in

Nagari-nagari di Limapuluh Kota yang Terkena Banjir dan Longsor

Longsor dan banjir yang terjadi secara bersamaan di Kabupaten Limapuluh Kota, tidak hanya membuat jalur transportasi darat penghubung Sumbar dengan Riau putus total. Tapi juga membuat 4 orang meninggal dunia dan ribuan orang lainnya mengungsi.  Berikut, data nagari-nagari di Limapuluh Kota yang terkena bencana, dihimpun dari Pemerintah Daerah dan Polres setempat.

Kecamatan Pangkalan

1. Nagari Pangkalan (banjir besar)

Banjir di Pangkalan, terjadi akibat meluapnya empat aliran sungai: Batang Maek, Batang Kapur, Batang Manggilang, dan Batang Samo. Keempat aliran sungai ini, bermuara ke waduk PLTA Koto Panjang. Diperkirakan, karena kapasitas waduk terus mengecil akibat sendimentasi, air dari keempat sungai tidak tertampung. Untuk mengatasinya,  pengelola PLTA Kotopanjang, dalam hal ini PLN Sektor Pembangkitan Pekanbaru, sudah melepas pintu waduk atau pintu air pelimpah).

Banjir yang melanda Nagari Pangkalan sejak Jumat dini hari (3/3/2017), tercatat sebagai banjir terparah, dalam sepuluh tahun terakhir. Meski setiap musim hujan, kampung asal Gubernur Riau Arsyajuliandi Rachman ini selalu dilanda banjir. “Namun biasanya, banjir sudah surut dalam tempo 5 atau 6 jam. Sementara saat ini, sudah dekat 24 jam, air tidak kunjung surut,” kata Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi,  tadi malam.

“Banjir yang melanda Pangkalan, sangat parah. Ketinggian air, di titik tertentu, mencapai tiga meter. Bantuan relawan dan pasokan logistik, belum bisa dikirim, karena jalan ke lokasi banjir, juga dilanda longsor,” tukuk Kalaksa BPBD Limapuluh Kota Nasriyanto ditemani Sekretarisnya Nur Akmal.

2. Nagari Koto Alam (Longsor di 3 titik di jalan Sumbar-Riau)

Dampak:

Badan Jalan Sumbar-Riau penuh dengan material longsor. “Sedikitnya ada 7 mobil dihantam material longsor. Sekitar 50-an penumpang termasuk sopir, ikut tercampak ke dalam jurang di pinggir jalan. Sebanyak 4 orang meninggal,  15 luka-luka,  dan sisanya shock berat,” kata Wakapolres Limapuluh Kota Kompol Eridal kepada Padang Ekspres.

Kemarin (3/3), tim gabungan sudah melakukan pembersihan material longsor, tapi belum maksimal. Karena fokus evakuasi korban dan terhalang cuaca. Pagi ini (4/3) Tim Penanganan Bencana Kab 50 Kota dipimpin langsung Bupati Irfendi Arbi, Dandim Letkol Inf Heri Sumitro dan Kapolres AKBP Bagus Suropratomo Oktobrianto, dengan kekuatan 300 personel turun lagi ke lokasi longsor.

3. Nagari Tanjuangbalik.

Jalan negara Sumbar-Riau putus totak di  kawasan Sibumbun. Dampaknya, warga Pangkalan yang terendam banjir menjadi terkepung. Relawan juga belum bisa masuk.

4. Nagari Gunuang Malintang (banjir)

Selain merendam rumah penduduk, banjir di Nagari Gunuang Malintang, sampai Jumat sore (3/3) membuat akses jalan dari Kecamatan Pangkalan menuju Kecamatan Kapur IX, tak bisa dilewati kendaraan.

Kecamatan Kapur IX:

1. Durian Tinggi (banjir)
2. Koto Bangun (banjir sebagian kawasan)
3. Nagari Muaropaiti (banjir sebagian kawasan)
4. Durian Tinggi (banjir sebagian kawasan)

Kecamatan Harau

1. Nagari Sarilamak (longsor di Huluaia dan banjir di Buluh Kasok)
2. Nagari Taram (banjir sebagian kawasan)
3. Nagari Batu Balang (banjir sebagian kawasan)
4. Nagari Solok Bio-Bio (Banjir di sebagian besar kawasan Lembah Harau)

Kecamatan Bukitbarisan

– Nagari Maek (longsor di 3 titik)

Kecamatan Suliki

– Nagari Limbanang (banjir di Limbanang Baruah)

Kecamatan Mungka

1. Nagari Talang Maua (banjir)
2. Nagari Sungai Antuan (banjir di Lubuaksimato)

Kecamatan Luhak
– Nagari Mungo (areal pertanian terendam)

Kecamatan Lareh Sago Halaban:

– Nagari Balai Panjang (banjir di Subarang Aia dan Kubang Rasau).

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Jalur Alternatif Padang (Sumbar – Riau)

Rajab, Korban Selamat dari Longsor Jalan Lintas Sumbar-Riau