kaca (GRK) Indonesia – Norwegia dan Kebijakan Instrumen Nilai Ekonomi Karbon (Carbon Pricing), 6 Juli 2020, di Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta