in

Mulai Melambat, tapi Masih Menakutkan

Serangan ransomware WannaCry yang telah menyebar ke 150 negara tampaknya mulai melambat. Kemarin (15/5), hanya terdapat beberapa laporan serangan baru di Asia dan Eropa. Meski begitu, para pengguna perangkat komputer diminta untuk tetap berhati-hati.

Dilansir BBC, ransomware WannaCry mulai mengambil alih file para pengguna komputer pada Jumat (12/5) dan meminta USD 300 (Rp 4 juta) untuk memulihkan aksesnya.

Hingga saat ini, ratusan dari ribuan komputer telah terdampak ransomeware WannaCry. Raksasa komputer Microsoft mengatakan bahwa serangan tersebut seharusnya bisa menjadi alarm untuk para pengguna komputer agar lebih berhati-hati dengan file mereka.

BBC manganalisis, dari tiga akun yang terhubung ke ransomware WannaCry diminta untuk membayar USD 38 ribu atau sekitar Rp 505 juta dan telah membayarkannya kemarin pagi.

Bagaimana pun, peringatan ransomware WannaCry mengatakan bahwa biaya untuk pemulihan bisa berlipat ganda setelah tiga hari. Karena itu juga harga yang harus dibayarkan lebih tinggi lagi. Jika tidak membayar dalam jangka waktu seminggu, file akan dihapus.

BBC menulis beberapa perusahaan besar jadi target utama. Antara lain jaringan kereta Jerman Bahn, operator telekomunikasi Spanyol Telefonica, raksasa logistik AS FedEx, dan kementerian Rusia.

Sepanjang akhir pekan lalu, banyak ahli berusaha untuk mencegah terjadinya infeksi baru. Juru Bicara Senior Europol Jan Ol Ge Oorth mengatakan, jumlah korban sepertinya tidak bertambah. “Sejauh ini situasinya stabil di Eropa. Itu artinya upaya yang sudah dilakukan berhasil,” katanya kepada agensi media Perancis seperti dikuti BBC.

Menteri Kesehatan Inggris Jeremy Hunt menuturkan bahwa intelijen Inggris tidak menemukan bukti apapun atas serangan kedua yang terjadi kemarin.

Sebelumnya, Agensi Kriminal Nasional Inggris menyampaikan melalui Twitter bahwa mereka tidak menemukan ada yang terdampak dari serangan kedua kemarin. “Namun, itu tidak berarti tidak akan ada,” tulis akun tersebut.

Pelayanan Kesehatan Nasional yang terdampak buruk mengatakan bahwa tujuh dari 47 organisasi yang mengalami serangan masih menghadapi persoalan serius.

Mengenai siapa yang menjadi dalang dari serangan tersebut, Oorth mengatakan saat ini masih terlalu dini untuk mengatakannya. “Tapi, kami sedang berusaha dengan alat dekripsi,” ucapnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin memastikan bahwa serangan tersebut bukan berasal dari pihaknya. “Rusia sama sekali tidak ada kaitannya dengan serangan itu,” katanya. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Contoh Proposal PTK PAUD Lengkap

Leony Aurora dan Riry Silalahi, Bahu-membahu di Gerakan Hutan Itu Indonesia