in

Optimistis Disetujui oleh OCA

JK Minta Asian Games 36 Cabor

Palu perhelatan cabang olahraga (cabor) Asian Games pun telah diketok pada rapat antara Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dengan Inasgoc di Plaza KOI, FX Sudirman, kemarin siang (25/3).

Dalam sesi konferensi pers, JK yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pengarah Asian Games mengatakan keputusan 36 cabor tersebut juga berasal dari saran OCA (Dewan Olimpiade Asia).

Sebabnya, OCA sudah mengimbau kepada Indonesia agar mempertimbangkan cost effective. Yang menjadi dasar adalah ketidaksanggupan Vietnam untuk menjadi tuan rumah.

“Paling penting adalah soal kualitas. Jangan sampai kita jor-joran,” ujar wapres kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 74 tahun silam tersebut.

JK pun membanding kepada Asian Games Incheon 2014 silam, yang hanya menggelar 36 cabor. “Selain Incheon, perbandingannya dengan Olimpiade Rio 2016 yang hanya 28 cabang saja,” jelasnya.

Dengan demikian, pernyataan JK itu pun memupus opsi 38-39 cabor, seperti yang selama ini mengemuka dalam sepekan terakhir, maupun 42 cabor hasil Corcom Meeting di Jakarta dan Palembang, 6 Maret lalu.

Tentu, keputusan JK itu menimbulkan dilematis. Sebab, dibandingkan Asian Games Incheon maupun Olimpiade Rio yang hanya 28 cabor, maka di 2018 mendatang, terdapat lima cabor tambahan yang rencananya bakal digelar di Olimpiade Tokyo 2020.

Kelima cabor tersebut adalah Softball-Baseball, Rollersport, Surfing (Selancar), Sports Climbing (Panjat Tebing), dan Karate. Jika cabor Olimpiade saja sudah 33, maka hanya tersisa tiga cabor untuk menggenapi kuota yang diinginkan JK. 

Di sini, Indonesia pun berada dalam persimpangan; memilih antara cabor prerogatif Indonesia sebagai tuan rumah (approved sports), atau memberikan tempat bagi cabor regional yang masuk kedalam rekomendasi OCA (Dewan Olimpiade Asia). Jika merujuk kepada list OCA, terdapat enam cabor yang merepresentasikan kawasan Asia.

Yakni Boling, Kriket, Kabaddi, Sepak Takraw, Squash, dan kumpulan cabor bela diri seperti Jujitsu, Sambo, Wushu, Kurash, maupun olahraga asli tanah air, Pencak Silat. Sedangkan approved sports yang menjadi hak prerogatif Indonesia adalah Jet Ski, Bridge, dan Paragliding.

JK melanjutkan, dirinya menyerahkan kepada Inasgoc bersama Satlak Prima untuk mempertimbangkannya. “Tetapi, cabang Olimpiade yang wajib, dan approved sports harus diperhatikan,” tambah mantan Ketum Golkar periode 2004-2009 tersebut.

Menurut Wakil Ketua II Inasgoc, Gatot S. Dewa Broto, pihaknya bakal segera berkoordinasi dengan Prima untuk mengusulkan cabor apa saja yang bakal diusulkan ke OCA.

Apapun nantinya cabor yang bakal difinalisasikan, Gatot merujuk kepada pernyataan JK bahwa penghitungan tersebut jangan sampai mengurangi potensi emas Indonesia, apalagi menjauhkan Indonesia dari 8-10 besar yang menjadi target.

Rencananya, Inasgoc bakal membawa cabor yang diusulkan itu ketika OCA berkunjung kesini akhir April mendatang. “Di atas 20 April,” tutur Gatot.
Apakah JK optimistis usulan tersebut bakal diterima? “Tentu harus optimis dong,” tutur JK sembari tersenyum.

Dalam rapat tersebut juga dibahas soal rencana pembentukan Badan Layanan Umum (BLU), yang akan mengolah Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) seperti tiket Opening dan Closing.

Di mana penghasilan dari tiket bisa langsung dipergunakan oleh Inasgoc untuk penyelenggaraan Asian Games tanpa harus masuk ke kas negara.

“Nantinya bakal ada kajian dari BPKP, LKPP, dan Kemenpora,” kata Gatot. “Hasilnya nanti dikeluarkan dalam bentuk Surat Keputusan (SK) Menteri Keuangan (Menkeu),” lanjut pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Kemenpora itu. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Jangan Sepelekan Perubahan Iklim

MY ACNE JOURNEY: Part 1