ACEHTREND.CO, Banda Aceh – Munawar Liza Zainal membantah pernyataan yang menyatakan bahwa Hasan Tiro tidak mengetahui isi perundingan damai antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan RI.
“Wali bahkan membaca draft MoU Helsinki di rumahnya,” jelas Munawar Liza seraya menambahkan bahwa draft lengkap MoU Helsinki baru ada usai perundingan 15 Juli 2005.
“Usai disetujui, barulah MoU Helsinki ditandatangani pada 15 Agustus 2005,” tambah Munawar Liza.
Munawar juga menegaskan bahwa dirinya menjadi saksi mata bahwa juru runding mengunjungi rumah wali untuk melaporkan perkembangan perundingan.
“Sebelum ronde ke V, Juli 2005, belum ada draft yang lengkap dari MoU. Draft lengkap baru disepakati pada 15 Juli 2005,” jelas Munawar.
Munawar berkisah bahwa sepulang dari Helsinki di bulan Juli itu, tim perunding langsung ke rumah Wali, menjelaskan seluruh isi perjanjian dan memperlihatkan beberapa video.
Setelah itu, dengan dibantu oleh Palme Center Swedia, mereka memfasilitasi tim perunding GAM untuk pulang ke Malaysia dan mengundang lebih kurang 400 orang dari Aceh (ulama, aktifis, tokoh masyarakat, pengusaha dan GAM) dan luar negeri untuk mendengar pemaparan tim perunding GAM tentang kesepakatan yang telah dicapai.
“Setelah mendapat persetujuan dari forum, tim GAM baru kembali ke Swedia dan kemudian ke Helsinki untuk penandatanganan MoU,” tambah Munawar Liza.
Menurut Munawar, perundingan Helsinki telah melewati beberapa proses, baik pertemuan GAM, CSO dan diaspora di luar negeri pada perundingan ke III dan sebelumnya, pertemuan Malaysia (gedung Niosh) seminggu sebelum penandatanganan, dan beberapa pertemuan GAM, CSO dan tokoh-tokoh masyarakat Aceh di Stockholm (Lidingö) dan lainnya.
Saat itu, katanya semua mendukung kesepakatan MoU dan mendorong untuk sama sama mengisi perdamaian.
“Jadi aneh, kalau sekarang setelah 12 tahun, ada tulisan-tulisan yang justru seperti mengadu-domba antara rakyat Aceh dengan tim perunding Helsinki,” sebut Munawar kepada aceHTrend, Senin (5/6) malam.
Menuwar juga menegaskan, Wali bukan hanya melihat draft MoU Helsinki tapi juga ikut menonton pidato Marti Ahtisaari. Munawar menjelaskan, draft lengkap baru ada paska 15 Juli 2005.
Penilaian bahwa Wali dikucilkan dengan cara menganti nomor telepon, menurut Munawar Liza tidak demikian. “Kan diganti ke nomer +468 531 83833, ini kan rumah bang Bakhtiar Abdullah, juru bicara GAM. Setelah perundingan, ratusan wartawan menghubungi tiap hari, dengan kondisi kesehatan dan Wali tinggal sendiri, kan akan menyusahkan. Dengan ditambah nomor bang Bakhtiar, pertanyaan-pertanyaan media tentang perundingan bisa dilayani dengan baik,” sebut Munawar.
Sebelumnya, ulasan Dr Yusra Habib Abdul Gani terkait kisi-kisi perundingan damai Aceh dan posisi Hasan Tiro memantik pertanyaan publik, benarkah perundingan antara juru runding GAM dan RI diluar pengetahuan Hasan Tiro? Benarkah Wali dikucilkan, dan benarkan Wali marah besar begitu tahu bahwa GAM sudah berdamai dengan Indonesia?
Ulasan Yusra Habib Abdul Gani baca di sini:
Dimata Hasan Tiro Aceh Sudah Merdeka?
Hasan Tiro: “That’s You, I don’t”