JAKARTA – Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, menyebut negara-negara peserta Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) tidak boleh tersandera sikap India, yang hingga saat ini belum memutuskan untuk bergabung dengan mekanisme kerja sama tersebut. Pernyataan itu disampaikan Menlu Retno dalam Rakernas Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bidang Hubungan Internasional di Jakarta, Selasa (19/11).
“Ini yang akan menjadi tantangan. Tetapi kita juga tidak bisa tersandera, karena sudah cukup lama, lebih dari 7 tahun kita menegosiasikan perjanjian tersebut,” kata Menlu Retno.
Karena tidak ingin tertahan atas sikap India, sebanyak 15 negara peserta RCEP yang terdiri dari 10 negara Asean (Association of Southeast Asian Nations) beserta lima mitranya yakni Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru, menyepakati negosiasi berbasis teks (text-based negotiations) yang memuat pokok-pokok pengaturan serta hak dan kewajiban dalam RCEP.
Kesepakatan tersebut dicapai dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-3 RCEP di Thailand, awal November lalu, dan mencakup 20 bab perundingan, kecuali isu akses pasar dan kajian hukum (legal scrubbing) yang masih harus diselesaikan seluruh negara yang terlibat sebelum target penandatanganan perjanjian tersebut dilakukan pada 2020.
Sementara itu, dalam pernyataan bersama yang dirilis para pemimpin negara RCEP disebutkan bahwa India memiliki masalah luar biasa yang signifikan yang masih belum terselesaikan.
“Semua negara RCEP akan bekerja bersama untuk menyelesaikan masalah-masalah ini dengan cara yang saling menguntungkan. Keputusan akhir India akan tergantung pada solusi terbaik dari masalah ini,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
Menlu Retno sendiri tidak dapat memastikan apakah pada akhirnya India akan bergabung dengan RCEP, namun menyampaikan bahwa India memiliki pengaruh besar dari sisi populasi dan produk domestik bruto (PDB).
Jika RCEP disepakati oleh 16 negara, maka akan mencakup 47,4 persen populasi dunia. Sedangkan tanpa India, pakta perdagangan bebas itu hanya mencakup 29,6 persen populasi dunia mengingat India memiliki 1,3 miliar penduduk.
Sementara dari sisi PDB, 16 negara RCEP akan menyumbang 32,2 persen PDB global. Jika India tidak bergabung, maka RCEP hanya mencakup 15,29 persen PDB global.
India telah menyatakan sikapnya untuk mempertimbangkan tidak bergabung dalam RCEP, meskipun Asean dan Tiongkok masih berharap negara itu akan tetap bergabung dalam perjanjian yang dinilai berkontribusi signifikan pada sistem perdagangan internasional yang terbuka, inklusif, dan berdasarkan aturan serta perluasan rantai nilai.
Walau ada harapan itu, India khawatir bahwa perjanjian tersebut, yang mensyaratkan penghapusan tarif secara bertahap, akan membuka pasar domestik negara itu terhadap membanjirnya barang-barang murah Tiongkok dan hasil pertanian dari Australia dan Selandia Baru yang akan membahayakan produsen lokal. Ant/I-1