Paris memulai eksperimen bus tanpa sopir dalam upaya merevolusi transportasi menggunakan kendaraan otomatis. Dua bus elektrik dengan kapasitas penumpang 10 orang, mulai dioperasikan pada Senin (23/1). Bus tanpa sopir itu beroperasi di lajur khusus, berupa jembatan yang menghubungkan dua stasiun kereta, di timur pusat kota. “Kendaraan otonom merepresentasikan revolusi di semua kota di dunia. Hal ini akan mengubah lingkungan perkotaan dan ruang publik dalam 20 tahun mendatang,” ujar Wakil Walikota Paris Jean-Louis Missika, kepada AFP.
Eksperimen bus tanpa sopir itu akan berlangsung selama tiga bulan, dan merupakan proyek pertama Paris dalam mengembangkan kendaraan otonom. Bus tersebut dilengkapi dengan laser dan kamera untuk mendeteksi objek lain dan orang di sekitarnya. Kepala Departemen Transportasi Paris, Elisabeth Borne, berharap bus tanpa sopir itu dapat digunakan untuk menghubungkan area perumahan di pinggiran kota dengan stasiun kereta. “Nantinya, bus tanpa supir ini akan menjadi feeder bagi kereta, sehingga penduduk tidak perlu sulit mencari transportasi umum menuju stasiun,” sebut Borne, yang menambahkan bus otonom itu juga bisa mempermudah wisatawan yang datang ke Paris.
Namun, cita-cita Borne bisa jadi tidak bisa segera terwujud. Pasalnya, peresmian bus tanpa sopir itu masih harus melewati beberapa tahapan peraturan. Termasuk soal keamanan, keuntungan ekonomi serta etis. Salah satunya adalah, masa depan para supir bus. “Kita harus berpikir untuk mulai melatih para sopir bus agar mereka punya keahlian lain, sehingga mereka tidak akan begitu saja kehilangan sumber mata pencaharian,” ujar pakar transportasi Missika. Kendaraan dengan kendali otomatis sudah mulai memasuki dunia modern. Beberapa produsen kendaraan bermotor seperti BMW, Kia, Volkswagen dan General Motors tengah berlomba-lomba menghadirkan mobil tanpa sopir ke pasaran pada 2020.
LOGIN untuk mengomentari.
