in

Merdeka Belajar dan Fleksibelitas Guru

Yusrijal Dt Makhudun, S.Pd
Guru UPT SMPN 5 Batusangkar

Sebagai bentuk tanggung jawab, pemerintah selalu berusaha meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar. Implementasi kurikulum merdeka dilakukan berdasarkan Kepmendikbudristek Nomor 56 Tahun 2022.

Dalam Kepmendibudristek tersebut dinyatakan bahwa pengembangan kurikulum di tingkat satuan Pendidikan dilakukan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Kurikulum merdeka mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Mengapa merdeka belajar diterapkan?

Dalam https://www.kemdikbud.go.id/ main/blog/2022/02/kurikulum-merdeka-jadi-jawaban-untuk-atasi-krisis-pembelajaran, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim mengungkapkan, merujuk berbagai studi nasional maupun internasional, krisis pembelajaran di Indonesia telah berlangsung lama dan belum membaik dari tahun ke tahun.

Krisis pembelajaran semakin bertambah karena pandemi Covid-19 yang menyebabkan hilangnya pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran. Karena itu, revitalisasi pembelajaran perlu dilakukan untuk mencapai efektivitas pembelajaran dengan menerapkan kurikulum merdeka. Bagaimana mewujudkan kurikulum merdeka dalam pembelajaran?

Pembelajaran yang dilakukan hendaklah lebih interaktif dan dinamis sehingga peran peserta didik benar-benar maksimal dalam belajar. Peran peserta didik diubah dari penonton atau objek pembelajaran menjadi subjek atau pelaku pembelajaran.

Peserta didik benar-benar mengikuti dan merasakan proses pembelajaran secara sadar. Dengan demikian, peserta didik akan memperoleh pengalaman langsung yang bermakna dalam pembelajaran. Merdeka belajar memberikan peluang untuk mengembangkan potensi peserta didik lebih maksimal.

Aspirasi peserta didik tentang bagaimana pembelajaran yang diinginkannya diakomodasi dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran juga memberikan apresiasi terhadap kreativitas dan partisipasi peserta didik. Pembelajaran bukanlah bagaimana guru mengajar, tetapi bagaimana membuat peserta didik mampu belajar sesuai dengan yang diharapkan.

Guru perlu mengubah mindset atau pola pikirnya sesuai dengan ruh kurikulum merdeka belajar. Keinginan guru untuk belajar dan berubah sangat diharapkan. Di sinilah peran guru dituntut sebagai motivator, fasilitator, dan evaluator dalam pembelajaran.

Pembelajaran akan dinamis seiring dengan perubahan pola pikir guru. Karena itu, guru hendaklah memiliki kemauan yang kuat untuk meningkatkan profesionalismenya dalam rangka menciptakan pembaharuan dan kebaruan dalam pembelajaran.

Guru mesti belajar dan ingin berkolaborasi, serta berbagi dengan teman sejawat sehingga pelakasanaan kurikulum merdeka secara bertahap dapat ditingkatkan. Banyak peran yang dapat dilakukan guru dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar.

Serafica Gischa (2022) dalam https://www. kompas. com/ skola/ read/2022/06/28/21000 0069/mengenal-kurikulum-merdeka-dan-peran-gurunya menyatakan bahwa dalam kurikulum merdeka posisi guru adalah penggerak merdeka belajar.

Guru penggerak merdeka belajar dituntut tidak hanya mampu mengajar dan mengelola kegiatan kelas secara efektif, tetapi juga membangun hubungan efektif dengan peserta didik dan komunitas sekolah.

Selain itu, guru juga bisa sebagai implementator, adaptor, developer, dan peneliti kurikulum. Sebagai implementator, guru berperan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan. Peran adaptor guru terlihat pada kegiatan untuk melakukan berbagai penyesuaian dalam mengimplementasikan kurikulum.

Guru juga berperan sebagai developer yang mengembangkan kreativitasnya sehingga kurikulum terlaksana secara maksimal. Guru juga dituntut meneliti, mengamati, memberikan solusi bagi kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan kurukulum merdeka belajar.

Impelementasi kurikulum merdeka belajar menuntut guru terus belajar. Guru belajar bagaimana membelajarkan siswa. Guru berusaha untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Guru belajar memahami struktur kurikulum, membuat program, melaksanakan, dan mengevaluasinya.

Selain itu, guru juga belajar bagaimana membuat pembelajaran tersebut lebih memyenangkan, bermakna, dan bermanfaat bagi peserta didik. Penerapan merdeka belajar menuntut kualitas SDM yang mumpuni. Untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar, guru hendaklah memiliki kemauan untuk berubah.

Perubahan tersebut dimulai dengan nawaitu dan kemauan yang kuat. Guru mesti belajar dan selalu belajar. Dengan belajar, guru memperoleh wawasan dan pengetahuan yang terkini sehingga penerapan kurikulum sesuai dengan yang diharapkan. Implementasi kurikulum merdeka belajar mesti ditopang oleh kemauan guru untuk belajar.

Tidak ada kata berhenti belajar bagi guru meskipun sudah senior dan berpengalaman puluhan tahun. Kemuan guru yang kuat dalam rangka menyesuaikan diri terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tujuan kurikulum merdeka belajar, membuat guru lebih professional.

Implementasi merdeka belajar diwujudkan dalam aktivitas merdeka mengajar. Guru memiliki fleksibelitas dalam melakukan pembelajaran. Pembelajaran tidak selalu dipandang sebagai kegiatan yang formalitas dan kaku. Bagaimana guru mengelola pembelajaran, itu yang utama.

Yang terpenting adalah bagaimana guru mampu membelajarkan peserta didik sehingga pembelajaran tersebut menyenangkan dan bermakna. Dengan demikian, peserta didik akan belajar bagaimana memerdekakan diri dari perasaan tertekan, takut, dan tidak percaya diri dalam pembelajaran.

Penerapan kurikulum merdeka belajar juga memungkinkan guru untuk belajar memerdekakan diri dari belenggu paradigma lama yang tidak mendukung pembelajaran.
Guru juga akan mampu memerdekakan diri pelaksanaan tugas apa adanya, tetapi mampu melakukan peningkatan yang signifikan.

Kurikulum merdeka belajar memotivasi diri untuk melepaskan diri dari belenggu ketertinggalan informasi dan paradigma baru tentang pembelajaran. Implementasi merdeka belajar harus sinergis dengan perubahan mindset atau pola pikir guru yang lebih progresif.

Guru perlu memiliki kemauan untuk berkreasi dan berinovasi sesuai dengan tuntutan kurikulum. Jadilah guru yang merdeka dan fleksibel bagi kemajuan pembelajaran dalam rangka memerdekakan peserta didik. (***)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Bagja To The Good Leadership

Kenang Tokoh Perempuan Lewat Tulisan, Pemprov Sumbar Gelar Lomba Menulis Essai