PADEK.JAWAPOS.COM-Militer Israel telah memerintahkan 1,1 juta warga Palestina untuk pindah dari Gaza ke selatan dalam waktu 24 jam menjelang serangan darat yang diperkirakan akan terjadi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa perintah evakuasi tersebut merupakan “hukuman mati” bagi pasien rumah sakit yang rentan.
Juru bicara WHO, Tarik Jasarevic, mengatakan evakuasi dalam waktu singkat seperti itu adalah tindakan kejam karena banyak pasien bergantung pada alat bantu hidup.
“Ada orang-orang yang sakit parah dan cederanya berat .satu-satunya peluang mereka untuk bertahan hidup adalah dengan menggunakan alat bantu hidup, seperti ventilator mekanis,” kata Jasarevic seperti dikutip Al-Jazeera.
Perserikatan Bangsa-Bangsa juga menyoroti bahwa relokasi warga sebanyak itu tidak mungkin dan dapat memiliki konsekuensi buruk.
Diplomat utama Uni Eropa, Josep Borrell, menyebut perintah Israel sebagai tidak realistis. Sedangkan Hamas mendesak warganya untuk mengabaikan perintah tersebut dan menyebutnya sebagai propaganda palsu.
WHO mendesak pembukaan koridor kemanusiaan untuk memfasilitasi evakuasi orang yang sakit dan terluka, karena rumah sakit di Gaza berada pada titik puncaknya serta menghadapi krisis bahan bakar, air, makanan, dan pasokan yang menyelamatkan nyawa. Situasi ini membawa Jalur Gaza mendekati bencana kemanusiaan yang serius.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) juga menyuarakan keprihatinan mengenai memburuknya situasi di Gaza.
“Ketika Gaza kehilangan aliran listrik, rumah sakit pun kehilangan pasokan listrik, sehingga bayi baru lahir yang berada di inkubator dan pasien lanjut usia yang membutuhkan oksigen berada dalam risiko. Dialisis ginjal berhenti, dan rontgen tidak dapat dilakukan,” ungkap Fabrizio Carboni, direktur regional ICRC untuk Timur Tengah.
“Tanpa listrik, rumah sakit berisiko berubah menjadi kamar mayat,” tambahnya.(ajz)