Sekaligus juga untuk menghibur orang Sunda yang berada di NTB dan menghapus kerinduan kepada kampung halaman
Mataram (ANTARA) – Paguyuban Pasundan turut berpartisipasi dalam Gelar Seni Tradisi Nusa Tenggara Barat di Taman Budaya, Mataram, Kamis (23/9).
Dalam kegiatan tersebut, tim kesenian Paguyuban Pasundan menampilkan instrumen dan nyanyian tembang “Es Lilin” serta “Karedok Lenca”.
Penampilan permainan alat musik tradisional Sunda itu cukup memukau para penonton di auditorium Taman Budaya NTB yang dapat terlihat dari aplaus penonton seusai pertunjukan..
Baca juga: Festival Seni Bali Jani 2021 padukan pentas daring dan luring
Para pemain alat musik tradisional Sunda tersebut, yakni Rony Agustian Fareki, Ary Juliant, Yuga Anggana, Hendar Suhendra, Gedin, Apip Sutardi, Wawan Werdaya, Arif Prasodjo, Yadi Masran, Enep Damar, Fury Herdiani, Ansori Lian, Rudi Handoyo, dan Akeu Surya Pandji.
Sekretaris Paguyuban Pasundan, Rony Agustian Fereki, menyatakan setidaknya melalui partisipasi seni tradisional Sunda tersebut dalam acara Gelar Seni Tradisi NTB tersebut menunjukkan eksistensi perantau Sunda di NTB.
“Sekaligus juga untuk menghibur orang Sunda yang berada di NTB dan menghapus kerinduan kepada kampung halaman,” katanya.
Baca juga: Kemenparekraf gelar Pentas di Rumah, cara seniman berkarya saat wabah
Ia juga menyebutkan keberadaan Paguyuban Pasundan NTB bukan hanya di bidang seni saja namun sejumlah kegiatan sosial telah ditorehkan di NTB.
Seperti membantu korban gempa Lombok Rp350 juta dan pembangunan masjid yang rusak akibat gempa senilai Rp150 juta.
“Paguyuban Pasundan juga membantu warga Sunda yang sempat terlantar akibat dari pandemi COVID-19 baik di Lombok maupun di Sumbawa,” katanya.
Sementara itu, Pembina Paguyuban Pasundan NTB yang juga Ketua DPRD NTB, Baiq Isvie Rupaeda, menyatakan penampilan kesenian Paguyuban Pasundan sangat menarik untuk memperkenalkan kesenian dan kebudayaan tradisional Sunda.
“Saya punya harapan terhadap paguyuban untuk terus bisa memberikan sumbangsihnya terhadap musik, dan seni tradisional serta ikut melestarikan budaya daerah,” katanya.
Baca juga: Kemendikbud dukung pentas seni untuk tumbuhkan toleransi
Baca juga: Suarahgaloka pentaskan monolog serial “Bung Karno”
Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2021