Mendidik generasi muda untuk cinta Al Quran menjadi tanggung jawab setiap orangtua muslim. Begitu juga dengan memiliki anak yang menghafal seluruh Al Quran yang juga jadi impian banyak orangtua muslim saat ini. Ini memang adalah tujuan yang sangat mulia.
Untuk itu, kecintaan pada Al Quran dalam diri setiap muslim harus ditanamkan sejak dini. Dan, juga tidak bisa pungkiri, mendidik anak untuk bisa mencintai Al Quran bukanlah perkara mudah, banyak tantangan yang harus dilalui oleh kedua orangtua. Menjadi orangtua tidak hanya disibukkan dengan mendidik anak, kesibukan bekerja menjadi salah satu tantangan.
Alangkah bahagianya jika kita dikarunia anak yang bisa menghafal seluruh isi Al Quran. Hal ini juga tidak terlepas dari kemuliaan yang akan didapat oleh orangtua di hari akhir. Sebagaimana yang tertuang dalam riwayat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
‘’Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, ‘’Kamu kenal saya? Sayalah yang membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu… ‘’ kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya, dan kedua orang tuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, ‘’Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?’’ kemudian dijawab, ‘’Karena anakmu belajar Al-Qur’an’’. (HR. Thabrani dalam al-Ausath 6/51, dan dishahihkan al-Albani).
Kemuliaan ini menjadikan banyak orang tua termotivasi memiliki anak hafiz quran. Namun, untuk mencapai hal ini tidaklah mudah. Harus ada komitmen tinggi dari orangtua dan anak. Dukungan penuh dari orangtua juga sangat penting.
Orangtua harus menyadari bahwa menghafal Al Quran bukanlah tugas kecil. Hal ini membutuhkan usaha yang besar, fokus, dan dedikasi antara pihak siswa, para orangtua, dan guru. Oleh karena itu, ketika orangtua memutuskan akan mendaftarkan anak-anak mereka dalam program menghafal Al Quran, orangtua harus memastikan bahwa orangtua, anak, dan guru siap untuk sebuah komitmen yang besar dan penuh berkah ini.
Jika anak memiliki seorang guru mengaji atau guru tahfiz, bertanyalah kepada guru tersebut apakah anak anda mampu membaca Al Quran dan menghafalkannya. Sayangnya, banyak orang tua sering memaksakan anak-anak mereka untuk menghafal Al Quran secara keseluruhan, sementara orangtua kurang mengontrol hafalan anak-anaknya.
Orangtua hanya m nyerahkan pendidikan tahfiz anak kepada gurunya. Padahal waktu belajar tahfiz di sekolah sangat singkat. Waktu anak-anak sebenarnya lebih banyak bersama orangtuanya.
Jika antara guru dan orang tua saling bersinergi dalam mengontrol hafalan anak-anak, tentulah akan diperoleh hasil yang terbaik, karena anak tidak akan lepas perhatian, dukungan dan motivasi dari orang tua dan gurunya. Anak-anak hanya akan sukses dalam program hafal Al Quran jika mereka senang, gembira dan bersedia untuk melakukan tugas mulia ini.
Oleh karena itu, sebagai guru dan orangtua marilah sama-sama berjuang menciptakan generasi quran, agar impian terciptanya anak-anak yang hafiz quran benar-benar terwujud dan tertanam dalam jiwa mereka hingga akhir hayatnya.
Meskipun kelak mereka punya berbagai macam cita-cita, beragam profesi, namun rasa cinta terhadap Al Quran akan selalu tertanam dalam jiwa dan akan selalu mewarnai kehidupan mereka.
Setiap orangtua pasti memiliki kesibukan dalam pekerjaan. Namun, sesibuk apapun, berusahalah meluangkan waktu untuk anak-anak dalam pendidikannya. Menyediakan waktu khusus dan rutin dalam mengontrol hafalan quran mereka. Jangan hanya menyerahkan pendidikan kepada guru saja.
Karena sejatinya tanggung jawab pendidikan yang utama itu ada pada orangtua. Pendidikan akan lebih berhasil jika adanya perhatian, dukungan dan kerja sama dari orangtua dan guru terutama dalam menciptakan generasi hafiz quran yang cerdas dan berakhlak mulia. (***)