Banyak cara yang bisa dilakukan dalam mengatasi permasalahan sampah di lingkungan masyarakat. Salah satunya dilakukan oleh Dinas Perkim Lingkungan Hidup Kota Pariaman yang mengajak masyarakat untuk memilah sampah dan menjadikannya pupuk kompos
Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman aktif mengedukasi pemilahan sampah dan pembuatan kompos kepada warga Kota Pariaman.
Targetnya, warga bisa mandiri dalam melakukan pemilahan sampah rumah tangga dan mengolah sampah organik menjadi kompos. Edukasi ini rutin dilakukan Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim LH) Kota Pariaman.
Sembari gotong royong menbersihkan lingkungan bersama, juga dilakukan pemilahan sampah dan pembuatan kompos di Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Balai Naras, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman.
Kepala Dinas Perkim LH Kota Pariaman Feri Andri mengatakan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun perihal Gerakan Nasional Compos Day-Kompos Satu Negeri.
Ia menjelaskan, pihaknya selalu mengajak warga melakukan pemilahan sampah dari masyarakat, baik sampah rumah tangga, warung, dan tempat umum lainnya untuk dijadikan pupuk organik.
“Selain itu, kami mengedukasi kepada masyarakat untuk memilah sampah, mengumpulkan serta melakukan pengolahan sampah yang langsung dilakukan di TPS3R Balai Naras ini,” terangnya.
Sementara itu, Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan lingkungan Hidup Pemko Pariaman Nofrizal Nur menjelaskan, pihaknya menargetkan pemilahan dan pengolahan sampah warga sudah dimulai dari rumah tangga. Warga sudah mulai memilah sampah organik dan anorganik.
Sampah anorganik nantinya diolah menjadi biji-biji plastik, sedangkan sampah organik diolah di rumah tangga untuk menjadi kompos. “Kompos ini digunakan sebagai pupuk untuk tanaman warga. Bahkan beberapa kelompok telah menjual kompos ke rumah-rumah,” ujarnya.
Hal-hal seperti ini yang kemudian sudah menjadi kebiasaan di tengah warga, sehingga sampah yang sampai ke TPA benar-benar sampah residu. Langkah ini sekaligus sebagai upaya untuk mengurangi timbunan sampah.
Pihaknya terus berupaya meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap sampah. Sebab sampah merupakan tanggung jawab bersama. (***)