in

Pembudidaya Madu Galo-galo Tertarik Tanam Kaliandra Merah. Ternyata Ini Penyebabnya…

PADEK.JAWAPOS.COM–PT Semen Padang memberikan 1.500 bibit Kaliandra Merah untuk dibagikan kepada kelompok tani di salingka Danau Maninjau, Kabupaten Agam.

“Nah, 1.500 bibit kaliandra merah ini baru tahap pertama. Artinya, akan ada ribuan bibit kaliandra merah yang akan dibagikan Semen Padang kepada kelompok tani di sakingka Danau Maninjau ini. Dan, para kelompok tani sangat senang bisa mendapatkan bibit kaliandra merah ini secara gratis,” kata Ketua YHLI Ardedi Tanjung, Jumat (21/7).

PT Semen Padang bersama Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh (PPNP) mensosalisasikan tanaman kaliandra merah kepada kelompok tani se-Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam.

Bertempat di Aula MDA Langguang, Nagari Koto Kaciak, sosialisasi yang digelar oleh Yayasan Hutan Lestari Indonesia (YHLI) itu, diikuti antusias oleh puluhan kelompok tani yang berada di daerah salingka Danau Maninjau. Hal itu, terlihat dari banyaknya kelompok tani yang datang, ingin tahu manfaat kaliandra merah.

Ketua Yayasan Hutan Lestari Indonesia itu mengucapkan terima kasih kepada PT Semen Padang yang getol dan telah mendukung sosialisasi tanaman kaliandra merah di Agam.

Ia pun juga menyampaikan latar belakang kenapa sosialisasi kaliandra merah ini dilakukan. Kata dia, kaliandra merah ini adalah tanaman ramah lingkungan dan sangat cocok ditanam di salingka Danau Maninjau.

Ditambah lagi, tidak butuh waktu lama untuk menunggu masa panen, dan di salingka Danau Maninjau juga sangat banyak lahan kosong.

“Ada sekitar 500 Ha lahan kosong di salingka Danau Maninjau ini. Dan, lahan ini lah yang akan kami manfaatkan untuk ditanami kaliandra merah. Karena, kaliandra merah ini sangat dapat membantu menambah pendapatan masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Kelompok Tani dari Jorong Lubuk Sao, Nagari Dama Gadang Koto Panjang, Kecamatan Tanjuang Raya, bernama Suhendri mengatakan dirinya tertarik ikut sosialisasi ini, karena tanaman kaliandra merah sangat banyak manfaatnya. Terutama, bermanfaat untuk menyuburkan lahan dan menahan erosi.

“Di areal pertanian kami, ada lahan yang miring dan berpotensi terjadinya longsor. Makanya kami tertarik dengan kaliandra ini. Apalagi dari paparan narasumber, disampaikan bahwa tidak ada bagian dari kaliandra merah yang tidak bisa dimanfaatkan. Kayunya untuk bahan bakar pengganti batubara, daunnya untuk pakan ternak, dan bunganya untuk ternak madu galo-galo,” kata Suhendri.

Peserta sosialisasi lainnya, Zul Abrar, yang mengaku berasal dari Lubukbasung. “Saya bukan dari Tanjung Raya, tapi dari Lubuakbasuang. Saya sengaja datang ke sini, karena saya pemerhati kelompok tani galo-galo Lubuakbasuang, dan saya tertarik dengan kaliandra merah ini, karena bunganya bermanfaat untuk konsumsi madu galo-galo,” kata Zul Abrar.

Di Lubukbasung, tambahnya, belum ada petani madu galo-galo yang memanfatkan bunga kaliandra merah.

“Jadi, saya akan dorong bagaimana petani madu galo-galo di Lubuakbasuang menanam kaliandra merah ini. Terutama di Jorong Anam Parit Panjang. Karena, di sana terdapat banyak masyarakat yang menjadi petani madu galo-galo,” pungkas alumni Sastra Indonesia Unand ini. (*)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Rektor UIN Ar-Raniry Lepas Kontingen ke PKM PTKIN di Jambi

Keunggulan Tinta Pemilu Berbahan Gambir yang Bisa untuk Printing dan Tekstil