in

Menyoal Errornya PPDB Online Sumbar dan Slogan SMK Bisa

Oleh: Farid “Dola” Indra

Penerimaan peserta didik baru (PPDB) di jenjang SMA/SMK yang dikelola oleh Dinas Pendidikan Sumatra Barat resmi dibuka pada tanggal 22 Juni 2020. Kegiatan dilakukan secara online atau virtual, seperti kebanyakan aktivitas kita sehari-hari.

Trend online-online (digital platform) ini menjadi-jadi saat wabah covid-19. Dulu rapat tak afdhol kalau tak basobok, nampak muko terlihat punggung. Kini semua memahami, rapat bisa dengan online, baik itu via teks atau video conference.

Zoom salah satu aplikasi paling banyak digunakan, foundernya auto kaya. Google bahkan mengubah nama google hangout menjadi google meet untuk bertanding di pasar terbuka ini. Facebook juga terpaksa mengikuti tren walau terkesan icak-icak di fitur whatsapp yang bisa video call 8 peserta. Tapi di facebook messanger bisa sampai 50 orang, tapi tetap kalah oleh zoom yang bisa 100 orang, free dengan kemudahan penggunaanya.

PPDB yang mestinya menciptakan kemudahan untuk para calon siswa melakukan pendaftaran justru menghadapi kendala teknis, ada yang bisa mendaftar ada yang tidak. Parahnya, Dinas Pendidikan Sumbar sampai memperpanjang masa pendaftaran karena kesalahan teknis yang kata panitianya server down (https://padang.tribunnews.com/2020/06/24/ungkap-penyebab-situs-ppdb- smasmk-sempat-error-disdik-sumbar-siapkan-antisipasi)

User experience PPDB Online Sumbar

Website https://ppdbsumbar2020.id/bagus, good looking, dapat di saksikan dari video tutorial yang ada di channel Dinas Pendidikan Sumatera Barat (https://www.youtube.com/watch?v=NSOGZm92_qk&feature=youtu.be)

Di sana admin menjelaskan cara pengunaan dan pengisian, lengkap sampai akhir sesuai 4 kategori pemilihan jalur masuk sekolah, artinya informasi yang disampaikan sangat jelas.

Saat mengunjungi website https://ppdbsumbar2020.id/, kita mesti melewati pintu masuk bernama cloudflare. Apa itu cloudflare?

Cloudflare sejenis satpam di perumahan yang akan mengecek setiap pengunjung, apakah pengunjung ini berbahaya atau tidak. Di dunia internet, yang datang ke sebuah website itu setidaknya ada tiga:

  1. Visitor : orang yang mengunjungi website untuk keperluan tertentu
  2. Perayap dan Robot : sejenis program yang mengunjungi website kita untuk mengidentifikasi setiap halaman, salah satunya adalah google bot, berguna untuk menampilkan website kita di halaman pencarian google saat orang mencari suatu kata kunci tertentu. Jika di kata kunci pencarian ada di website kita, maka website kita ditampilkan di halaman google.
  3. Penyerang : biasanya orang yang mengunjungi website kita dengan maksud dan tujuan jahat atau usil.

Nah cloudflare akan mengidenfitikasi setiap pengunjung ke website dan akan mengarahkan pengunjung ke jaringan tercepat.

Sayangnya, penggunaan cloudflare untuk server dan pengguna di Indonesia sebenarnya mubazir, karena membuat pengunjung harus keluar negeri dulu baru ke server dan server merespon permintaan pengunjung.

Saya menerka, apakah bandwidth si server yang kurang? Ini tentu dapat dijawab oleh teknisi PPDB sendiri, tapi bagi hemat saya, sebaiknya jika peruntukan sebuah website dalam negeri, manfaatkan saja semua di dalam negeri. Sehingga pengunjung tidak dibuat berputar-putar dulu.

Setelah melewati pak “satpam” bernama cloudflare ini, pengunjung baru bisa melihat website ppdb 2020, informasi yang dibutuhkan oleh pendaftar sudah cukup jelas. Login untuk mendaftar pun terlihat dengan jelas.

Di saat pengisian data, form-formnya pun dibuat cukup mudah oleh programmer, file upload sudah di tekan ke 2 mb saja. Selain menghemat harddisk server tentu akan mempercepat proses upload dan mengurangi antrian upload.

Masalah timbul bagi sebagian pengunjung mengisi lokasi rumah menggunakan google maps, disini dibutuhkan kemampuan script dan server dalam mengelolanya, jika untuk pengunjung, saya percaya sebagian besar sudah 4G devicenya. Penggunaan ajax sebenarnya baik sekali karena pengunjung tidak perlu reload page sepenuhnya untuk menerima hasil inputan sebagai respon server. Tapi tentu ada yang terlupa oleh programmer sehingga kinerja server jadi berat. Biasanyan setelah bertemu masalah seperti ini, programmer akan mudah menemukan celah dan memperbaikinya, semoga demikian untuk tim PPDB Sumbar 2020.

Tapi masalah utamanya adalah siswa kesulitan untuk mendaftar.

Saya mencoba menghubungi teman-teman IT yang kebetulan cukup kenal dengan teknisi PPDB Sumbar 2020 ini. Mereka menjelaskan bahwa disiapkan 2 server di Jakarta untuk menghandle ini dengan spesifikasi server wah, RAM nya saja di atas 256 GB.

