in

Menulis Otobiografi, Kiat Meningkatkan Kompetensi Literasi

Anitra Wahyu Nor Harlina
Guru UPT SMPN 3 Batusangkar

Literasi Dasar di antaranya adalah kemampuan untuk membaca, menulis mendengar dan berbicara. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan analisis untuk menyimpulkan informasi mengkomunikasikan serta menggambarkan informasi berdasar pemahaman pribadi.

Individu yang memiliki kompetensi baca-tulis biasanya juga mampu memahami semua bentuk komunikasi sekaligus akan menunjukan pola pikirnya. Pernyataan diatas , ternyata masih membuat kita miris ketika menemukan fakta-fakta disekolah, bahwa ditemukan kondisi siswa belum terampil baca tulis.

Jika pun mampu namun belum menggambarkan apa yang dibaca apalagi yang didengar. Andai pun mereka mampu, hanya menuliskan 2 atau 3 kalimat saja dengan arti masih menggantung atau tidak jelas. Apa yang harus dilakukan untuk membuat siswa kita terbiasa menulis ?

Berbagai konsep tentang literasi dikemukakan oleh para pakar. Literasi adalah kemampuan membaca menulis dan memahami angka, huruf dan gambar (online Merriam-Webster). Literasi sebagai “Ketrampilan seseorang dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah” (National Institute for Literacy).

Literasi adalah kemampuan seseorang menggunakan potensi dan kemampuan yang dimiliki untuk mengelola hidupnya dengan dasar kemampuan membaca kata. (Education Development Center).

Simpulannya penulis sederhana saja, literasi yakni kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, memahami huruf, angka, suara dan gambar untuk mengelola hidupnya menjadi lebih baik. Jika siswa dapat menulis dengan baik berarti dia memahami apa yang dilihat dan didengar.

Siswa yang mampu menulis dengan runtut dan jelas berarti konsentrasinya bagus. Korelasinya adalah konsentrasi yang bagus mampu memahami apa yang dilihat dan didengar. Jika kondisi ini terjadi pada semua mata pelajaran akan terjadi peningkatan hasil belajar.

Setiap pendidik dan kepala sekolah, memiliki tanggungjawab untuk progres siswa yang tidak memiliki dasar kemampuan menulis dan membaca. Membiasakan siswa menulis dan membaca memang membutuhkan waktu.

Hal ini dilatari bahwa menulis membutuhkan waktu untuk mengolah pikiran dan mencari bahan tulisan. Mencari bahan tulisan tentunya adalah mencari rujukan bahan bacaan, yang terkadang tidak semua orangtua mampu menyediakan kebutuhan dasar tersebut.

Atau kondisi perpustakaan sekolah yang belum memfasilitasi secara optimal bacaan atau literatur yang melayani jenjang usia siswanya. Berbagai karakteristik hambatan masih menjadi permasalahan dalam membiasakan siswa untuk kompeten dalam baca –tulis.

Bagi para pengelola perpustakaan sekolah , para pendidik pada mata pelajaran, termasuk pendidik Bimbingan Konseling, dapat bersinergi untuk mensukseskan gerakan literasi dan meningkatkan kemampuan baca–tulis di sekolah.

Pelibatan Bimbingan Konseling bukan tanpa alasan, tugas pokok yang diemban adalah mengadakan bimbingan baik secara individu maupun berkelompok pada siswanya, dengan tujuan mencegah timbulnya masalah yang akan berakibat pada hasil belajar mereka. Meski bukan kompetensi guru Bimbingan dan Konseling untuk mengajari siswa menjadi terampil dalam menulis dan membaca.

Kira-kira bentuk tulisan apa yang tidak membutuhkan literatur dan tidak terlalu memeras otak untuk berfikir ?. Tulisan apa yang mampu menjadi celah bagi tumbuhkembangnya kompetensi litarasi dan dapat dilakukan oleh semua pendidik di sekolah?. Bagaimana cara yang dirasa ternudah sebagai stimulan pembiasaan literasi baca-tulis ?.

Tidak sulit bagi para pendidik disekolah untuk membangun kompetensi literasi. Siswa dapat diajak untuk menuliskan hal-hal yang sederhana terlebih dahulu. Bukan hanya sederhana, tetapi juga dekat dengan kehidupannya, bahkan menjadi bagian peristiwa dari dirinya. Menulis otobiografi dapat menjadi langkah awal membangun kompetensi literasi.

Otobiografi adalah deskripsi detail mengenai kehidupan orang itu sendiri. Suatu autobiografi mengisahkan lika-liku kehidupan seseorang dalam menjalani masa-masa sulit, kegagalan, kesedihan, kebahagiaan sampai mencapai kondisinya sekarang ini.

Pendidik di sekolah dapat memulainya dengan menyusun jadwal kegiatan literasi. Awali dengan menulis kata-kata mutiara atau motto hidup, ini dapat dilatihkan 1-2 minggu. Ajak beberapa orang siswa untuk tampil menjelaskan artinya.

Langkah berikutnya adalah menuliskan simpulan materi pelajaran pada pertemuan minggu lalu (berlaku bagi semua mata pelajaran). Motivasi kembali siswa untuk menulis kata-kata mutiara atau motto hidup, waktunya dan tekniknya sama dengan penjelasn sebelumnya. Kembali lakukan menugasi siswa dengan menuliskan simpulan mata pelajaran yang telah dilaluinya dengan kata-katanya sendiri.

Ketika kondisi kemampuan literasi tulisnya sudah terlihat ada perubahan, motivasi dengan menulis peristiwa paling mengesankan dalam tiga bulan terakhir minimal ½ halaman kertas tulis. Kegiatan ini dapat dilakukan sebagai penugasan tengah semenster atau Mid Semester.

Kemudian langkah selanjutnya adalah menugasi siswa menuliskan peristiwa yang sangat mengharukan atau menggembirakan dalam hidup mereka minimal 1 hal kertas tulis. Dengan rutinitas menulis, kebebasan berekspresi dalam menyampaikan hasil tulisannya siswa akan lebih kreatif menggali pemikiran sebagai bahan tulisanan. Rasa percaya dirinyapun perlahan tumbuh menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. (***)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Tim Basket Kalah, Kejar Target jadi Suporter Terbaik

Haryanto Ingatkan Pj Harus Memahami Karakteristik Warga Pati