in

Partai NLD Raih Mayoritas Mutlak

YANGON – Partai berkuasa yang dipimpin Aung San Suu Kyi, National League for Democracy (NLD), berhasil memenangkan mayoritas mutlak dalam pemilihan umum yang digelar Minggu (8/11) lalu. Kemenangan NLD ini dipastikan lewat pengumuman hasil resmi pemilu pada Jumat (13/11).

Sebelumnya pada Rabu (11/11) partai oposisi yang berpihak pada militer menyatakan menolak hasil pemilu dengan alasan adanya ketidakadilan dan meminta agar Komisi Pemilihan Umum Myanmar dibubarkan dan pelaksanaan pemilu diulang kembali. Tak hanya dari oposisi, kelompok hak asasi manusia (HAM) juga mengkritik pelaksanaan pemilu karena telah menghilangkan banyak pemilik hak suara.

NLD sendiri telah mengklaim kemenangan mutlak setelah mereka melakukan penghitungan sendiri dan klaim kemenangan ini disambut sorak sorai pendukung NLD yang merayakan kemenangan itu dengan memenuhi jalanan.

Berdasarkan hasil pemilu yang diumumkan KPU Myanmar menyatakan NLD memenangkan 368 kursi atau lebih dari 50 persen kursi di parlemen. Kemenangan NLD ini merupakan yang kedua kalinya setelah dalam pemilu 2015 partai ini pun meraih kemenangan mutlak.

“Tampaknya pemilik hak suara menyadari perlunya NLD mendapatkan cukup suara untuk membentuk pemerintahan sendiri,” kata juru bicara NLD, Myo Nyunt, seraya menambahkan bahwa kemenangan ini bisa membantu untuk meminimalkan konflik politik.

Dalam hasil pemilu juga diumumkan bahwa partai oposisi yang beraliansi dengan militer yaitu Union Solidarity and Development Party (USDP) hanya mendapatkan 25 kursi saja di parlemen.

Ucapan Selamat

Terkait pengumuman kemenangan NLD, pemerintah Jepang, India, dan Singapura, telah mengucapkan selamat pada Suu Kyi dan partainya.

Sementara para pengamat secara umum menyimpulkan bahwa pemungutan suara di Myanmar berlangsung dengan lancar meskipun perkiraan jumlah partisipasi pemilik hak suara masih rendah karena lonjakan kasus virus korona baru-baru ini.

Tetapi pengamat juga memberikan catatan bahwa komisi pemilu kurang transparansi dalam melaksanakan tugasnya dan menyayangkan pembatalan pemilu di banyak wilayah etnis minoritas dengan alasan keamanan karena pembatalan pemilu itu menyebabkan sebanyak 1,5 juta pemilih kehilangan hak suaranya.

Kelompok HAM juga mengecam pelaksanaan pesta demokrasi di Myanmar pada Minggu karena membuat hampir semua warga Muslim Rohingya termasuk yang masih tinggal di kamp pengungsi Bangladesh dicabut hak pilihnya bahkan dilucuti status kewarganegaraannya di Myanmar.

Walau reputasi internasionalnya tercoreng karena krisis Rohingya, Suu Kyi saat ini masih merupakan sosok yang dihormati secara luas di Myanmar. AFP/I-1

 

What do you think?

Written by Julliana Elora

Jenis – jenis Alat Berat untuk Konstruksi Jalan dan Daftar Harganya

Polisi Tangkap Seorang Pengedar Sabu di Langsa