Pengalaman saya menghandle pengunjung dengan jutaan click, ukuran server itu sudah tidak masalah. Apalagi terdapat dua server yang tentu teknisi sudah membagi pengunjung ke kedua server sesuai jumlah pengunjung (loading balance).

Ibarat kafe, setiap kita masuk tentu di arahkan oleh karyawan kafe untuk duduk di tempat yang masih kosong agar kita tidak berputar-putar. Di sini fungsi management servernya sepertinya perlu di perbaiki.

Saya cenderung untuk membagi saja pengunjung berdasarkan Kabupaten/Kota. Jika satu kabupaten/kota tadi banyak siswanya maka dia diberikan satu server, tapi jika Kabupaten/Kota sedikit, yang digabungkan saja di satu server yang sama.

Maka kita hanya menyiapkan landing page dengan arahan, silahkan memilih Kab/Kota anda, jika misal pengunjung memilih agam, maka dialihkan ke agam.ppdbsumbar2020.id dan disamping itu juga di sampaikan ke publik untuk bisa langsung mengakses namadaerah.ppdbsumbar2020.id, jika di sawahlunto, maka menjadi sawahlunto.pddbsumbar2020.id

Pembagian server berdasarkan daerah menurut saya akan jauh lebih menghemat kinerja server. Optimasi script dan database

Saya tidak melihat bagaimana script web ppdbsumbar2020.id dari dalam, tapi dari informasi luar website menggunakan framework CodeIgniter. Saya tak panjang membahas ini karena sangat teknis sekali. Tapi saya percaya mestinya script yang dibuat, database yang dibuat harus mempertimbangkan pembagian tugas di manajemen content.

Kedepannya saya menyarankan ke panitia:

  1. Siapkan server dengan manajemen yang baik. Server jangan hanya satu atau dua jika pendafataran dilaksanakan dalam waktu bersamaan. Siapkan lebih banyak server dan nanti akan berguna juga dalam pengajaran online (eLearning) atau bahkan bisa dijadikan video conference pengganti zoom, ada kok yang gratis.
  2. Manajemen bandwidth, penempatan server di Jakarta sangat bagus, tapi membawa pengunjung ke luar dulu saya kira sebaiknya dapat dipikirkan kembali jika target utama untuk keamanan server/aplikasi. Ada banyak cara kok, seperti landing page yang langsung harus mengentrikan NISN dan nomor peserta, sehingga yang masuk ke website sepenuhnya adalah peserta PPDB yang berhak.
  3. Manajemen user, bagilah user sesuai kabupaten kota sehingga tidak ngadat karena semua ingin masuk bersamaan. Bisa saja membagi dengan subdomain : padang.ppdsumbar2020.id atau agam.ppdbsumbar2020.id, pisahkan server yang siswanya banyak, bisa digabungkan satu server bagi daerah yang siswanya tak banyak.

Atau bisa membagi berdasarkan waktu. Misal untuk pendaftar daerah padang bisa di hari tertentu dan jam tertentu. Digabung dengan daerah siswa tak ramai seperti mentawai. Sehingga siswa di luar daerah itu tak perlu mengakses dan membuat kinerja server tidak overload.

  1. Optimasi script, saya melihat website ini dibangun dengan framework CodeIgnitor, saya tidak membahas detail teknis karena tidak didalam, namun dengan permasalahan yang muncul jelas sriptnya perlu di optimasi sehingga dapat mempermudah peserta dalam bertransaksi data.
  2. Manajemen konten, seperti saya sampaikan di atas, buat saja landing pagenya adalah form login yang setiap pengunjung harus menginput NISN dan nomor peserta, lalu di arahkan ke server Kabupaten/Kota tujuan (seperti usulan poin3).

Lalu foto-foto untuk mempercantik web bisa menggunakan CDN dan librarynya ke server lain sehingga tidak memaksa server.

Apresiasi kepada Kepala Dinas Pendidikan Sumatra Barat dan Tim

Sebagian dari persiapan PPDB online 2020 ini adalah guru dan siswa SMK yang ada di Sumatra Barat, saya apresiasi kepala dinas pendidikan sumatera barat untuk ini. Penggunaan SDM SMK untuk membukti SMK BISA! Tapi tentu patut dipertimbangkan untuk melibatkan akademisi lain di kampus lokal seperti UNAND, UNP, UPI dan lainnya.

Persoalan seperti ini tentu akan jadi bahasan oleh guru-guru SMK jurusan teknologi informasi, tentu mereka akan menyampaikan ke peserta didik di sekolah masing-masing, masalah PPDB 2020, analisa, solusi dan langkah-langkah kedepannya.

Dunia industri membutuhkan alumni SMK yang paham teknis dan mampu menganalisa persoalan. Software itu adalah solusi dari masalah. Bukan sumber masalah. Itu tagline penulis ke setiap klien. (penulis adalah praktisi IT di Sumbar)


What do you think?

Written by virgo

Presiden Jokowi Puji Upaya Prakondisi Sektor Pariwisata Banyuwangi

Presiden Puji Upaya Prakondisi Menuju Tatanan Baru Sektor Pariwisata Banyuwangi